Home / Artikel 1. Cara Asyik Mengelola Masalah

1. Cara Asyik Mengelola Masalah

1. Cara Asyik Mengelola Masalah

Projek Keluarga

Kamis, 01 Juli 2021

"Seberat apapun beban masalah yang kamu hadapi saat ini, percayalah bahwa semua itu tak pernah melebihi batas kemampuan kamu."

Projek Mandiri Teknologi untuk Ayah


Mengapa Perlu Ada Masalah?

Semua mahluk hidup yang ada di bumi ini tentu memiliki tantangan dan masalahnya sendiri. Hanya kadar masalah yang dihadapi pun berbeda, termasuk bagaimana kemudian menyelesaikannya. Menariknya, setiap tantangan dan masalah yang kita hadapi tuuh selalu ada jalan keluarnya. Entah didapat dari perenungan yang dalam, melihat dan belajar dari pengalaman orang lain atau memang berusaha mencari dan menemukan solusinya sendiri. Maka benarlah janji Allah ya di surat al Baqoroh:286


"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa),


“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan.


Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yan berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.


Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkau pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

Doa dan ungkapan yang indah bukan ?


Allah tidak membebani kita diluar kemampuan yang kita miliki. Percayalah, Allah Maha Tahu kadar kemampun kita. Kitanya yang kadang mengijinkan untuk mengkerdilkan diri sendiri bahwa kita tak mampu, kita tak bisa. Mungkin Allah ingin mengetahui seberapa kuat dan tegar kita dalam menghadapi masalah saat itu. Seberapa besar tingkat kesungguhan kita dalam menyelesaikan tantangan dan ujian yang sedang dihadapi. Yakin deh, Allah sudah janji kok di QS Al Insyiroh:5-6


Bahwa setiap ada kesulitan selalu ada kemudahan.


Mengapa ya, kok perlu ada kesulitan dulu kalau kemudian sudah tersedia solusinya? Mengapa harus muncul masalah dalam setiap lini kehidupan kalau ternyata kemudian kita bisa sejahtera dalam menjalankannya?


Yuhuuu… kita tuh sebetulnya perlu diverifikasi kadar kesungguhannya loh dalam menyelesaikan setiap ujian yang ada. Masalah itu ada menjadi bagian kita untuk tumbuh kuat dalam menjalani dan menyelesikan misi yang Allah titipkan pada setiap kita.


Dalam QS al Baqoroh:214 jelas Allah singgung tentang ini.

 “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”


Jleb banget yekaan, “emang kite ngrasa bakalan trus langsung masuk surga gitu tanpa adanya pembuktian kalau kita memang layak untuk surgaNya?”


Tiba-tiba saya jadi ngaca dan pengen nangis, Ya Allah, golongkanlah, rahmatilah dan perkenankanlah kami untuk berada dalam surga indahMu.


Nah, melihat dari ayat-ayat di atas, saat ini saya sedang belajar terus gimana ya cara menarik yang mudah dan runut serta bisa berdamai dan berani menghadapi setiap tantangan yang ada. Bagaimana ya caranya agar saya mudah menstrukturkan dan mengurai tantangan itu untuk kemudian berani ambil sikap sebagai solusi terbaik dan terdekat yang bisa dilakukan. 


Minggu lalu saya dan teman-teman di perkuliahan Bunda Salihah diperkenalkan dan diingatkan untuk belajar menggali, menemukan, berdamai dan menghadapi masalah dengan cara kita sendiri.


Bagaimana Caranya Mengelola Masalah?

Semua dimulai saat kita melatih untuk berani :


1. Tuliskan Semua

Buat saya, menuliskan sesuatu itu bisa menancap dalam kalbu, Mak. Hahaha. Karena saat menuliskan, semua indera bermain dan ikut merasakan. Belum lagi kalau yang dituliskan tadi ditempel di lokasi yang sering dan mudah terlihat. Makin jleb dah tuh. Maka belajar untuk menuliskan, mengamati, melihat dan merasakan masalah yang terjadi di diri sendiri, keluarga dan lingkungan itu menarik banget. Kadang saya ga ngeh kalau itu bagian dari tantangan yang harus kita urai dan temukan solusinya. Dodol banget kan sayaaah. Oia, Tulis semua masalah yang mengganggu kita. Buat emak yang mau mencoba menuliskan masalahnya, bisa loh dimulai dari bagan seperti ini :


img-1625143294.jpg


2. Identifikasi masalah lebih detil

Bertanyalah pada diri sendiri, dari semua permasalahan yang sudah dituliskan tadi, mana sih tantangan atau masalah yang ingin kita selesaikan lebih dahulu? Pilih yang prioritas dari semua yang muncul. Pilih satu yang ingin segera dieksekusi solusinya. Bingung? Aiih, pasti bingung, Karen kita mungkin merasa semua perlu disegerakan. Tapi masa iya, semua harus diselesaikan dalam satu waktu, enggak yekaan. Empat kuadran prioritas seperti di bawah ini, membantu saya menemukan prioritas penting mendesak. Mungkin bisa dicoba ya Mak. Mana aktivitas yang masuk di masing-masing kuadran. Kalau kemudian sudah selesai dilaksanakan, maka pindahkan kuadran sebelumnya ke kuadran berikutnya. Pindahkan aktivitas yang ditulis di kuadran dua ke kuadran satu. Begitu seterusnya. Sstt... kuncinya satu ya, kudu konsisteeen, Esmeraldaa... Hahaha.


img-1625143456.jpg


Kalau sudah menemukan tantangan atau masalah yang ada di kuadran no 1, lanjutkan saja dengan menuliskan detilnya. Dibuka dengan pertanyaan; "Bagaimana saya tahu kalau ini masalah buat saya?". Untuk memudahkan, bisa pakai templet seperti di bawah ini loh untuk membantu merunutkan pola pikir kita dalam menemukan masalah.


img-1625143652.jpg


3. Buat perencanaan sederhana untuk menyelesaikannya

Yess, ini penting dan perlu banget untuk belajar merencanakan apa yang akan kita lakukan terhadap masalah itu. Bagaimana kita tahu kalau ternyata masalah yang sedang menjadi prioritas kita itu selesai? Macem tujuan yang seperti apa sih kalau nanti ternyata masalah kita selesai? Saya menuliskannya seperti ini saat masalah prioritas yang saya pilih tadi :


img-1625144983.jpg


4.Buat Statmentnya

Whaat? Mengapa harus bikin statement segala seeeh. Yuhuuu, itu artinya kita sudah yakin dan memastikan bahwa tantangan itulah yang akan kita prioritaskan. Kita tak akan pindah ke lain hati, belajar untuk fokus pada satu keputusan kita sendiri untuk menyelesaikan. Lalu, apa statement saya? Hihih, Here we Go!


img-1625145871.jpg


5. Temukan akar masalahnya

Naah, biasanya setelah kita tuliskan dan runutkan seperti dari no 1-4, kita akan mulai mendapatkan titik terang, sebetulnya, apa sih akar masalahnya dari tantangan yang kita prioritaskan itu? Kadang yang tampak di permukaan bukanlah inti dari masalah yang pilih, tapi ada hal lain yang jauh lebih besar dari itu. Ini adalah bagian yang paling menantang buat saya dalam menentukan akar masalah. Karena perlu banget meres otak untuk kemudian belajar bertanggung jawab atas pilihan sendiri. #lap keringet


img-1625146032.jpg


Nah, jadi sudah mulai kelihatan ya mak, runutan cara menemukan masalah dan akar masalahnya. Buat sebagian orang yang berpikiran loncat macem saya tuh, membuat runutan seperti ini jadi terbantu banget, walau pertamanya perlu effort lebih untuk mikir. Hahahaha. Apalagi kalau kemudian menuliskannya dan orang lain bisa membaca apa tantangan yang sedang saya prioritaskan. Yuhuuu.. tantangan berikutnya yeuh. Tapi akhirnya saya harus belajar menerima dan berdamai untuk selalu beriringan dengan tantangan yang sedang dihadapi. Saya harus berani memulai untuk kemudian menyelesaikannya dengan cara saya sendiri dan mulai belajar untuk merubah menstrukturkannya dengan baik.


Oke, inkonsistensi tanggungjawab yang membuat program keluarga tidak berjalan menjadi akar masalah yang harus saya selesaikan. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Sebagai manajer operasional di rumah Azkail belum berjalan dengan baik.


Maka saya makin yakin bahwa setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Allah itu dekat maka minta lah pertolongan padaNya.  Allah pun tak akan mengubah suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubahnya. Kalau masalah sedang menghampiri kita, percayalah, bahwa solusinya pun turut serta di dalamnya.


Maka pilihannya, mau berubah atau kalah.

Jurnal1 bunda salihah
cek keseruan materi ini di www.ibupembaharu.com

Komentar

  • Gina Hendro

    Selasa, 06 Juli 2021

    Tjakep Mak... Jadi inti permasalahannya adalah, Pelaksanaan Project Kolaborasi bersama Paksu., yaa? Hmmm, project apakah ituuuu? *kepo saiah... hahaha

    • Admin

      Selasa, 06 Juli 2021

      iya maaak.. keasyikan dengan mainan sendiri dan anak-anak. paksu meuni ngalah pisaaan..hehehe sekarang saatnya tak pindah ke lain hati. kembali ke leptoop. hahahaha mari kita mainkaaan

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial