Belajar sama-sama dan sama-sama belajar
Mendapatkan kesempatan menjadi fasilitator di Institut Ibu Profesional itu anugrah buat saya. Yang memang dasarnya seneng belajar, apapun dilahap selama itu tentang parenting. Selalu berusaha memantaskan diri menjadi ibu dan istri yang baik dan selalu memperbaiki diri itu perlu ilmu dan praktek yang tak pernah ada habisnya. Maka mencari lingkungan yang mendukung kita untuk selalu dalam lingkaran kebaikan itu lah yang kemudian menjadi anugrah terindah buat saya. Sekalipun memfasilitasi teman-teman lain belajar, maka sesungguhnya kta pun sedang belajar bersama mereka. Demikian juga saya, apapun tantangan dalam melakukan tugas, saya pun ikut , kembali, tantangan itu bersama keluarga. Sehingga, bonding itu bisa makin erat melekat di antara kami.
Materi kemarin yang dishare dan didiskusikan di kelas, membuat mata saya terbelalak. Seolah menampar saya bolak-balik. Apa lagi kalau bukan terkait target membaca saya tahun ini. Sudah memasuki bulan ke empat dan belum 6 buku juga yang harus saya selesaikan. Malu kalau melihat target membaca yang saya gaungkan sendiri di layar leptop pribadi. Entah apa yang merasuki saya kemudian menjadi sangat malas membaca buku hingga selesai. Dalam satu bulan ke belakang, materi dan diskusi seputar membumikan kegiatan membaca di rumah/keluarga betul-betul membuat saya pengen ngumpet. Malu. Ada yang salah dengan saya selama ini.
Setelah memasuki minggu pertama diskusi tentang membaca, saya pun terbangun dan menyadari bahwa ternyata saya belum melibatkan kembali anak dan pasangan. Saya terlupakan untuk membangun kondisi dan suasana budaya membaca. Saya hanya berkoar-koar menetapkan untuk diri sendiri. Padahal membaca itu akan semakin tumbuh dan berkembang mana kala kita berada di lingkungan dan frekuensi yang sama dengan orang-orang di sekitar kita. Ah...kemana saja saya selama ini? Asyik dengan kenikmatan sendiri tanpa memaksimalkan kondisi rumah. Padahal akhir tahun lalu saya sudah menampar diri dengan ini : waktu terbaik membaca buat saya itu...
Saat ini saya bersyukur sekali, berada di tengah-tengah lingkungan yang makin membuat saya terus bergerak. jadi, jangan pernah terbesit sedikitpun ingin sesuatunya berhasil bila permasalahan sesungguhnya ada di kita, ibu, seprang manajer, direktur yang merangkap banyak jabatan lain