Home / Artikel Mengkokohkan Pola Kebiasaan Membaca Pada Anak Remaja

Mengkokohkan Pola Kebiasaan Membaca Pada Anak Remaja

Mengkokohkan Pola Kebiasaan Membaca Pada Anak Remaja

Ailsa

Jum'at, 09 Juni 2017

Day 1-Cek hasil evaluasi tahun lalu

    "De, hari ini sudah baca al quran kah?"

Saya  bertanya saat adik mulai memegang HP selepas sekolah.

    "Udah dong, bun. Hari ini sudah empat lembar."

 Hari ini adalah hari ke 13 ramadhan. Sudah sekian puluh tahun keluarga kami melewati ramadhan. Di ramadhan kali ini, saya dan ayahnya ingin sekali konsisten membaca al quran sehari minimal setengah juz selesai. Dan target ini pun ingin diterapkan juga pada anggota keluarga di rumah. Anak-anak tumbuh di zaman yang serba mudah, dimanjakan oleh gadget di tangan. Setiap saat sulit sekali lepas dari pengaruh teknologi itu. Sehingga saya kemudian berpikir, untuk mulai memberikan tantangan pada keluarga. Tantangan yang bisa memperbaiki kebiasaan yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.

    "Ay, target ramadhan kita kali ini apa ya menurut ayah." Bunda mulai membuka percakapan saat ayah sedang baca koran pagi minggu lalu.

    "Menurut bunda apa?" Ayah selalu menanyakan balik bila bunda mulai membuka ruang diskusi.

    "Ramadhan tahun lalu kan target kita ga tercapai, ay. Target sehari baca minimal satu juz selama ramadhan. Hasil evaluasinya kan anak-anak banyak liburnya dan nginep di rumah saudara. Kita agak sulit ngontrol bacaannya. Nah, ramadhan tahun ini kan kebetulan anak-anak masuk sekolahnya lebih lama. Jadi waktu untuk di rumahnya lebih lama dibanding tahun lalu. Gimana kalau kita turunkan target jumlah halamannya ya,  ay, jadi sehari minimal setengah juz deh. Biar melatih konsisten sehari harus membaca al quran gituuu. Gimana menurut ayah?"

    "Trus, alat kontrol kita apa?" selalu deh, ayah mancing dengan pertanyaan.

    "Kalau tahun lalu kita pakai buku progress, ga kliatan supportnya karna buku hanya ditaruh di atas meja aja. Daya juangnya belum muncul untuk bergerak mulai membaca al quran. Rasa ingin menambah bacaan juga ga sesuai dengan yang kita targetkan walau salah satu dari kita sudah mendengar ada yang lagi baca al quran. Gimana kalau tahun ini kita buat kayak pohon literasi gitu, ay. Jadi kita buat papan progres bacaan di papan keluarga itu. Jadi kita semua tahu siapa sudah baca harian berapa lembar. Untuk memotivasi yang kita juga. Gimana?"

    "Ayah setuju. Kita mulai di hari pertama ramadhan ya, bun."

Diskusi awal kami untuk target harian selama ramadhan kali ini dibuka dengan melihat evaluasi target ramadhan tahun lalu yang belum tercapai. Mungkin kami dulu memiliki ekspektasi terlalu tinggi untuk keluarga kami. Dan di tahun ini kami belajar untuk menurunkan standar yang ada. Memulai dari yang mudah terlebih dahulu. Dengan ayah sebagai kepala sekolah, sudah disetujui dan didukung nih program ramadhannya. Tinggal bunda ngobrol dengan anak-anak malam besok. 


Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial