Home / Artikel Cara Positif Mereview ala Bunda Salihah

Cara Positif Mereview ala Bunda Salihah

Cara Positif Mereview ala Bunda Salihah

Komunitas Ibu Profesional

Senin, 12 Juli 2021

Review 2


Menulis itu mudah. Tapi bagaimana agar tiap huruf berarti dan bisa membuat pembacamu bergerak ke arah yg lebih baik, tanpa kau gurui". - Helvy Tiana Rosa


Ini beneran nampol banget apa yang disampaikan mba HTR. Bagaimana caranya agar apa yang kita tulis itu bermakna untuk orang lain tanpa menggurui, di sini lah tantangannya. Seccara ya, nulis aja kadang tuh susah, apalagi kalau kemudian yang kita tulis diharapkan bisa membawa pesan tanpa menggurui orang lain. Sesuattu yekaan. Maka  mungkin kita perlu mencoba salah satu kunci yang dibagikan oleh JK Rowling sang penulis Harry Potter,


Mulailah dengan menuliskan apa yang kau ketahui.

Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.


Iyess, maak. Kalau baca kalimat terakhir, tentu lebih mudah. Karena kita menuliskan sesuatu yang memang kita kuasai dan ketahui. Karena untuk jadi penulis itu syaratnya cuma tiga yaitu menulis, menulis dan menulis. 

img-1627614239.jpg

Nah, buat sebagian orang mungkin menyampaikan sesuatu melalui kata tertulis adalah tantangan tersendiri. Belajar merangkai kata itu perlu effort besar, Esmeralda. Begitu ada kesempatan untuk belajar menuliskan pengalaman dan rasa yang kita dapatkan, jangan sia-siakan. Alhamdulilah kesempatan untuk belajar menceritakan melalui tulisan, banyak dilatih di perkuliahan Institut Ibu Profesional. Salah satunya saat minggu lalu kami ditantangan unutuk membuat jurnal dwi pekanan. Apa berhenti sampai di situ saja tantangannya? Aiih, enggak, Esmeralda, enggak. Hahaha. Kami diminta untuk mereview jurnal mahasiswa lain. Menulis aja kita butuh kesungguhan tingkat dewi apalagi mereview jurnal orang lain.


Tapi tenaang, bukan Institut Ibu Profesional kalau kami tak didampingi bagaimana cara mereview yang baik. Saya pernah bercerita  tentang cara mereview di sini  


Kali ini saya berkesempatan untuk silaturahmi dengan mba Wilda Novrati Lesi. Beliau tinggal di kota Bengkulu namun masih berada di IIP regional Padang. Asyik ya, dapet keluarga baru orang seberang pulak. Kali aja ada kesempatan main ke Bengkulu. 


Malam hari selesai mendengarkan sharing dari bu Septi, saya memang niat banget menunggu hasil sistem yang akan menjodohkan saya dengan mahasiswa lain untuk mereview. Biar segera selesai satu to do list saya malam itu. Saya baru buka kembali kelas onlinenya jam 23.00 WIB. Jelang cinderela saya baru tahu siapa yang akan menjadi my buddy untuk direview jurnalnya. Karena sudah tengah malam, saya menjejak dengan mengirimkan emot ngintip di WA mba Wilda, biar besok pagi, saya ga perlu masuk lagi ke link kelas onlinenya. Hehehe. Kan ga enak juga jelang cinderela turun gunung, saya chat sama orang yang baru dikenal. 


Malam itu juga, saya baca dan intip tipis-tipis jurnal yang dituliskan mba Wilda. Sudah tergambar di kepala saya apa yang akan diangkat  dalam problem statmentnya mba Wilda. Menarik loh, karena buat saya itu ada dalam list aktivitas yang ingin saya lakukan rutin selama ini. Hahaha. Mungkin nanti setelah running program yang ditawarkan mba Wilda, saya bisa ATM atau ikut. Emang tentang apaan? Ssst… Sesuatu yang ternyata juga tantangan yang gw banget. 


img-1627614273.jpg


Berangkat dari sini, kemudian mba Wilda melanjutkan untuk mencari tim yang memiliki keresahan yang sama untuk kemudian mencari solusi terbaiknya. 


Nah, apa sih yang sudah baik dan yang bikin saya takjub? Ini dia :

1. Mba Wilda berhasil menemukan tim yang sefikroh sepemahaman dan seperjalanan. Karena tidak semua mahasiswa di pekan lalu tuh bisa menemukan tim yang dibutuhkan loh. Apalagi problem statement mba Wilda ini unik. Effort yang dikeluarkan untuk scrolling facebook pasti sesuatuu banget yekaaan. Hahaha. Mencari sana sini ono ini, meluangkan waktu demi appah? Demi menemukan tim yang sesuai dengan kebutuhan. You’re rock mbaa…


2. Saat sudah menemukan tim yang dibutuhkan, mba Wilda mau ambil peran di dalamnya. Mengambil peran dalam sebuah tim tentu menjadi tantangan tersendiri. Karena kita perlu mengenal satu sama lain, perlu ilmu untuk menyampaikan apa yang kita kuasai atau mungkin apa yang tidak kita bisa. Perlu berbesar hati dalam menerima keputusan tim dan dinamika didalamnya. 


3. Berani menghadapi tantangan bahasa.

Dari jurnal yang dituliskan, ternyata sebagian besar timnya menggunakan bahasa jawa saat ngobrol atau berdiskusi. Buat orang yang tidak mengerti kosa kata tentu ini menjadi tantangan. Belajar memahami konteks kalimat juga perlu effort ditambah lagi bila disampaikan dalam bentuk bahasa tulis. Keren mba Wilda, bisa menikmati tantangan dengan terus melaju dalam tim ini. Mungkin buat sebagian orang, bila dalam pertemuan awal-awal, komunikasi tak dibangun dengan rasa nyaman, bisa saja mundur sebelum perang dimulai. Tapi ini mba Wilda terus melaju.  Semoga bisa memperkaya dinamika dalam mengolah kemampuan berkomunikasi ya mba. 


4. Husnudzon dengan jumlah tim yang ‘gemuk’

Jumlah tim yang gemuk ini disampaikan mba Wilda di paragraph awal. Artinya beneran kaget dan ini adalah first impression saat masuk dalam sebuah tim baru. Dengan jumlah 13 orang itu tentu sudah ada dalam pertimbangan tim sebelumnya berdasarkan kebutuhan. Tetapi dengan mengedepankan prasangka baik saat masuk ke tim baru itu perlu diacungi jempol. Dan betul saja, kalau melihat komposisi timnya, terbagi dalam beberapa kelompok tanggung jawab. bayangan saya sih, saat nanti tim ini akan memberikan dampak baik ke masyarakat sekitar, akan full pendampingan dengan full teamnya yang keren.  Lihat saja pembagian perannya di sini, keren kan?

img-1627614308.jpg


5. Detil dalam menjabarkan pemetaan kekuatan anggota tim

Saat sebuah tim terbentuk, kita perlu tahu dan paham apa kekuatan dan kelebihan masing-masing personal. Sehingga saat diperlukan memetakan kebutuhan peran dan tugas yang akan dilakukan, semua diletakkan pada wadahnya yang sesuai, kekuatannya tepat pada masing-masing tim. Pembagian tugasnya pun clear. Kalau saya nanti sebagai penerima manfaat, bakalan hepi tiada tara karena akan didampingi orang-orang hebat secara berkesinambungan satu sama lain. Mau itu tentang olahraganya ataupun makanan sehatnya. One stop learning.


Apa yang perlu diperbaiki lagi?

Saya sebetulnya pengen juga tahu bagaimana keseruan dibalik layar saat berdiskusi tentang pemetaan timnya. Bisa jadi ada irisan kekuatan satu sama lain sampai kemudian muncul tugas-tugas spesifik seperti itu. Dengan jumlah anggota tim sebanyak 13 orang, tentu serunya bukan main. Dan betul saja, mba Wilda pun merasakan hal yang sama. Bahwa ternyata beberapa tm memiliki irisan kekuatan satu sama lain yang kalau dibuatkan chartnya, akan menarik. Mungkin bisa dibuatkan mba. Ini bisa membuktikan bahwa tim didalamnya tuh memang memiliki keunikan yang serupa walau tak sama.


Akan dilanjutkah?

Dengan kekuatan luar biasa seperti itu, saya yakin, timnya akan solid dan akan menuntaskan semua tantangan yang dihadapi. Memiliki kesamaan tujuan dan kebutuhan sudah menyatukan mereka dalam satu tim. Sebagai penunggu manfaat dari tantangan dan keresahan terkait olah raga dan makanan sehat, saya sangat menantikan bisa membantu dan mendampingi saya yang juga memiliki tantangan serupa.


Untuk memudahkan dalam melihat poin-poinnya, bisa dicek di bawah ini ya

img-1627822418.jpg

Semoga Allah mudahkan langka kita ya mba Wilda.

review #2

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial