Home / Artikel Kebahagiaan Lain Saat Menjadi Fasilitator Online

Kebahagiaan Lain Saat Menjadi Fasilitator Online

Kebahagiaan Lain Saat Menjadi Fasilitator Online

Komunitas Ibu Profesional

Rabu, 18 Desember 2019

"Mulailah dari mana kau berada. Gunakan apa yang kau punya. Lakukan apa yang kau bisa." - Arthur Ashe

Kutipan di atas betul-betul saya pegang. Kadang kita melihat orang lain lebih keren, lebih hebat, lebih bahagia, lebih ketjeh dari diri kita. Padahal ternyata ada banyak hal yang bisa dilakukan di mana kita berada dengan apa yang melekat pada diri kita. Hanya saja mungkin kita melihat itu dengan sekedarnya, tak melihat itu sebagai suatu kelebihan yang bisa jadi orang lain tak miliki. 


Jadi ternyata ini yang bikin gara-gara

Saya tuh mak, seneng banget ketemu dengan orang baru. Ketemu langsung tuh bikin seneng, apa lagi kalo diajak ngobrol nyambung ga pake jaim gitu. Seneng lihat air mukanya saat ngobrol. Bisa sambil berbagi coklat atau kuaci, bisa sharing buku dan cerita tempat kulineran terheitss di kota masing-masing.

Kalo perlu meeting ama orang juga gitu, saya share agenda yang mau diomongin beberapa hari sebelumnya. Dan pas kita ketemuan, itu dibahas, cepat aja (kalo pas saya yang mimpin sih😅) kan udah tau apa yang mau diomongin, bahan diskusi dah siap. ga ngalor ngidul apa lagi on off menghilang yang bikin ga nyambung atau ngulang penjelasan. 😋

Nah, sudah 3 tahun belakang ini, saya jadi sering ganti kopling ke dunia maya. Saya jadi jauh lebih aktif meeting, nyaris maraton di dumay. Tetiba WAG saya beranak pinak. Takjub saya kalau menghitung jumlahnya. Alhamdulilahnya masih kategori normal, belum obesitas. 😌

Awalnya saya kecetit, keseleo, cuklek, cenut-cenut, ndlosor, njledag, mlestrek, gemblodag, mingklik-mingklik, semaput, kringkelan, ceblok, ngglundung sampe gagap waktu. Karena merubah cara saya menyerap informasi. merubah kandang waktu on line saya.Kadang makin ngalong dan menambah daftar mahluk nocturnal di seantero jagad raya. Otot tubuh sedikit protes, ga biasa rapat online melalui tulisan, tetiba jadi kudu belajar meeting online. Dari tulisan bisa banyak persepsi kalo yang nulis ga pake emot apalagi tanda baca. Saya suka nyasar maksud.😂. Termasuk saat menjadi fasilitator online. 

Bersyukur saya tuh kepoan, saya sering berselancar mencari banyak referensi aplikasi meeting online yang bisa lihat wajahnya, mendengar suaranya ples bisa bari ngetik juga. Akhirnya, ini yang memicu indeks kebahagiaan saya meningkat. Saya mengalihkan ketidak sukaan saya rapat dan diskusi penting pake bahasa tulis pada hal-hal supportingnya. Saya terlalu kepo untuk teknologi baru. Kok iso ngunu yo lek tak pijit tombol iki. Bersyukur anak-anak bantu mamaknya jadi kekinian pulak yekaaan.

Dan dari komunitas ini lah saya mendapatkan ceruk yang besar dan dalam untuk menampung kekepoan saya. Jadi, bila kita menemukan sesuatu yang kadang membuat ga asik, akan selalu ada ruang untuk hal yang membahagiakan. Cari dan lacak deh mak. Pasti ada. Kalo kata bu Septi Peni Wulandani, mungkin jadi ga asik karena kita melakukan 'sekedar'nya aja. Aiih, nampol banget ga tuuh.

Maka, muncullah kalimat pamungkasnya azkail, "Bun, jadikan kesempatan biasa itu menjadi luar biasa. Karena, bersyukur itu jauh lebih baik dari pada mengeluh."


Berbarengan dengan level 7 sebelumnya di kelas yang saya temani, temanya sangat pas dengan yang saya butuhkan. Yaitu terkait bahwa setiap anak itu bintang. Ya, tak hanya setiap anak, bahkan setiap kita pun bintang loh. Hanya perlu belajar perlahan untuk menemukan bintang itu seperti apa dan bagaimana mengelolanya. Saya ikut main seperti biasa. Bertepatan dengan bertambahnya tantangan dalam keseharian di institut ibu profesional, saya memanfaatkan untuk menemukan titik kelebihan saya yang lain saat mendapat tantangan baru. Saya belajar mencari dan melacak kelebihan saya. Seru. Karena ini berkaitan dengan berkoordinasi dengan banyak orang secara online.


Berlanjut di level 8 yang baru saja selesai terkait cerdas finansial yang bersamaan dengan harbolnas. Aiih, saya perlu banyak belajar terkait mengelola keuangan dari cerita yang ditulis seluruh peserta. 


Maka gunakan kesempatan biasa menjadi luar biasa

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial