Ini Dia Caranya Kuliah Gratis di Luar Negeri

Ini Dia Caranya Kuliah Gratis di Luar Negeri

"Jika kamu tidak pernah mencoba, kamu tak akan pernah tahu"

Ini adalah kalimat yang sering saya ucapkan ke anak-anak saat menemukan kesempatan atau tantangan baru. Kalimat yang sebetulnya siiih... juga menjadi pecut balik buat saya. Sering banget kan apa yang kita sampaikan ke anak atau orang lain itu juga berlaku untuk diri kita.


Nah, pengalaman seru kali ini, datang dari Ailsa. Rencananya tahun ini, Ailsa dan sahabatnya akan open trip Korea Selatan. Persiapannya sudah sejak lulus SMA tiga tahun lalu. Apalagi proposal sederhana sudah diajukan dua tahun tapi urung karena jeng Covid naik terus. Padahal kami sudah ok dengan rencana mereka berdua. Tapi ternyata Allah berkehendak lain, sekitar bulan Maret 2022, Ailsa cerita bahwa Kampus Merdeka bekerja sama dengan beberapa pihak, salah satunya LPDP, membuka kesempatan belajar di kampus pilihan di Luar Negeri. Beasiswa penuh plus uang saku pulak. 


Sstt.... Masih ingat dong cerita tentang mas Azka yang tahun lalu juga ikut kampus merdeka angkatan pertama. Baiknya baca dulu ceritanya di sini deh biar nyambung sikit. Hehehe.


Oia, tahun ini tuh, Kampus Merdeka sudah ada beberapa program selain program yang pernah mas Azka ikuti dan program yang Ailsa ikuti sekarang. Main-main aja ke Kampus Merdeka ini ya  biar ga ketinggalan, bisa mempersiapkan untuk anak atau ponakan dan jadi tahu perkembangan dunia pendidikan kita saat ini. Kalau mau intip apa saja program belajar yang ditawarkan pemerintah, main ke sini aja , lengkap informasinya. Nah, Ailsa ikut program yang ini        


Sebagai orang tua, saya melihat dan merasakan percepatan belajar yang sedang disiapkan pemerintah terkait mempersiapkan generasi muda dalam merdeka belajar. Semoga prosesnya bisa dinikmati dan banyak memberikan manfaat positif untuk anak-anak.


Dari proses yang Ailsa ikuti ini terbilang mendadak bin mepet karena antara waktu pendaftaran, persiapan kampus serta kondisi real perkuliahan itu memang sedang hectic banget. Informasi pendaftaran bertepatan dengan persiapan UAS di kampus dengan tugas se-gambreng. Belum lagi program yang Ailsa ikuti ini adalah yang pertama kali untuk jalur vokasi. Sehingga apa yang perlu dipersiapkan pun belum tergambar. Paling informasi global bisa didapat dari program yang sama tapi untuk jalur undergraduate. Karena hal tersebut, banyak teman-teman Ailsa yang mundur cantik. Saya hanya bilang, lanjutkan saja langkah ini, lakukan dengan semaksimal yang kamu bisa lakukan. Karena langkah pertama itu memang selalu butuh effort yang lebih besar. #tsaaah. Padahal suweer, saya juga deg-deg an. Itu kayak gimana beasiswanya, kampusnya di negara apa, kek gimana lingkungannya, kondisi covidnya di sana seperti apa. Biasa lah ya otak mamak-mamak yang belum cari tahu.        


Prosesnya ternyata mirip kalau kita mau mengajukan beasiswa LPDP-nya pemerintah. Terdiri dari tiga tahapan.


Tahap Pertama-Seleksi Administrasi

Seperti pendaftaran pada umumnya, mengisi biodata lengkap, seluruh bukti otentik prestasi akademik dan non akademik plus essay. Untuk essay, sekalipun pertanyaannya 'sederhana', calon penerima beasiswa harus mampu menggambarkan ringkas dan padat. Karena dibatasi karakter penulisan. Disinilah tantangannya. Ailsa yang memang anaknya well preapare, satu hari merumuskan dan menuliskan jawaban essaynya. Jadi satu hari fokus satu pertanyaan. Saya banyak belajar tentang well prepare nya Ailsa nih.

Waktu pendaftaran yang terbatas dan bertepatan dengan jadwal UAS serta tugas kuliah menumpuk menjadi tantangan. Lagi-lagi, kami terbantu dengan dokumentasi portofolio Ailsa yang selalu ia update sendiri. Jadi 'tinggal' memasukkan data 'saja'. Masya Allah.


Kalau tahap pertama lolos, lanjut tahap kedua.


Tahap kedua-Wawancara

Pertanyaan pewawancara itu ga akan jauh-jauh dari apa yang sudah dikirimkan di biodata dan essay. 15 menit wawancara,  persiapannya bisa berhari-hari. Pastikan saat hari H, sinyal bersahabat, batre leptop penuh, isi kuota hp juga ya, khawatir wi-fi di rumah tiba-tiba mati. Kondisikan rumah sepi, tamu yang mau dateng, geser waktunya dulu. Hahaha. Etapi ini bener loh. Biar yang mau diwawancara tuh bisa konsen. Terakhir, berdoalah dapat waktu dan pewawancara terbaik. Untuk waktunya, minimal dapet pagi hari jadi badan dan otak masih seger buger.


Tahap ketiga-Kebhinekaan

Kalau ini kira-kira, akan melihat seberapa nasionalis para calon penerima beasiswa. Karena kalau diterima beasiswa, mereka akan membawa nama Indonesia ke kancah kampus internasional. Biar ga malu-maluin gituuu.

--

Dari setiap tahapan, ada jeda sekitar satu pekan menuju pengumuman. Ini yang bikin jantung saya makin sehat kayaknya, insya Allah. Sport jantung terus berlanjut. 


Gimana ga deg-deg an, Maak. Ternyata yang melamar itu sampe 3540 mahasiswa dan yang diterima hanya 400 mahasiswa. (Informasi terbaru, yang diterima menjadi 410 mahasiswa). Ailsa yang 'baru' semester 4 harus 'bersaing' dengan mahasiswa semester 6 yang bisa jadi memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih panjang dari pada anak semester 4. Kata anaknya siih, Maju aja, lolos kan bonus, tapi prosesnya itu yang jadi pengalaman berharga. Jadi berasa mendampingi anak yang mau ikut SBMPTN lagi. Berasa nostalgia. Kami bertiga, ayah, saya dan Ailsa, selama beberapa pekan kebelakang, mantengin puluhan pilihan universitas, college, kurikulum khas masing-masing kampus, cek google maps, cuaca beberapa bulan ke depan sampai lingkungan masing-masing kampus. Manteb yekaaan. Jadi nyaris beberapa bulan belakangan saya jadi ikut berselancar ke banyak negara. Masya Allah.


dan pekan lalu, jam 5 pagi, "Bun, udah lihat WAG belum? Lihat doong sekarang"

img-1655285865.jpg


Tumben-tumbenan Ailsa minta saya cek WAG. Dan masya Allah wal hamdulilah, mimpinya mau belajar, merasakan langsung vibe negeri ginseng itu Allah kabulkan dengan cara yang terbaiknya, insya Allah. Itu kampus adalah pilihan pertamanya. Yang kalau kami lihat mata kuliahnya, wuiih, asyik bangett... Belajar langsung dengan para praktisi, pengusaha dan akademisi. Ada kunjungan ke perusahaan terkait juga. 


Saat selesai open trip Jepang 2019 itu, sebetulnya Ailsa langsung mengajukan proposal open trip Korea. Ailsa penasaran bagaimana sebuah negara bisa menggerakkan banyak lini dan terintegrasi untuk memperkenalkan negaranya pada dunia. Mulai dari menggerakkan perkembangan ponsel, transportasi, hiburan, pendidikan hingga budaya bisa bersatu.


Semoga dengan kesempatan dan pengalaman berharga ini bisa memberikan manfaat serta dampak positif untuk diri, agama dan negara ya salihah. Insya Allah. Itu tempelan korea dan tulisan-tulisan yang saya ga bisa baca, menjadi penyemangatnya menuju negara impiannya. Mimpi yang dipegang kuat plus disholawatin juga kayaknya, akhirnya makin dekat aja waktu keberangkatannya.


dududududu... bakalan ditinggal lama niih. Mamaknya boleh ikut nganter ga sih, sampe Seoul aja gpp dah.


Seribu langkah selalu dimulai dengan langkah pertama. Bismillah, jadi warga dunia yang salihah ya, borukuuu.

Sumber : https://azkail.com/ini-dia-caranya-kuliah-gratis-di-luar-negeri-detail-442866