Home / Artikel Cara Seru Berbagi Pengalaman Saat Pandemi

Cara Seru Berbagi Pengalaman Saat Pandemi

Cara Seru Berbagi Pengalaman Saat Pandemi

Komunitas Ibu Profesional

Rabu, 03 Februari 2021

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)

Selama mengikuti komunitas ini, ada saja cara untuk belajar caranya belajar. Selalu ada cara, kesempatan dan wadah yang disediakan untuk mengeksplore apa yang dibutuhkan. Bayangkan saja, manakala cara sudah diberikan oleh komunitas ini, lalu terbuka kesempatan dan kita mau berperan dalam wadah yang disediakan, apa ga semakin meluaskan kebermanfaatan kita sebagai manusia?


Saya selalu teringat kata guru saya, apa pun yang melekat pada kita itu bukan milik kita, termasuk ilmu yang Allah berikan pada kita. Maka segera berbagilah pada orang lain apa yang kau ketahui. Semakin sering air dari teko dikeluarkan semakin sering kita akan mengisi kembali ke dalam teko dengan air yang baru. Tuang air dari teko bisa ke satu gelas, dua gelas atau tiga gelas, lalu diteguk untuk menghilangkan dahaga. Tapi mengapa tak dituang kepada bibit tanaman? Kalau kita menuangkan air kepada bibit tanaman, bayangkan kebermanfaatan yang akan diterima oleh tanaman dan lingkungan itu kelak. Mulai dari bibit yang tak nampak. Munculnya tunas hingga kemudian membesar dan kokoh menguat akarnya yang mampu menaungi banyak orang yang berteduh dibawahnya. Lalu muncullah bunga yang kemudian menjadi buah yang ranum. Buah yang bisa dinikmati orang banyak. Dan sadarkah bahwa salah satu andil kita ada di sana? Apalagi kalau bukan saat menuangkan air teko ke benih pohon itu beberapa tahun yang lalu. Cerita guru saya ini sangat melekat. Melekat sekali saat saya meminta pendapat beliau tentang berbagi ilmu kepada orang lain, padahal kita merasa belum banyak yang dimiliki. 


"Sampaikanlah walau satu ayat"


Hadist populer di sini bukan berarti hanya menyampaikan ayat al quran semata, namun ilmu baik lain pun bisa termasuk dalam makna hadist tersebut (rumaysho.com)


Jadi, saat memilih akan mengambil passion apa di kelas bunda produktif, saya yakin dan tetap setia pada pilihan pendidikan.

 

Bergabung dengan orang-orang hebat dalam satu kelompok pendidikan itu auranya positif banget. Saya ketularan pinter jadinya. Hehehe. Hingga kemudian saat masuk bulan ke 4 selama perkuliahan ini, kami memutuskan untuk saling menguatkan dan berbagi tentang apa yang kami suka dan kami bisa lakukan.


Setelah dituliskan, ternyata satu sama lain saling menguatkan. Dan kami memutuskan untuk fokus pada pendidikan mempersiapkan pemuda tangguh menghadapi kehidupan. Berangkat dari pengalaman, latar belakang keilmuan kelompok kami, muncullah beberapa tema yang akan kami bagikan pada masyarakat luas. Yaitu


1. Pengenalan diri dan misi hidup

2. Pengenalan kurikulum anak usia 10-18 tahun berdasarkan fitrah based education serta gender dan kesehatan reproduksi

3. Literasi finansial untuk anak muda

4. Urgensi enterpreunership 

5. Pengenalan magang dan portofolio untuk anak

6. Pemuda sadar bakat


img-1612364234.jpg


Kami semua saling melengkapi dalam membuat hajat besar ini. Ada yang ambil peran 

1. Sebagai leader pilot project, 

2. Membuat eflyer aneka rupa, 

3. Mempersiapkan link pendaftaran dan admin WAG, 

4. Bertanggung jawab sebagai narahubung peserta, 

5. Bagian keuangan dan 

6. PIC pembuatan e-book. 


Yang menarik adalah tak ada penunjukan tugas siapa mau menjadi apa seperti yang biasa kita temui di luaran sana. Karena ini kita saling melengkapi satu sama lain, jadi siapapun yang memiliki waktu luang dan mampu melakukan tugas, maka akan dengan serta merta berani mengambil peran yang ada dengan sangat baik. Keren kan? Karena semua mau mengambil peran tanpa paksaan, otomatis akan melakukan sepenuh hati dan betul-betul bertanggung jawab. Kalau pun ada yang kemudian berhalangan karena alasan tertentu, pasti ada yang langsung siap untuk mengambil peran itu menggantikan dengan sigap. Masya Allah ya emk-emak tuh.


img-1612364539.jpg


Makin dekat waktu kelas berbagi, makin seru diskusinya. Peserta pun makin bertambah terus, masya Allah. Satu WAG sudah mau penuh. Di tengah kegalauan mencari wadah belajar agar semua bisa terfasilitasi dengan baik, alhamdulilah Allah memberikan jalan keluar dengan adanya seorang kawan baik yang meminjamkan zoom meeting berkapasitas 500 peserta kepada kami. Beliau hanya minta dibantu doa terbaiknya saja. Uwow yekaaan. Ini jelang beberapa hari sebelum kelas berbagi pertama dimulai. Allah mboten sare, Alhamdulilah. 


Satu tantangan selesai. Beneran selesai? Beluum mak, beluum. Ups, yuk kita simak apa saja sih yang perlu disiapkan kalau mengadakan kulzoom :


1. Zoom room sesuai target peserta

2. MC, moderator, operator

3. Rundown acara

4. Persiapan file yang akan ditampilkan 

5. Siapa saja yang akan jadi host dan co host

6. Siapa yang bertanggung jawab recording

7. Siapa yang bertanggung jawab untuk urusan doorprize

8. Notulen

9. Presensi peserta


Semua printilan kebutuhan untuk melayani peserta, betul-betul disiapkan dengan baik. Termasuk bersungguh-sungguh saat kita semua bersedia memberikan doorprize kepada peserta. Masya Allah, banyak banget loh doorprizenya. Mulai dari pulsa, buku sampai pada voucher diskon kelas premiumnya looh. Keren kaan?


img-1612364928.jpg


Dan akhirnya tibalah kelas berbagi perdana siang tadi. Sekalipun di plot jamnya siang hari, namun tak menyurutkan peserta untuk hadir dari awal hingga berakhirnya sesi kelas. Karena kelas ini adalah wadahnya belajar sama-sama dan sama-sama belajar, maka atmosfir yang berusaha kami bangun adalah bahwa kami berusaha menjadi teman belajar yang baik dan bisa saling melengkapi. Bila ada penyapaian yang perlu ditambahkan atau didiskusikan, kami siap dan terbuka sekali.


img-1612364686.jpg


Ternyata diskusi kemudian berlanjut hingga ke WAG setelah zoom meeting selesai. Saya sangat menikmati sharing teman-teman hari ini. Banyak sekali yang saya dapatkan. Tentang mengkaitkan selalu kehidupan sehari-hari kita dengan ayat-ayat kauniyah yang banyak sekali, masya Allah. Serta perlunya ayah dan bunda memiliki misi hidup dalam keluarga. Misi hidup yang kemudian harus disampaikan dan ditanamkan pada keluarga di rumah. Bagaimana caranya dan tahapannya pun disampaikan dengan jelas. 


Jadi, mau ikutan belajar bareng kami kah? Yuk, masih tersedia seatnya sedikit lagi. Mau yang free atau yang berbayar, itu menjadi pilihan anda. Silahkan langsung cuss ke sini ya. Kami tunggu. Sampai bertemu di pertemuan berikutnya yang akan membuka mata kita tentang apa itukurikulum mandiri untuk usia 10-18 tahun. Jadi, ada banyak cara untuk kita melakukan aktivitas produktif sebagai seorang perempuan, seorang ibu selama masa pandemi ini.


Tertarik? Yuuk 

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial