17 Cara berkomunikasi dengan remaja

17 Cara berkomunikasi dengan remaja

Day 10- Konsistensi Kesepakatan Bersama


Hari ini saya belajar bagaimana ga enaknya 'dikeplak' sama anak sendiri. Efek menunda satu tanggung jawab penting mendesak yang tanggung jawab itu menjadi tugas saya untuk menyelesaikan. Tahu rasanya, mak, saat anak-anak bilang, "Ah, bunda aja ga ngerjan tugasnya." Duuh ya, itu seperti ketiban durian runtuh rasanya. Nonjok ke jantung, ke hati ampe ke ulu hati. Sueddih bukan main. Menyesal selalu terjadi di akhir peristiwa.  Mungkin bagi sebagian orang lain kalau anak berbicara seperti tadi, biasa saja rasanya. "Ah, cemen, biasa aja kelees. Mungkin seperti itu untuk sebagian orang. Tapi tidak buat saya.. Kesepakatan yang sudah disepakati bersama anak-anak dan pasangan itu wajib dilaksanakan. Bila tidak, maka konsekuensinya pun juga harus menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing. 


Dan, emak tahu apa konsekuensinya untuk saya? besok, sebelum jam 7 pagi, saya harus nge prin bukti bayar pendaftaran universitas cah lanang.  Sepertinya betul, terlihat sepele. Saya sempat menggampangkan dengan kata ajaib, "nanti". Aiih, ternyata sampai jam segini, saya belum juga nge prin. Nah, yang bikin nyesek ya mak, bukan soal printer yang lagi di opname, belum sehat.  Tapi, kalimat ""Ah, bunda aja ga ngerjan tugasnya." itu yang bikin nyesek berkepanjangan. Malu pada diri sendiri.


Jadi, lakukan konsisten apa yang memang sudah disepakati bersama. Bila tidak sesuai dengan kesepakatan, maka konsekuensi sudah menanti. 

Sumber : https://azkail.com/17-cara-berkomunikasi-dengan-remaja-detail-57022?page=10