Home / Artikel Buku Portofolio Anak

Buku Portofolio Anak

Buku Portofolio Anak

Review Buku Parenting

Kamis, 27 Desember 2018

"Semua anak itu terlahir hebat.  Pertanyaannya, maukah kita belajar memantaskan diri menemani anak hebat itu atau tidak?" Septi Peni Wulandani



Memiliki rekam jejak anak itu seru. Rekam jejak? Iya, rekam jejak. Kalau bahasa kerennya sekarang tuh portofolio. Menemani anak tumbuh dan berkembang itu seperti naik roller coaster. Selalu banyak kejutan dalam setiap perkembangannya. Bila diingat-ingat, ada banyak sekali ruang kejutan, wadah bonding dan masa bercerita. Perkembangannya bisa dirasa, dilihat dan direfleksikan dari hari ke hari, bulan ke bulan bahkan tahun ke tahun. Kadang naik kadang turun. Kadang deg-deg-an, kadang tanpa tanda cerita. Dan tau-tau anak udeh gede aje.  Kalau kemudian banyak hal yang terlewati, nyeselnya belakangan. Sedihnya ga ketulungan. Bersyukurlah mak diberi amanah anak-anak yang emang sudah hebat dari sananya. Buat emak yang sedang menanti buah hati, tak doakan dari lubuk hati terdalam, semoga doa dan usaha emak diberikan kemudahan oleh Allah.


Kadang ya, pertanyaan iseng tuh suka muncul gitu pas lagi mikirin portofolio. #plak

Kenapa dulu ga begini, kok dulu saya begitu ya ke anak-anak.

Eh, itu kapan ya kejadiannya? kok saya lupa.

Si kakak bisa bikin seperti itu sejak kapan?


Ya ampuuun, banyak waktu terlewat yang kadang kita baru sadar saat melihat anak tetangga sudah sampai di ujung jalan. Pas ada moment penting di sekolah kita baru ngeh ada sesuatu yang berbeda dengan anak kita. Atau bahkan yang tahu keunikan dan kelebihan lain anak kita malah dari guru atau tantenya. Tapi itu mungkin akan sedikit berbeda kalau kita belajar mengamati perkembangan mereka, belajar merekam-dalam bentuk apapun, tentang mereka, belajar menuliskan keseruan tentang mereka. Belajar menemukan dot to dot, mak. Selalu belajar bersama mereka dalam connecting the dot in every single dayPercayalah, saya sudah merasakannya. Bagaimana saat anak-anak pra baligh sampai usia 18 tahun sekarang ini, portofolio sangat membantu saya dan suami dalam mendiskusikan apa minat dan bakatnya. Membantu menemukan apa yang ia butuhkan berdasarkan data-data yang ada. 


Menjadi orang tua adalah nikmat tak terhingga untuk kita. Mau itu lahir dari rahim sendiri atau bukan, anak tetaplah bagian yang selalu mampu memberikan warna berbeda dalam keluarga. Maka merangkum setiap perjalanan kehidupan mereka itu menjadi bagian penting buat saya dalam menemaninya menemukan keunikan yang melekat pada dirinya. 


18 tahun yang lalu, saya menemukan sedikit sekali buku yang siap pakai untuk merekam perkembangan anak di toko buku. Buku yang tinggal tulis tentang perkembangan anak day by day gitu. Ada beberapa yang cocok dari segi isi namun tidak dalam pengkategorian keunikannya. Tapi waktu itu, agar tak hilang momennya, saya menggunakannya juga untuk menyimpan seluruh proses perkembangan anak-anak. Sayangnya buku itu hanya merekam dua tahun perkembangan anak saja. Artinya, saya harus membuat sendiri buku lanjutan untuk tahun-tahun berikutnya. Seru sih bikin ala kebutuhan kita sendiri. Maaak, bikin portofolio sendiri tuuh membutuhkan effort yang luar biasa. Simak curcolan saya  tentang lika liku bikin portofolio bareng anak di sini 


Tahukah, mak, kalau saat ini sudah ada buku portofolio keren yang pernah saya impikan dulu saat anak-anak kecil? Ya, tahun lalu saya ikutan pre ordernya. Dan saya langsung beli dua. Padahal belum lihat isinya. Hanya gambarannya saja yang saya dapatkan saat itu. Pikir saya, kalau tak sesuai dengan apa yang saya harapkan, ya paling saya kasih ke orang yang membutuhkan. Atau nanti untuk cucu. Hahaha. Ini dia penampakannya.


img-1545914315.jpg


Buku yang bener-bener full colour ini super duper 'isinya'. Daging loh kalau kita menuliskan dan merekam perjalanan anak-anak dengan mengikuti alur yang telah dibuat sang penulis. Dah tinggal nulis, ga perlu mikir yang aneh-aneh. Praktis. Buku ini menuntun kita untuk menemukan minat dan bakat anak kelak. Dibantu dengan tools dan penjelasan di akhir buku tentang talent mapping-nya Abah Rama, Pandu 45-nya bu Septi Peni-pak Dodik dan fitrah based education-nya ust Harry Santosa. Memang sih,  akan jauh lebih baik bila Anda tahu dan pernah mengikuti penjelasan 3 sumber tadi. Karena akan membantu Anda menemukan benang merah dalam penelusuran minat dan bakat anak sejak dini lebih dalam lagi.


Tapi ga usah khawatir kesulitan menuliskan portofolio anak sekalipun Anda belum pernah mendengar tentang salah satu sumber buku itu. Karena sang penulis sudah membuatkan peta dan tahapannya dengan sangat detil dan lengkap. Tak hanya mendeskripsikan biodata detil tentang anak itu seperti apa dan bagaimana kita mengenalnya, namun tambahan untuk memperkaya dokumentasi dalam bentuk foto pun disediakan, walau tak banyak. Buat Anda yang penasaran seperti apa isi bukunya, coba lihatlah daftar isinya yang bikin mata berbinar-binar (saya ini mah. Hahaha)


img-1545918081.jpg

Lengkap ya mak

img-1545918125.jpg



Buat saya, buku ini memang buku panduan menemukan minat dan bakat anak. Sangat membantu menemukan benang merah dari semua kegiatan, kesukaan dan keunikan anak. Kita akan terbantu melihat aktifitas mana yang anak suka dan bisa lakukan dengan enjoy sampai kemudian menjadi mahir di keterampilan tertentu. Buku portofolio ini memang harus ditulis rekam perkembangan anak-anak oleh orang tuanya. Mulai dari jurnal kegiatan anak, sisi unik anak dalam setiap usianya, arah diskusi saat menambah pengetahuan dan pengalaman anak, semua 'tinggal' menarasikan saja. 'Tinggal' menuliskan saja apa yang telah kita amati. Bayangan saya, sebelum dituliskan di buku portofolio ini, kita perlu semacam notes kecil atau papan tulis untuk mencatatkan keunikan anak saat menemukannya agar tak lupa saat nanti medeskripsikan di buku.


Tak berhenti sampai sini, penulis pun membantu kita untuk mencantumkan projek-projek yang anak-anak lakukan. Yang menarik, di bagian belakang buku, kita dibantu untuk menemukan aktifitas yang 'gue banget' nya anak-anak. Untuk Anda yang belum pernah mendengar, membaca atau bersinggungan dengan bahasa bakat pada talent mapping, mungkin perlu beberapa kali mencerna penjelasan panduannya di buku ini.  Seperti kolom-kolom observasi bakat dan tarik pola.  Adanya kolom ini sebetulnya diharapkan untuk membantu menemukan benang merahnya semua aktifitas, gaya belajar dan sebagainya tentang perkembangan dan keunikan anak. Nah, inilah yang perlu difahami berulang sebelum mengisi. Mungkin perlu dibuatkan satu contoh aktifitas dan seterusnya pada kolom-kolom itu. Membantu orang tua yang belum pernah bersentuhan dengan istilah dan penjelasan bahasa bakat, passion, mentor atau pun bagaimana mengobservasi kegiatan anak.


Karena buku ini hadir saat anak-anak saya usia 17 tahun (saat itu), maka saya langsung skip banyak halaman untuk kemudian masuk pada bagian projeknya. Bagian paling belakang. Hihihi. Karena bagian ini-lah yang masih hangat didiskusikan dan dilakukan oleh anak-anak. Sepertinya akan makin lengkap kalau ada  lembar khusus atau lembar tambahan untuk kumpulan nama founder,  alamat, no hp, email, keahlian/spesifikasi perusahaan/founder di halaman sebelum daftar list mentor anak. Tambahan ini bisa menjadi rekam informasi bagi orang tua (saya sih lebih tepatnya. hehehe). Karena kan tidak semua yang kita hubungin itu bersedia menjadi mentor anak belajar. Mungkin saat itu, belum pas untuk dititipkan belajar/magang, tapi akan berguna saat usia anak bertambah atau saat skill sudah terasah dan adab terhadap orang lain sudah selesai. Jadi tak hanya menuliskan data mentor yang berhasil dikunjungi anak saja. Macem bank data lah ya. 


Ssttt... ada bonus software keren loh. Software yang diberikan memang semacam kumpulan form. Kita tinggal input semua data yang kita inginkan. Sayangnya belum ada pilihan untuk bisa langsung di print out atau convert data dalam bentuk PDF ataupun sejenisnya Mengapa diperlukan? Saat anak-anak akan kita titipkan pada mentor, perlu CV sederhana atau aktifitas apa saja yang sudah dilakukan anak, yang akan kita kirimkan pada calon mentor, bukan? Nah, bila data-data itu bisa disederhanakan menjadi bentuk lain, PDF misalnya, tentu memudahkan lagi bagi kita saat memproses tempat anak belajar.  Termasuk data lokasi belajar/magangnya anak-anak perlu juga ada pilihan print out-nya. Jadi ga perlu buka leptop dulu untuk sekedar mengecek alamat atau data calon mentor. Oia, ini dia tampilan software kerennya.


img-1545928635.jpg


Tampilannya lucu, cocok banget untuk anak-anak ya. Kalau ada maskotnya, lucu juga ya. Softwarenya lengkap, sama seperti isi buku portofolio tapi dalam bentuk virtual. Kita bisa memasukkan gambar juga loh. Jadi lebih seru kalau ngajak anak yang memilihkan gambar yang ingin ia pilih untuk dimasukkan ke dalam portofolionya. Seandainya software ini bisa dikembangkan lagi menjadi sebuah aplikasi berbayar. Yang dengan sekali sentuh, kita bisa langsung memasukkan deskripsi dan foto anak melalui gadget. Tentu ga terlalu repot buka leptop atau nulis di buku. Tinggal foto dan beri caption tentang aktifitas unik anak yang kita temukan lalu aplot ke aplikasi portofolio berbayar itu.


Entahlah. Saya ga ngerti jenis atau nama teknologinya, hanya bermimpi, mungkin ada yang bisa menemukan missing linknya saat si baligh sudah bisa membuat portofolionya sendiri seperti ini  dengan mengambil data dari software atau buku portofolio yang ada. Portofolio  itu dibuat sendiri oleh si sulung dengan mengambil data yang telah saya kumpulkan sejak ia masih bayi. Dan ternyata, untuk saat ini, tempat-tempat magang, perusahaan dan profesional lebih melihat portofolio anak dari pada selembar ijazah, mak. Saya merasakan betul manfaat merekam dan mendokumentasikan jejak perkembangan anak. Kalau ada aplikasinya sepertinya akan memudahkan banget, ya. 


Mak...

Merekam dan mendokumentasikan jejak perkembangan anak itu sangat berpengaruh dan terasa betul manfaatnya saat mereka baligh. Misalnya, bisa menjadi bahan diskusi dengan anak terkait pemilihan les ini itu, belajar sana sini berdasarkan rekam dokumentasi yang telah kita siapkan sejak dini akan sangat membantu. Biasanya di usia pra baligh, anak sedang puncak-puncaknya penasaran mencoba ini itu. Bila rekam jejaknya dan sedikit benang merah sudah mulai terlihat, mengarahkan aktifitas berdasarkan itu semua, akan jauh lebih mudah. Itu yang saya rasakan. Menambahkan dengan dokumentasi atau bukti fisik yang tak tercantum dalam buku portofolio, akan jauh lebih baik untuk mendukung dan meyakinkan atas apa yang selama ini kita amati. Misalnya hasil karya ini  


Dan buku portofolio seperti ini yang ditambah bonus softwarenya, amat sangat membantu kita, orang tua yang sedang belajar memantaskan diri menemani anak-anak tumbuh dan berkembang sesuai keunikan yang dimilikinya. Karena dengan menulislah semua pengalaman dan pengetahuan itu akan diikat dengan baik. Tak ada kata terlambat untuk memperbaik cara kita menemani mereka tumbuh dan berkembang.


Judul buku : Buku portofolio anak

Penulis       : Andita A Aryoko dan Choirul W Syamsudin

Penerbit     : Aryoko Indonesia

Jumlah halaman isi : 272 halaman

Bonus       : software portofolio dan aplikasi  QR & barcode di playstore tentang parameter perkembangan anak dan checklist indikator perkembangan anak (ini keren sangat. ada indikator pencapaian minimal dalam tahapan perkembangan di 5 tahun pertama anak. Biasanya, saat baru memiliki anak, kita aware banget terhadap progres perkembangannya. Nah ebook ini membantu kita menjadi guideline dengan cara yang lebih mudah)


Terima kasih mba andita dan ayah Syafiqa yang sudah menghadirkan buku keren seperti ini.

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial