Home / Artikel Cara Positif Mereview ala Bunda Salihah

Cara Positif Mereview ala Bunda Salihah

Cara Positif Mereview ala Bunda Salihah

Komunitas Ibu Profesional

Senin, 12 Juli 2021

"Kebanyakan tantangan dalam kehidupan memiliki solusi yang sederhana. Terkadang Anda hanya perlu mundur dan melihat situasinya. Pandanglah dari sudut yang berbeda untuk mendapatkan perspektif terbaik." - Greg S. Reid


Ini menarik banget sih apa yang disampaikan seorang enterpreuner yang menjadi CEO di beberapa perusahaan di Amerika Serikat terkait tantangan yang kita hadapi dalam hidup. Ada banyak sekali tantangan yang sering membuat kita tak berkutik, gemeees banget pengen melakukan sesuatu tapi bingung mau mulai dari mana atau bahkan tak tahu kalau itu menjadi tantangan hidup, saking cueknya kita terhadap lingkungan sekitar. Kalau mau kita tuliskan, sebetulnya banyak loh tantangan yang kita temukan di lingkungan sekitar kita.


Nah, saya punya sahabat dumay yang tinggal di kota Malang yang sepertinya senang sekali berbagi. Kenapa saya bisa bilang begitu? Walau baru sebatas browsing media socialnya aja, saya sudah sedikit banyak tergambar. Sahabat saya ini senang berbagi seputar dunia parenting islami. Terlihat dari beberapa postingannya kalau beliau ini concern banget di dunia itu. Lalu berkesempatanlah saya berkenalan langsung dengan beliau. Betul saja setelah saya membaca apa yang beliau tuliskan terkait tantangan yang sedang dihadapinya saat ini, itu tuh ga jauh-jauh dari mirisnya beliau di dunia pendidikan anak loh. Makanya beliau concern berbagi di area itu. Saya berkesempatan untuk mereview apa yang beliau tuliskan. Wuaw, sempet ndredeg juga dapat kesempatan besar seperti ini. Mudah-mudahan yang saya tuliskan ini bisa menambah dopamine baru untuk dunia pendidikan.


Review itu apa sih?

Mereview catatan orang lain tentu saja tidak mudah. Karena butuh pemahaman dalam mengenal dan mengerti apa yang dimaksudkan dalam tulisannya. Sederhananya, mereview itu adalah menceritakan kembali atau mengulas menggunakan bahasa kita sendiri. Dalam ulasan itu kita bisa memasukkan apa kelebihan dan kekurangan terkait isi tulisan yang akan direview.  


Yang Menarik saat Mereview

BTW ya, ada yang menarik saat membuatkan review kali ini. Karena kami diajak melihat sesuatu yang bernilai positif pada apa yang akan kita review.  Ini menarik. Di saat banyak sekali orang mencatatkan sisi negatif dan mengingat sisi buruk dari orang lain, di sini kita harus melihat sisi positif yang ada. Di saat dengan mudahnya kita terpapar banyak informasi negatif, mencela orang lain dan mengkritik yang tidak membangun. Saat ini kami dibiasakan untuk mencari sisi positif dari orang lain.


Pernahkah kita mencoba, bahwa ternyata butuh pemikiran yang dalam untuk mendapatkan sisi positif orang lain dari pada sisi negatifnya?

Kembali ke leptop, saat ini saya mencoba mereview catatan yang telah dibuat oleh sahabat dumay saya tersebut. Dan saya menggunakan tiga pertanyaan pemantik untuk belajar melihat sisi baik orang lain saat membuat review, ini dia pertanyaannya :


1. Apa yang sudah baik dari catatannya?

A. Tampilan tulisan Eye Catching

Mengapa demikian? Yess, beliau membuat catatannya dalam sebuah sticky notes yang berwarna-warni. Ini menarik bagi mata untuk untuk membacanya. Kalau kita datang ke toko buku, mata kita akan otomatis tertuju pada deretan buku yang menarik mata untuk melihat cover bukunya, dan salah satu kekuatan itu ada di permainan warna. 


img-1626099605.jpg

sengaja saya blur kan ya mak, menghargai isi catatan beliau



B. Membagi dalam tiga kategori

Dari semua tantangan atau masalah yang dilihat dan dirasakan beliau saat ini, ada tiga kategori yang dimunculkan. Yaitu kategori masalah pribadi, keluarga dan masyarakat umum. Memudahkan kita yang membaca sebaran tantangan yang ada. 


3. Pilihan masalah yang menarik

Buat saya, dari semua tantangan dan masalah yang beliau lihat dan rasakan, memutuskan untuk mengambil tantangan tentang manajemen waktu untuk upgrading diri ini menarik. Hal jamak dirasakan banyak keluarga. Aktivitas sebagai ibu rumah tangga tentu menguras energy. Belum lagi dengan tsunami informasi parenting yang ada, membuat kita gelap mata sehingga sulit membuat keputusan prioritas. Prioritas untuk memilih materi mana yang memang kita butuhkan. Tak hanya itu, data kondisi Indonesia menjadi negara ketiga fatherless country juga menarik untuk diangkat. Artinya ada missing link yang dirasakan yang seharusnya tak perlu terjadi. Salah satunya bisa dimulai dari kebutuhan belajar tentang parenting.


2. Apa yang perlu diperbaiki?

Terkait pemilihan masalah, sudah sangat clear apa yang dipilih untuk diselesaikan nanti. Banyaknya orang tua yang belum mengetahui dan mempelajari parenting islami serta perlunya seorang ibu untuk mengelola waktu untuk meng up-grade diri, menjadi pilihan masalah beliau. Semoga Allah mudahkan dalam setiap langkahnya.


3. Apakah Masalah yang di problem statement akan benar-benar diselesaikan?

Ini pertanyaan menarik kalau buat saya, seperti mau nyolek penuh cinta gituu. “Hai maak, beneran mau diberesin itu masalah?” Jadi semacam tertantang lalu menguatkan motivasi gitu kalau buat saya. Saat pertanyaan ini saya lontarkan ke beliau, waw, beliau pun akan menyelesaikannya loh. Keren kaan. Saya nanti bisa belajar banyak nih dari proses yang beliau lakukan. List problem statement beliau banyak dan rijit. Buat saya, keren banget kalau semua bisa diselesaikan. Effortnya pasti luar biasa dan tentu saja sudah punya ancang-ancang apa yang akan dilakukan kelak. Dan saya pasti akan belajar banyak dari beliau. Seneng banget kalau sudah ada yang memulai untuk menyelesaikan masalah-masalah itu.


Dan seperti inilah kalau dijadikan satu dalam sebuah frame.


img-1626099755.jpg


Saya merasa tak sendiri

Saat pertama kali saya membaca catatan beliau terkait menuliskan masalah hingga akhirnya menentukan akar masalahnya, mata saya tuh blink-blink gitu, mak. Berasa mendapat sodara seperjuangan yang kebetulan, tantangan yang sedang dihadapi tuh, nyaris beririsan dengan tantangan saya sekarang. Areanya masih sama, masih seputar pengasuhan hanya fokusnya berbeda.  Ini artinya ada banyak tantangan loh di lingkungan sekitar kita yang bisa ditemukan dengan cara pandang yang berbeda. Masing-masing kita memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Mau itu tentang pribadi, keluarga atau pun lingkungan sekitar. Kadang ya, perlu keberanian diri untuk belajar menuliskan apa yang akan dilakukan. Dan bertanggung jawab melakukan apa yang telah dituliskan.


Semoga Allah mudahkan langkah kita ya.


Bagaimana sih cara kita mengidentifikasi masalah yang ada?

 Saatnya kita belajar membedakan antara Traditional Learning dan Problem Based Learning.


Kalau kita mengenal belajar gaya lama tuh ya, kita akan memberitahukan apa yang kita butuhkan untuk kita ketahui. Lalu mengingatnya dan kita hanya menggambarkan bagaimana cara menggunakannya, tanpa melakukan langsung. 


Nah, kalau Problem Based Learning itu setelah kita menemukan satu masalah, lalu cari tahu apa yang kita butuhkan untuk kita ketahui selanjutnya. Kemudian lanjut untuk BELAJAR dan MENGAPLIKASIKAN apa yang kita ketahui itu untuk menyelesaikan masalah. Tidak hanya sekedar membayangkan bagaimana menyelesaikannya, tapi action berdasarkan prosees belajar tadi. Cara kedua inilah yang sedang saya pelajari di kelas Bunda Salihah. 


Menarik, karena memaksa kita untuk belajar berdamai dan menghadapi tantangan di hadapan. Belajar untuk tidak menghindari tantangan yang ada. Belajar merunutkan cara berpikir hingga akhirnya kita yakin atas apa yang kita miliki untuk kemudian menghadapi tantangan tersebut.


Mereka yang menyambut tantangan adalah mereka yang memberi ruang agar impian menjadi kenyataan


review bunda salihah
jurnal 2 bunda salihah

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial