Home / Artikel 99 Cara menjadikan Anak Keranjingan Membaca

99 Cara menjadikan Anak Keranjingan Membaca

99 Cara menjadikan Anak Keranjingan Membaca

Review Buku Parenting

Senin, 13 November 2017

Mak...

Pernah punya pengalaman saat membacakan anak cerita, saat emaknya sudah bersuara macam-macam mengikuti jalan cerita, lah, anaknya malah loncat-loncat ga karuan. Ga fokus jadinya.

Pernah ngrasain lagi enak-enak cerita trus ditinggal main sendiri sama anak?

Pernah tahu rasanya bagaimana buku baru trus dilempar dan disobek  anak karena ga sabaran membuka halaman berikutnya?

Tahu kaan rasanya kalau anak ga suka baca padahal sudah dibelikan aneka model cover dan judul menarik? Dan buku itu dicuekin aja.

***

Rasanya pasti nano-nano ya, mak. Ada keinginan terpendam dari kita, orang tua, untuk membuat sang anak mencintai buku dan ujungnya adalah suka membaca. Namun apalaah daya kalau ternyata kemudian anaknya sama sekali ga suka baca buku. Jangankan baca, menyentuhnya juga harus dimotivasi kuat. Sekalipun kita sudah berbusa cerita ke anak bahwa buku adalah jendela dunia, segala sesuatu bisa kita ketahui dengan membaca.

Lalu apa yang harus kita lakukan agar anak senang dengan buku?

Sekarang kan zamannya online, tersedianya TV kabel, masih harus membaca buku, gitu? 

Anak saya tidak suka membaca tapi suka sekali dibacakan buku cerita, bagaimana caranya menggeser dari dibacakan cerita hingga menjadi membaca cerita sendiri?

Kalau di rumah sudah mulai dikenalkan buku, bagamana bila ternyata di sekolah tidak seperti itu, apa yang harus kita lakukan?

Anak saya sudah remaja, ada ga sih cara khusus agar remaja tertarik dengan membaca?


***

Pertanyaan-pertanyan d atas juga kadang merasuki pikiran saya saat mendapati si sulung yang tidak suka membaca buku. Saya tergeletik dengan salah satu judul buku yang isinya ternyata masih relevan dengan kondisi sekarang, yaitu "99 cara menjadikan anak anda "keranjingan membaca". Buku ini bisa menjadi pegangan orang tua ataupun guru di kelas. Di buku setebal 176 halaman ini memberikan 99 cara agar anak menjadi suka membaca. Buku karangan Mary Leonhardt ini diterjemahkan dari 99 Ways to Get Kids to Love Reading and 100 Books They'll Love. Saya dulu beli tahun 2003, cetakan ketiga yang diterbitkan oleh penerbit kaifa. Saya baca kembali buku ini ternyata cara-cara yang ditawarkan masih sangat relevan hingga saat ini.


Seorang guru yang telah mengajar bahasa Inggris lebih dari 25 tahun ini, miris melihat tidak adanya tauladan dari orang dewasa di sekitar anak, terkait membaca. Menurutnya, anak-anak itu butuh sosok yang diteladani dan perlu sesering mungkin ditunjukkan kepada mereka tentang kebiasan membaca. Jangan hanya menyuruh anak untuk menjauhkan gadget kepada buku, sementara orang tua tidak memberikan alternatif kegiatan pada anak. Orang tua, adalah sumber utama perilaku yang pantas mereka fotokopi di dalam diri anak. Mereka menyimpannya dengan cara mempraktekkan secara berulang-ulang hal yang mereka lhat dan mereka dengar.


Buku ini mungkn bisa menjadi 'obat' yang sedkit menolong dan menyembuhkan emak-emak yang ingin membiasakan anak menjad suka membaca. Plih saja beberapa resep dari 99 cara yang ditawarkan oleh Mary, seusaikan dengan kebutuhan emak ya.


Di bagian pertama, Mary memberikan 10 alasan utama mengapa kita harus menumbuhkan cinta baca pada anak. Dibuka dengan 'why', memotivasi pembaca, mengulk rasa kebutuhan pembaca terkait tujuan dari perubahan yang ingin dilakukan. Ini menarik, karena biasanya, buku-buku yang menawarkan berbagai tips, to the point atau mungkin hanya menggambarkan secara global apa yang akan kita dapatkan setelah membaca buku itu. Tapi, buat emak yang ga suka bertele-tele, Mary menyajikannya dalam bentuk yang mudah dbaca dan dipraktekkan.


Buku ini disusun runut sekali, mak. Di bab pertama selain tadi memberikan poin why nya, ia juga menyampaikan kiat-kiat menumbuhkan cinta baca untuk usia prasekolah, SD dan remaja. Apa yang harus dilakukan di rumah, bagaimana bila masalah TV dan komputer ternyata lebih menarik untuk anak, apa yang harus dilakukan guru di sekolah terkait menumbuhkan minat baca. Bab pertama sudah membangun eneg positif, yang membuat pembaca untuk terus membuka dan membuka halaman buku ini unutk mengkutinya.

Bak jamur di musim hujan, banyak sekali buku-buku yang lahir dari ragam penerbit. Kita pun dibuat bingung dalam mencarikan buku yang tepat untuk anak. Tepat dan juga aman ya, mak. Nah, di bab terakhir buku ini,  yang paling saya suka dan masih sering ngintip sampai sekarang adalah, Mary memberikan 100 referensi buku dan genre yang tepat untuk usia anak-anak kita loh. dberikannya gambaran isi buku yang disarankan, apa judulnya dan siapa pengarangnya. Asyik kaan. Oh iya, karena ini buku terjemahan, otomatis, semua referensinya adalah buku-buku asing. Tapi bisa dilacak kok di nternet seperti apa bukunya, jadi kita masih bisa mencarikan buku serupa di Indonesia.


img-1510615531.jpg



Tenaang, di akhir buku, penerbit kaifa juga merasakan kegalauan untuk emak-emak model saya yang maunya referensi buku-buku Indonesia. Nih buktinya..., jadi, ga perlu khawatir ya. Mungkn referensnya adalah buku-buku apdet saat itu, tapi bisa kita sesuaikan dengan buku-buku serupa saat ini kok. Penjelasan ragam bukunya cukup detil. Namun sayangnya, penerbit kaifa tdak memberikan referensi buku untuk anak sesuai dengan usianya seperti yang dilakukan Mary pada bab sebelumnya.


img-1510616152.jpg

Satu yang perlu digaris bawahi adalah bila kita, sebagai orang tua atau guru telah memberikan lingkungan yang bisa membuat anak tertarik untuk, minimal, menyentuh dan membuka lembaran buku. Namun sebagai orang dewasa tidak memberikan tauladan, maka buang jauh mimpi ingin membuat anak cinta membaca.

Karena seyogyanya, membaca itu adalah pembentukan kebiasaan yang perlu dilatih terus menerus dan didukung oleh lingkungan yang sewarna. Tak hanya itu, jangan pernah berhenti memberikan stimulus pada anak. Karena membaca itu tak hanya membaca buku dalam arti yang sesungguhnya, namun, membaca ayat-ayat kauniyah yang tersebar di sekitar kita juga pelengkap luar biasa dalam menanamkan habit membaca. Kenalkan pada anak membaca lingkungan sekitar, bagaimana proses terjadinya hujan, apa manfaat Allah menciptakan matahari untuk kita, bagaimana cara kita berterima kasih pada orang lain dan sebagainya. 

Karena seruan 'iqro' tak berhenti dengan sekedar membaca buku, namun dilanjutkan dengan membaca ayat-ayat kauniyah yang lain. Bisa berupa ayat/tanda penciptaan bentuk benda, kejadian atau peristiwa yang ada di alam ini. Agar kita menjadi manusia yang selalu bersyukur kepada Sang Pencipta, Allahu Robbi


Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial