Home / Artikel Cara Seru Berbagi Pengalaman Saat Pandemi

Cara Seru Berbagi Pengalaman Saat Pandemi

Cara Seru Berbagi Pengalaman Saat Pandemi

Komunitas Ibu Profesional

Rabu, 03 Februari 2021

“Kita selalu memiliki kesempatan untuk mencoba bahwa diri kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Dan itu bisa dimulai dari sekarang.” Azkail

“Bagaimana bila anak saya melihat dan bergaul dengan temannya yang memiliki orang tua lesbian ya? Apa yang harus saya lakukan pada anak saya?”

“Apakah tinggal di asrama dengan gender yang sama akan mempengaruhi identitas gender anak?”

“Anak usia 14 tahun dan saya belum pernah membuat kurikulum personal untuknya? Apakah sudah terlambat ya? Bagaimana memulainya?”

“Bagaimana cara membuat kurikulum untuk anak yang sekolahnya di asrama?”


Kali ini adalah sharing ke empat yang digawangi bersama teman-teman di co housing pendidikan. Kami yang memiliki passion yang sama di bidang pendidikan ini, memiliki latar belakang beragam tapi masih di muara yang sama, yaitu concern di pendidikan. Keberanian bersama untuk mengambil jalur belajar fokus pada usia aqil baligh merupakan kebahagiaan buat saya pribadi. Karena bisa semakin fokus saling belajar dengan teman-teman yang ada di co-housing. Dan siang tadi salah satu dari kami berbagi pengetahuan dan pengalamannya tentang kesehatan reproduksi, gender dan mengenal kurikulum personal untuk usia anak 10-18 tahun.


img-1612874658.jpg


Menarik dan menggigit banget yang disampaikan teman-teman tadi. Bahwa sesuatu yang dulu pernah kita anggap tabu untuk didiskusikan bersama anak, hari ini dibuka dan dibahas dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Reproduksi kesehatan, apa itu gender serta disinggung juga bagaimana kita mempersiapkan anak-anak menuju balighnya. Apa tanda-tandanya, apa yang harus disiapkan orang tua saat anak menjelang baligh. Karena judul besar sharingnya adalah mempersiapkan pemuda tangguh, maka pesertanya pun boleh melibatkan anak-anak yang sudah baligh untuk ikut mendengarkan bersama orang tua mereka. Kami berharap, saat ikut menyimak bersama, orang tua bisa menjelaskan dan menyederhanakan kembali bila ada yang belum anak-anak mengerti.


Dari sini kami pun berharap agar bisa muncul perlahan ikatan kebersamaan antara orang tua dan anak. Sebelum sampai pada ikatan orang tua dan anak, sosok ayah dan bunda nya pun harus muncul. Lalu bagaimana bila sosok laki-laki tak hadir dalam keluarga? Pertemukan dan dekatkan anak dengan sosok laki-laki yang bisa membantu Bunda menyeimbangkan sosok ayah pada anak.  Ini dia mba maya yang sedang berbagi pengetahuan dan pengalamannya tentang reproduksi kesehatan dan gender.


img-1612874736.jpg


Lain mba Maya lain pula mba Temmy, seorang ibu dari anak-anaknya yang beranjak menjadi seorang pemuda ini  fokus belajar bersama anak-anaknya di rumah. Homeschooling menjadi pilihan, yang mau tak mau harus membuat dan merancang kurikulum personal untuk anak-anaknya sendiri. Belajar mengolah kurikulum berdasarkan Fitrah Base Education nya ust Harry Santosa inilah kemudian mba Temmy masuk di sharing sessi kedua. Berbagi pengalaman bagaimana mba Temmy merancang kurikulum untuk anak-anaknya ini menarik. Karena semua kurikulum dibuat bermuara pada value keluarga. 


img-1612874834.jpg


Betapa lautan ilmu sekarang itu benar-benar luber untuk diambil. Banyak sekali pilihan ilmu dan komunitas parenting saat ini. Alih-alih banyaknya ilmu yang bertebaran, jangan sampai kemudian kita terjebak dengan metode ini itu, yang malah membuat kita khawatir berlebihan dan makin blunder. Jangan. Justru dengan terbukanya khazanah ilmu pengetahuan, kita tinggal mengambil seperlunya saja.


Seusiakan dengan kebutuhan keluarga kita. Maka pentingnya setiap keluarga memiliki value itu benar banget. Karena kalau tidak tersampaikan dengan baik kepada anggota keluarga, bagai kapal yang hanya mengikuti arah angina tanpa tahu akan menuju ke pelabuhan mana. Sayang sekali bukaan, mak? Berani berkata ; “Waw, ini menarik, tapi saya tidak tertarik.” Itu bisa menyelamatkan kita dari tsunami informasi. 


img-1612874971.jpg

Tampak salah satu layar peserta siang tadi

Bahagianya saya tuh, peserta yang hadir sejak awal luar biasa menyimaknya. Antusias dan respon dari peserta yang hadirpun membuat saya semakin yakin, bahwa jangan pernah menganggap diri kita itu tak berguna, tak memiliki apa-apa atau bahkan seperti remahan rengginang di sudut kaleng, jangan mak. Itu doa. Yakinlah bahwa selalu ada banyak hal baik yang bisa kita bagikan dan berikan kepada orang lain, walau itu sebaris kalimat.


“sampaikan walau satu ayat.”


Kalimat ini jamak kita dengar, tapi betul adanya. Karena bila menunggu untuk menjadi sempurna, kita tak akan pernah berani melangkah untuk berbagi kebahagiaan dan kebaikan. 


Saya teringat kalimat yang diucapkan oleh seorang petenis Amerika Serikat, Arthur Ashe bahwa mulailah darimana kau berada, gunakan apa yang kau punya dan lakukan apa yang kau bisa. Ini akan membantu kita bahwa sekecil apapun yang kita berikan pada orang lain, pasti bermanfaat.


Terima kasih untuk seluruh peserta yang telah meluangkan waktunya untuk hadir siang tadi ya, Semoga bermanfaat.


img-1612875102.jpg


Dan jangan lupa, sharing berikutnya, giliran saya yang akan berbagi pengalaman tentang apa dan mengapa magang serta portofolio anak. Selasa depan, tanggal 16 Februari 2021 di zoom ya.  Klik di sini ya agar tak ketinggalan kereta .


Kegiatan ini merupakan rangkaian dari partisipasi aktif mahasiswa bunda produktif di kota virtual yang sedang kami bangun. Kota yang bernama Hexagon City . Berikut ini rangkaian project berbagi kami selama bulan Februari hingga Maret 2021.


img-1612875379.jpg

    

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial