Home / Artikel Cara Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

Cara Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

Cara Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

Review Buku Parenting

Jum'at, 22 November 2019

" Ketika si sulung berusia 3,5 bulan, saya pernah membaca salah satu surat di al quran juz 30, (ada sebuah surat yang sering saya baca saat ia masih dalam kandungan), tiba-tiba ia menoleh dan memandang saya. Seolah mengikuti irama bacaan al quran itu. Mulutnya bergerak dan mulai mengeluarkan suara seolah mengikuti saya mengaji. Saya berhenti, ia pun berhenti mengeluarkan suara. Kejadian ini berulang di beberapa waktu berikutnya."


Karena kejadian itu, saya kemudian berusaha mengingat-ingat kembali apa yang telah dan pernah saya lakukan. Ternyata saya pernah rutin melakukan, mempraktekkan sesuatu yang saya baca dan pelajari dari sebuah buku karya F Rene Van de Carr dan Marc Lehrer. Buku itu mengupas tentang cara baru mendidik anak sejak dalam kandungan. Judulnya menarik, di halaman kata pengantar pun juga tertulis huruf besar, "Mengapa harus  menunggu sampai dia 'hadir' ke dunia?".  Sekalipun ini adalah buku terjemahan, namun bahasa yang digunakan sederhana banget, dan diterjemahkannya juga enak dan mudah dimengerti. Saya menikmati sebagai ibu hamil saat itu. Karena ini buku terjemahan dan hasil penelitian, sebelum membaca tentu kita harus pinter-pinter untuk memilah mana yang sesuai dengan ajaran yang kita anut ya.


Buat calon ibu baru, buku ini sangat membantu saya dulu.  Buku yang hadir memberikan informasi hasil penelitian beberapa tahun terakhir mengenai apa yang perlu dipersiapkan dan dilakukan sebelum kehamilan, saat kehamilan dan pasca melahirkan. Menarik. Karena tahun itu, belum ada buku serupa yang saya temukan. Stimulus pralahir apa yang bisa mempengaruhi janin kelak? Bermanfaat ga sih stimulus pralahir untuk dede bayi? Apa yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk menstimulus calon bayinya?


Di buku ini juga dijelaskan bagaimana mengurangi mual, menularkan selera, makanan apa saja yang menyehatkan untuk calon bayi dan mamaknya. Yang paling menarik adalah kalau kita menginginkan jenis kelamin tertentu, ada makanan-makanan yang bisa dikonsumsi loh. Kalau mengharapkan laki-laki, apa yang harus dikonsumsi ibu dan ayahnya. Demikian juga kalau mau anak berjenis kelamin perempuan. Jadi ternyata, sejak 20 tahunan yang lalu tuh, sudah ada penelitian pengaruh makanan terhadap jenis kelamin ya. Hihihi. Menarik, walau akhirnya penentuan jenis kelamin adalah hak Allah yekaaan.  


Yang paling saya suka dari buku ini tuh panduan week by week perkembangan janin. Saya jadi jadi tergambar perkembangan janin dari minggu per minggu, bulan per bulan. Kita diajarkan tak hanya untuk memperbanyak konsumsi makanan tertentu, tapi juga digambarkan bahwa di week itu, janin sedang tumbuh pendengarannya, misaaaal. Maka asupan apa yang paling dibutuhkan. Stimulusnya dengan mulai memperbanyak mendengarkan suara ayah ibunya dan suara ibunya mengaji misaaaal. Kalau dalam agama islam, di bulan keempat, Allah tiupkan ruhnya pada janin. Artinya, terkait usia, rezeki, jodoh dan kematian pun langsung tertulis di lauhul mahfudz. Nah saat itulah, sebagai ibu, makin perbanyak ibadah, berdoa minta kebaikan untuk sang buah hati. Tapi jangan di bulan ke empat aja kut beribadahnya. :)


Sekitar usia 12 minggu, janin tadi sudah tampak seperti bayi. Anggota tubuh makin membesar, di usia inilah ibu hamil bisa menikmati stimulus permainan yang seru dengan si calon bayi. Saya suka di bagian ini. Jangan dikira ia tak mengerti apa yang kita sampaikan loh. Ia akan merespon beberapa detik kemudian setelah kita ajak ngobrol atau kita ajak main. Ah, buku ini membuka mata saya bahwa kehamilan itu adalah sebuah kenikmatan yang Allah berikan untuk seorang wanita. Bersyukur sekali.

img-1574407212.jpg

Termasuk menstimulus pembelajaran kata dan angka loh. Bagaimana caranya? Saya sarankan, baca dan praktekkan buku ini. 


Pernah dengar tentang kekuatan musik mozart bagi perkembangan otak anak? Di buku ini disinggung sedikit tentang hal itu. Sang penulis menyebutkan tempo nada tertentu pada instrument mozart yang bisa menenangkan dan memberikan rentang perhatian lebih lama bagi calon bayi. Penasaran dong saya. Kenapa ga memperdengarkan al quran saja pada calon bayi (diluar suara ayah bundanya ya). Kemudian saya cari ketukan/irama yang mirip-mirip dengan instrumen mozart tadi. Masya allah, barokallah, ketemu dah. Bahagia dan kenikmatan itu ga bisa diungkapkan saat kita bisa berinteraksi langsung dengan mahluk hidup yang ada di dalam perut kita. Bisa diajak bermain, bercerita dan sejenisnya. Buku ini membantu saya menemukan kenikmatan ibu hamil dengan cara yang luar biasa.


Kalau sejak dalam kandungan anak sudah bisa menangkap informasi apa yang ada di dunia 'luar', maka ciptakanlah dunia 'luar' yang ingin kita bagi pada anak-anak kita kelak. Karena bahagia itu kita yang menciptakan.

Jadi, mau hamil lagi, mak? Hihihi

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial