Home / Artikel Belajar Bersama Kelas Bunda Sayang

Belajar Bersama Kelas Bunda Sayang

Belajar Bersama Kelas Bunda Sayang

Komunitas Ibu Profesional

Minggu, 26 November 2017

Cerita seru dibalik layar


Menjadi fasilitator itu seperti naik roller coaster loh. Ada saat menggembirakan, perlu sesekali merayakan dengan berteriak, ada ketika jalan adem ayem aman tentrem atau bahkan ada sisi deg-deg annya. Walau kita tahu bakalan sampai ke ujung, tapi proses yang dilalui itu loh yang bikin banyak warna belajar. Memfasilitasi keseruan melakukan tantangan bareng ibu-ibu hebat itu perlu stamina tingkat dewi. Kenapa? karena tak hanya saat materi dan camilan disampaikan, diskusi itu selaluu on fire. Ada saja ilmu dan pengalaman baru saya dapatkan di kelas online. 


Berkumpul dengan orang-orang yang memiliki aura yang sama itu menular. Maka mencari dan akhirnya dipertemukan di kelas ini membuat saya bolak balik bersyukur. Banyak sekali diingatkan akan mendidik anak, bagaimana bertutur dan managemen kelas. 


Yang paling seru buat saya adalah saat menjelang akhir pengumpulan tantangan. Biasanya disitu hati dan pikiran bermain. Saatnya saya naik roller coaster yang paling atas menuru tujunan menikuk tajam. Ada rasa gemes misalnya saat mengetahui peserta yang sebetulnya bisa lulus, tapi ternyata tidak. Atau saat seharusnya ia bisa mengirimkan laporan tepat waktu, lalu ternyata ada kendala sinyal. Saat pengumpulan laporan yang kelewat beberapa detik dari batas akhir itu nyesek, mak.


Tak pernah bosan saya dan perangkat kelas woro-woro dan mengingatkan untuk tidak mengumpulkan di batas akhir jam setoran. Kadang internet down, sinyal sulit dan sebagainya. Tapi saat seperti inilah kemampuan kita diuji. Kesabaran dan ketekunan meningkat tajam. Beberapa kebiasaanmengerjakan laporan dibatas akhir maksimal dan dikerjakan sekaligus, masih terulang. Mungkin karena kesibukan masing-masing yang berbeda membuatnya harus melakukan itu. Tapi apa iya 24 jam tak bisa menuliskan sekitar 15 menit saja progres tantangan? Kalau sudah begini, biasanya saya bercermin. Saya pernah menempati posisi seperti mereka, bahkan hingga saat ini. Jadi saya mengerti betul hecticnya mengerjakan laporan tertulis harian. Justru di sinilah tantangan terbesarnya. Ya, menulis, menarasikan aktivitas kita hari itu. Untuk kemudian disetorkan laporannya ke dalam link yang sudah disiapkan.

Mengikuti kuliah online seperti ini untuk jangka waktu satu tahun, memang butuh kesabaran dalam mengerjakan tugas dengan konsisten. Saya percaya, kalau sebetulnya tantangannya dikerjakan. Namun menulislah hal yang dirasa paling sulit dilakukan. Ya, menulis tu juga termasuk keterampilan. Kalau keterampilan itu bisa dilatih. 


Jadi, hingga saat ini saya selalu bersyukur dipertemukan dengan kelas ketjeh ini. Saya banyak belajar dari peserta





Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial