7 Cara Rosul Mendidik Anak dalam Keseharian

7 Cara Rosul Mendidik Anak dalam Keseharian

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan,
ﺍﻛﺜﺮ ﺍﻷﻭﻻﺩ ﺇﻧﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﺴﺎﺩﻫﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﺍﻵﺑﺎﺀ, ﻭﺇﻫﻤﺎﻟﻬﻢ, ﻭ ﺗﺮﻙ ﺗﻌﻠﻴﻤﻬﻢ ﻓﺮﺍﺋﺾ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺳﻨﻨﻪ, ﻓﻀﺎﻋﻮﻫﻢ ﺻﻐﺎﺭﺍ

“Kebanyakan kerusakan anak disebabkan karena orangtua mereka, mereka menelantarkannya dan tidak mengajarkan anak ilmu dasar-dasar wajib agama dan sunnah-sunnahnya. Mereka menyia-nyiakan anak-anak di masa kecil mereka.” (Tuhfatul Maulud hal. 387)

Bila membaca ungkapan di atas, bahwa sejatinya adalah betul, orang tua lah yang mewarnai pendidikan dan akhlaq anak. Anak adalah wajah didikan orang tua. Mau menjadi seperti apa anak kita? Kita lah yang membentuknya mulai dari rumah. Al quran dan hadist banyak sekali mengingatkan kita tentang apa dan bagaimana mendidik anak. Contoh pola pendidikan pun banyak tersebar di dalamnya. Ingatkan bagaimana seorang sholih seperti Lukman mengajarkan taat beribadah dan berbakti pada orang tua? Atau bagaimana hormatnya beberapa nabi pada orang tua sekalipun orang tuanya belum memeluk Islam? Ya, semua pendidikan pada anak itu berawal dari rumah. Pondasi terbesar ada pada kita, orang tua.


Berikut ini saya mencoba mengingatkan untuk diri sendiri terkait 7 hal keseharian yang Rosul ajarkan pada kita dalam mendidik anak sejak awal. Dan dimulai dari rumah.


1.Adab Makan

Banyak sekali adab makan yang Rosul ajarkan ada kita. Terlihat 'sepele' namun ternyata banyak sekali manfaatnya. Rosullulah adalah sosok teladan berbadan sehat yang pernah ada di dunia. Sepanjang hayatnya, tercatat Beliau hanya sakit tiga kali (ada yang menyebutkan dua kali). Yaitu saat diracun oleh wanita yahudi dalam makanannya dan saat menjelang wafatnya. Detil sekali islam mengajarkan kita terkait adab makan. Ini mengajarkan bahwa pada makananpun kita harus bersyukur dengan melakukan kebaikan sebelum dan sesudah makan. Berikut ini salah sati dari sekian banyak adab makan yang bisa kita ajarkan kepada anak-anak di rumah. 


a. Membaca Basmalah sebelum makan dan hamdalah setelahnya

Berdoa merupakan proses kedekatan, pendekatan dan penghambaan pada Allah SWT. Saat kita berdoa dalam keadaan tenang, seluruh aliran darah bekerja secara normal tanpa ada rasa tergesa-gesa. Sehingga jantung tidak sampai memompa darah dengan cepat. Hal ini tentu akan terhindar dari hipertensi.


b.Menggunakan tangan kanan

Tangan kanan memiliki relevansi dengan pemanfaatan otak kiri. Pada otak kiri sangat erat hubungannya dengan analisa berfikir  atau rasional. Maka saat kita makan dengan menggunakan tangan kanan bisa diartikan makan dengan penuh pertimbangan secara tak sadar. Yang didalamnya menyangkut makan tak berlebihan, berhenti sebelum kenyang hingga pada manfaat menu makanan untuk tubuh.


c. Ambil makanan yang terdekat

Ini pendidikan sederhana ala Rosul. Sampai soal mengambil makanan pun dikenalkan kebaikan dan adab padanya. Termaktub dalam hadist yang diceritakan oleh Umar bin Abi Salamah RA:


: كُنْتُ غُلاَمًا فِي حِجْرِ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَال لِي رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُل بِيَمِينِكَ، وَكُل مِمَّا يَلِيكَ

Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil makanan) di nampan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu”. (HR. Bukhari no.5376, Muslim no.2022)


d. Menjilat jari setelah makan (sunnah)

Akhir dekade ini ada banyak sekali jurnal dan penelitian efek kesehaan dari menjilati jari setelah makan. Ternyata saat kita makan (setelah cuci tangan ya, mak) menggunakan jari, ada enzim amilase yang keluar saat terkena air liur. Enzim itu berfungsi membantu mencerna makanan dan memproses penyerapan zat-zat baik dalam pencernaan.  Enzim itu mampu mengubah zat pati menjadi gula yang berfungsi untuk menambah energi pada tubuh. Masya Allah ya.


e. Membagi porsi lambung menjadi tiga bagian

Saat itu, tak ada penelitian mengapa saat makan, Nabi menganjurkan untuk membagi menjadi 1/3 untuk makan,1/3 untuk minum dan 1/3 untuk udara. Tak hanya mengajarkan untuk tidak rakus dan berlebihan saat makan, namun seiring berjalannya waktu, penelitian kesehatan mulai dilakukan. Terungkap bahwa bila kita makan terlalu banyak akan mengakibatkan kerja lambung dan alat pencernaan lainnya bekerja menjadi lebih berat. Otomatis akan mengganggu sistem metabolisme pada tubuh. Tak hanya itu, bila lambung dipenuhi oleh banyak makanan akan terjadi peningkatan aliran darah ke lambung yang berisi oksigen sehingga menyebabkan tubuh kita mudah lelah, alias malas.


f. Tidak mencela makanan

Ini sederhana dan penting sekali. Kadang kita tidak sadar mengucapkan sesuatu di depan makanan yang sudah terhidang dengan kalimat, misal, ini makanan keasinan, gosong, kok seperti ini bentuknya, dan sebagainya. Emak tentu pernah mendengar sebuah penelitian yang di lakukan oleh DR. Masaru Emoto tentang The Power of Water. Ia meneliti segala jenis air yang ada di Jepang, bahwa air pun bisa merespon stimulus lisan dan tulisan yang kita berikan saat ada di hadapannya. Saat diberikan stimulus baik, maka air akan indah mengkristal. Begitu pula sebaliknya.


2. Silaturahmi

Silaturahmi adalah hal yang paling mudah untuk dikenalkan pada anak-anak. Bahwa menyambung hubungan baik dengan kerabat, saudara dan tetangga akan memberikan banyak keberkahan bisa langsung diterapkan di rumah. Ajak anak-anak untuk mengunjungi saudara dekat atau saudara jauhnya. Kenalkan mereka itu siapa dan apa panggilan untuk mereka. Bu de? Bu lek? Opung? Nang Boru? Kenalkan silsilah sederhana siapa mereka.Ga mau kan kalau anak cucu kita sampai kepaten obor?


3. Bersedekah, membantu orang yang membutuhkan

Saat bersilaturahmi mungkin sepanjang jalan, anak-anak akan melihat adanya perbedaan terkait cara dan lingkungannya mengelola sesuatu. Maka Rosulullah pun mengingatkan dalam hadistnya : 

"Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian dan jangan melihat kepada orang yang lebih tinggi dari pada kalian, karena hal itu lebih patut bagi kalian, agar kalian tidak menganggap remeh nikmat Allah atas kalian." (Shahih Muslim, 4/1799, no 2963.


4. Saling memberi hadiah 

Hadiah itu media cinta dan kasih sayang antar sesama. Jembatan kedekatan. Maka membiasakan saling memberi hadiah akan melekatkan satu sama lain, akan meruntuhkan tembok tinggi antar sesama. Hadiah tak hanya berupa benda fisik, namun belaian, kunjungan, perhatian pun menjadi bagian hadiah terindah yang bisa kita berikan pada orang sekitar kita. 

Sebuah hadist dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda :

تَهَادُوا تَحَابُّوا

Hendaklah kalian saling memberi hadiah, Niscaya kalian akan saling mencintai


5. Menghormati yang lebih tua 

Tak diragukan lagi bahwa Rosulullah merupakan pemimpin yang menjadi tauladan bagi kita semua. Akhlaq beliau adalah Al Quran. Sampai pun sikap beliau dalam bermu'amalah dengan yang lebih tua, menyayangi yang muda, sangat tampak. Dalam sebuah hadist dijelaskan;


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ليس منّا من لم يعرف حق كبيرنا ويرحم صغيرنا

Rasulullah saw. bersabda, “Bukanlah termasuk golongan dari kami, orang yang tidak mengerti hak-hak orang dewasa dan menyayangi anak-anak kecil.” (HR. Muslim)


6. Ketika berbicara, bermuamalah, dahulukan orang yang lebih tua

Pernah lihat ga, mak, kelakuan anak muda yang tak memberikan tempat duduknya kepada orang tua yang berdiri di kereta? Atau pernah tahu bagaimana cara berbicara anak-anak kepada orang yang lebih tua? Ada yang dengan suara tinggi, saling berdebat dan tak mau mengalah. Maka islam mengajarkan untuk hormat dan menghargai orang yang lebih tua, termasuk saat berbicara dengan mereka. Seperti dalam hadist Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


أَمَرَنِي جِبْرِيلُ أَنْ أُقَدِّمَ الأَكَابِرَ

“Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua” (HR. Abu Bakr Asy Syafi’i dalam Al Fawa’id, 9/97/1; Ahmad, 6191; Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra, 173. dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 4/74)


Juga dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَسْتَنُّ وَعِنْدَهُ رَجُلاَنِ فَأُوحِيَ إِلَيْهِ: أَنْ كَبِّرْ: أَعْطِ السِّوَاكَ الأَكْبَرَ


Pernah ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sedang bersiwak ada dua orang lelaki. Lalu diwahyukan kepada beliau untuk mendahulukan yang lebih tua, maksudnya mengambilkan siwak untuk orang yang lebih tua


Jadi, soal bersiwak saja Rosul mau mendahulukan orang yang lebih tua, tentu pada akrifitas keseharian lainnya, sangat menghormati orang yang lebih tua, bukan?


7. Allah menyukai bersin dan membenci menguap

Saat saya kecil,ibu selalu bilang, tahan kalau kamu mau nguap, jangan sampai kalah sama godaan setan. Gigit giginya, itu bisa membuat tidak jadi menguap. dan itu yang saya lakukan sampai sekarang. Dan saya baru tahu kaau ternyata ada hadist nya. Simak deh mak.

"Bersin itu dari Allah sedangkan menguap itu dari setan. Apabila salah seorang dari kalian menguap, hendaklah meletakkan tangannya di mulutnya dan bila sampai mengucapkan : aah, ahh, sesungguhnya setan tertawa di dalam rongganya. Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Bla seseorang mengucapkan : aah, aah saat menguap, sesungguhnya setan tertawa di dalamnya. Abu Isa berakta: hadist ini hasan shahih (HR Tirmidzi No 2670)

Bagaimana mak? Siap melakukan kebaikan mulai dari rumah bersama anak-anak?

Sumber : https://azkail.com/7-cara-rosul-mendidik-anak-dalam-keseharian-detail-413097