Home / Artikel Mengkokohkan Pola Kebiasaan Membaca Pada Anak Remaja

Mengkokohkan Pola Kebiasaan Membaca Pada Anak Remaja

Mengkokohkan Pola Kebiasaan Membaca Pada Anak Remaja

Ailsa

Jum'at, 09 Juni 2017

Aliran Rasa 



Pernahkah Anda merasakan serunya ngobrol santai dengan anggota keluarga? 

Obrolan apa yang biasanya anda bicarakan dengan si kakak?

Pernah punya pengalaman seru terkait adu arguen antara kakak dan adik dalam memutuskan sesuatu?

Pasti seru ya... Karena dalam obrolan, muncul banyak pembelajaran untuk anggota keluarga. Termasuk ayah dan ibu.

Merencanakan, melaksanakan kemudian merayakan keberhasilan akan sesuatu dalam sebuah tantangan di keluarga itu mengasyikkan.  Banyak hal yang bisa dipelajari oleh semua anggota keluarga. Dalam sebuah diskusi atau sekedar obrolan santai, anak-anak belajar mengungkapkan pendapat dan keinginan pribadi di tengah forum. Belajar menjadi pendengar yang baik, mau bersabar dalam antrian berbicara. Saling memberikan dukungan satu sama lain, bukan saling menjatuhkan. Ini perlu keterampilan yang tidak instan. 

Maka, mengikuti tantangan 10 hari non-stop untuk melakukan target keluarga, bisa menjadi salah satu pilihan belajar bersama membangun karakter yang diinginkan. Mulai dari perencanaan bersama, proses pelaksanaannya secara rutin dan berkesinambungan, perlu diatur dan dibagi tanggung jawabnya bersama-sama.  Bagi saya, seorang ibu, tentu belajar konsisten mengawal proses menjadi keseruan tersendiri diantara segunungnya urusan domestik rumah tangga lainnya.

Tidak setiap hari, target yang diinginkan kami, selalu tercapai. Ada saja halangannya. Namun yang membuat kami bersyukur adalah, kami semua melakukannya dengan terus menerus tanpa putus. Melakukan hal sedikit tapi rutin jauh lebih baik daripada merapel banyak aktifitas di satu waktu bukan?

Beruntung sekali menemukan komunitas Institut Ibu profesional (IIP). Progrma-program pembelajaran yang diberikan pada kami sangat sederhana namun menantang untuk dilakukan. Tantangan kali ini bersidat family project. Maka otomatis, kami harus membuka ruang diskusi dengan seluruh anggota keluarga. Dan tantangan terbesar dalam family project itu adalah melawan rasa malas dan godaan yang datang setiap saat.


Di ujung tantangan keluarga kemarin, merayakan keberhasilan kecil patut dilakukan bersama. Apapun hasilnya, mari menghargai proses yang sudah dilakukan. Kalau tantangan 10 hari saja bisa konsisten, harusnya, melakukan tugas yang lain pun demikian bukan? Konsisten dan bertumbuh.


Mengajarkan banyak hal dan mengenalkan banyak kegiatan pada anak, akan membuat kita terus belajar. Sepanjangn hayat.



img-1500132647.jpg



Semoga bermanfaat

 

Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial