Home / Artikel Ingatkah Kejadian Saat Anda Usia 3 Tahun

Ingatkah Kejadian Saat Anda Usia 3 Tahun

Ingatkah Kejadian Saat Anda Usia 3 Tahun

Cerita Emak

Senin, 01 Februari 2021

Seberapa detil kita bisa mengingat kejadian saat SD dulu? Atau saat TK mungkin?

Seberapa banyak kisah yang bisa diceritakan kembali saat kita SD kelas 1 ? 

Kisah apakah yang paling bikin heboh sejagad komplek saat Anda SD?

Ada ga cerita memalukan saat distrap di depan kelas?

Apakah cerita cinta monyet suka-sukaan pada saat itu? Mana yang paling terrekam jelas ? 


img-1612186722.jpg


Coba deh diingat-ingat lagi. Kejadian seperti apa yang kemudian bisa membangunkan ingatan kita 20 tahun yang lalu? Eh, tapi tergantung usia Anda sekarang ya, mak. Kalau sekarang usianya 22 tahun, sepertinya sulit untuk mengingat kejadian 20 tahun yang lalu. Berarti saat usia 2 tahun, yekaan? Emang ada kejadian yang bisa diinget saat usia 2 tahun? Pasti engga deh. Mengapa demikian? 


Menurut pencetus ilmu psikologi, Sigmun Freud , beliau menyatakan bahwa inilah yang disebut dengan amnesia masa kanak-kanak. Usia dimana kita tidak bisa mengingat kejadian di usia hingga 3 tahun. Kok bisa? Sekalipun ada kejadian dramatis saat usia 0-3  atau 4 tahun seperti saat kita lahir, pas baru banget bisa jalan pasti ga bisa kita ingat.


Ternyata sistem limbik otak kita di usia itu belum berkembang maksimal. Di sistem limbik terdapat amigdala dan hippocampus, yang memiliki peran, salah satunya untuk menyimpan informasi dalam waktu jangka panjang. Maka wajar banget kita tak bisa mengingat kapan kita bisa jalan untuk pertama kalinya. Berbeda bila yang ditanya, kapan pertama kali bisa mengendarai sepeda roda dua? Ini jauh lebih mudah, karena usia saat kita bisa mengendarai sepeda roda dua itu otaknya sudah jauh lebih berkembang seiring dengan bertambhanya usia.


Selain itu ya, kalau dipikir-pikir, usia sampai dengan 3 tahun kan kita belum bisa bicara lancar bicara dan belum mampu berkomunikasi yang kompleks. Kita belum bisa menceritakan kembali apa yang telah terjadi pada hari-hari sebelumnya pada orang lain. Jangan kan disuruh menceritakan kembali, ditanya tentang konsep dua jam yang lalu, kemarin, dua hari yang lalu, satu bulan lalu pun belum mengerti. Maka wajar sih kalau di usia sampai 3-4 tahun kita amnesia kanak-kanak. Menurut penelitian yang saya pahami di sini menjelaskan bahwa untuk menjadi sebuah ingatan itu diperlukan adanya hubungan sinapsis antar sel di otak. Agar informasi itu bertahan di otak, diperlukan secara berkala untuk re-call, mengingatkan dan diingatkan kembali tentang informasi tersebut sehingga koneksinya makin kuat. Itulah mengapa di usia sampai dengan 3-4 tahun, kita mengalami amnesia kanak-kanak.


Yang menarik, sekalipun mungkin di usia dewasa saat ini, kita mampu mengingatnya secara samar saat berusia 5 tahun ke atas. Bisa jadi ini dipengaruhi oleh lingkungan terdekat saat menggambarkan kondisi saat itu. Contoh sederhana kita ingin mengingat kejadian saat usia SD kelas 1. Nah, orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara atau teman dekat, bisa saja membantu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin menggiring pada kondisi tertentu. Atau disodorkan foto dan video yang mendukung. Bisa saja bukan ingatan itu yang kita maksud. Karena yang kita ingat itu sudah samar-samar.


img-1612187213.jpg

foto teman sekelas di SD

Contoh saat teman saya menampilkan foto SD dulu. Walau saya ga ada di foto ini, saya ingat wajah unyu-unyu mereka. Hahahaha. Saya ingat kondisi kelas, bangku yang saya duduki dan bagaimana kondisi saat istirahat. Saya ingat saat ada ayam dan kambing yang masuk ke kelas saat pembelajaran berlangsung. Mantab kaan? Padahal hanya melihat foto orang lain yang saya ga ada di dalamnya. Ini re-call yang dipantik dengan sebuah foto.


Nah, biasanya, otak akan menyimpan di memori jangka panjang dan bisa kita panggil kembali manakala kejadian itu berhubungan dengan emosi. Kejadian yang sangat memalukan, sangat menyedihkan, sangat menggembirakan, kejadian yang seru dan heboh. Pokoknya yang paling-paling deh. Yang melibatkan rasa. 


Saya memiliki luka sobek di dahi kanan yang mengakibatkan harus dijahit di rumah sakit. Saat itu usia saya sekitar 4 tahun, masih duduk di bangku TK. Pagi sekali saya sudah datang ke sekolah. Setelah cium tangan dan dadah-dadah gitu, ibu langsung menitipkan saya pada bu guru yang sudah terlebih dahulu datang. Masih lekat sekali di ingatan saya kondisi tempat bermain di TK. Playground yang masih sepi hanya ada saya dan ibu guru. Saat melakukan ayunan di ayunan besi, saya terpental dan langsung jatuh terduduk. Begitu mau berdiri, ayunan yang ujungnya besi itu langsung menghantam dahi. Darah mengucur deras. Saat itu juga bu guru langsung menekan dahi saya dengan kerudungnya dan menggendong saya ke ruang UKS hingga kemudian berakhir di rumah sakit. Semua masih tergambar jelas ayunannya, ruang UKS dan area depan sekolah.


Saya juga masih ingat saat kelas 1 SD pernah takut sekali untuk melihat dan duduk-duduk di bawah pohon beringin besar di depan sekolah. Menurut cerita yang beredar, di situ ada penunggunya, yang kalau anak kecil duduk di bawah pohon itu, akan diganggu saat pulang sekolah. Setelah saya kelas 3 SD saya baru paham mengapa dulu penjaga sekolah menyebarkan cerita itu pada kami. Biar saat  jam pulang, kami langsung pulang, ga nongkrong ngumpul dulu di bawah pohon itu. Tapi tahukah Anda mak, saya nyaris percaya 100% akan cerita itu. Bahkan ga berani sekedar lewat pohon itu. Lebih baik jalan memutar dari pada harus melewatinya. Dodol banget kan cara orang dewasa mendisiplinkan anak pada saat itu?


Jadi, kisah seperti apa yang selalu diingat saat Anda masih kecil? 


Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial