Ketika ajal datang menjemput

Ketika ajal datang menjemput

"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (kematian)"

al hadist"


Hari ini ada tiga orang kawan yang saya kenal, telah 'pergi' selama-lamanya. Syok pasti. Karena salah dari mereka baru saja bertemu menawarkan dagangannya kepada kami di rumah. Ia datang bersama istrinya naik motor.  Santun tapi ceria saat bercerita. Tak disangka, itu adalah pertemuan kami terakhir. Menurut istrinya, sudah seminggu ini almarhum menemani ia berjualan keliling. Jarang sekali ia mau mengantarkan istrinya berjualan keliling. Bahkan beberapa hari terakhir mengantar juga ke pasar membeli kebutuhan untuk jualan. Saya memang tidak terlalu kenal dekat dengan beliau. Namun sempat syok juga saat dikabarkan sudah tidak ada.  Hari Kamis kami bertemu, hari Jumat dia dipanggil dan hari Sabtu kami dikabari langsung oleh istrinya. Innalilahi wa inna ilaihi rooji'un.


Kabar kedua dan ketiga berikutnya pun sama. Saya kenal karena beliau salah satu wali murid di sekolah. Tiga putri cantiknya pun saya kenal sebagai anak yang baik dan periang. Setiap ada kegiatan sekolah selalu ikut terlibat. Saat mendapat kabar itu, saya kemudian membayangkan tiga putri cantiknya. Ya Allah, kematian begitu tak pandang usia. Refleksi tentang diri pun mengikuti. Apa yang sudah saya siapkan untuk diri sendiri, apa yang sudah saya siapkan untuk anak-anak?  Saya hanya berserah pada Allah, menitipkan segala hal baik buruknya pada-Nya. 


Kematian itu pasti dan merupakan salah satu dari empat hal rahasia Illahi. Umur, rezeki, jodoh dan kapan hari kiamat tiba, hanya Allah yang Maha Tahu. Kematian tak memilih jabatan, kondisi dan usia. Kematian orang-orang yang ada di sekitar kita seharusnya menyadarkan untuk memperbanyak bekal akhirat. Mempersiapkan jawaban apa saat ditanya Allah apa yang telah kau lakukan di dunia? Amalan apa yang telah kau perbuat selama ini? Dengan kematian kita seharusnya menyegerakan taubat, perbaiki kualitas sholat dan sabar kita. Karena dua hal itulah yang akan menoloong kita kelak.  Nabi SAW bersabda:


اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه

Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani) 


Rosululah mengingatkan kita untuk memperbanyak mengingat pemutus kelezatan. Kelezatan yang ada di dunia. Kecukupan yang sedang kita jalani saat ini. Kemudahan dan segala limpahan rezeki yang kita dapatkan sekarang. Dan bila telah putus kelezatan itu, kematian yang datang, kita tak bisa lagi kembali ke dunia walau sangat amat ingin sekali kembali untuk memperbaiki diri (QS al mukminun :99-100).  Dalam hadist lain pun dijelaskan sebagai berikut Nabi SAW bersabda :


أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه

Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).


Bekal amalan seperti apa yang sudah kita siapkan?

Sumber hadist : rumaysho.com

Sumber : https://azkail.com/ketika-ajal-datang-menjemput-detail-426450