Membuat Mindmap Bersama Anak

Membuat Mindmap Bersama Anak

Assalamualaikum maak...

Membersamai anak remaja sekarang itu ngeri-ngeri sedap ya. Seru, tarik ulurnya kudu pas. Timing  dan kesepakatan akan sesuatu yang dibuat,  harus betul-betul diisepakati  bersama-sama. Mereka adalah orang dewasa kecil yang sedang mencari role model. Beneran loh, mereka sedang mencari role model. Bila mereka terbiasa melihat role model  yang baik itu ada di keluarga secara terus-menerus dengan rasa gembira, maka ia tak akan mencari role model  lain di luar rumah. Karena kita tak pernah putus untuk menguatkan pondasi itu di dalam, bukan?. Tugas kita selain doa yang tak pernah berujung adalah terus menerus belajar bersama, jangan hanya emaknya aja yang belajar, ayahnya juga harus belajar. Sehingga proses pendidikan keluarga bisa sejalan beriringan.  Bila di rumah, kita masih bisa melihat mereka beraktifitas, namun saat mereka di luar, hanya pada Allah-lah kita menitipkan mereka. Salah satu pendidikan dasar seorang anak adalah adalah melatih bersama tentang tanggung jawab akan keputusan yang diambil. 


Sejak Anak-anak SD kelas 5, kami sudah membiasakan membuat kalender aktifitas harian yang dituliskan di papan keluarga. Semua berhak tahu kegiatan masing-masing jadi bisa saling support. Sebetulnya, ini mengajarkan pada mereka bahwa setiap aktifitas itu harus memiliki tujuan yang jelas, minimal dimulai dengan merencanakan, menuliskan kemudian mengapresiasi bersama-sama. Kalender cah Ayu yang sudah jauh-jauh direncanakan adalah ingin liburan di akhir September ini bersama teman-teman sekelasnya. Ini adalah latihan perjalanan ke sekiannya tanpa kami dampingi. Anak-anak sudah tahu, sudah faham, bahwa bila melakukan perjalanan yang menginap, tanpa kami, orang tuanya, ada tiga syarat yang harus diselesaikan. Salah satunya adalah kami, hanya membantu 1/3 total pembiayaan (ahh, tapi lihat laah di  mind map  bagian biaya, hahaha) dan kewajiban mereka membuat mind map atau proposal perjalanan, lalu mempresentasikannya di depan kami semua.


Mungkin bagi orang lain, ini terlihat ribet. Mau liburan dan menyenangkan anak aja sampai harus seperti itu. Mak, buat kami, perencanaan itu penting. Anak akan belajar menyelesaikan masalah, menentukan keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang telah dipilihnya. Seru loh saat anak-anak mempertahankan keinginannya agar proposal ini lolos. Mereka belajar mengolah data, mempertajam logika dan mencari jalan keluar saat masalah datang. Yup, ia pergi ke lokasi pilihannya, dengan cara berbagi peran dengan teman yang lain. Ada yang bertugas mencari informasi di internet, mencari tahu lokasi dari salah satu orang tua yang bekerja di sana, dari teman  dan guru terkait lokasi yang akan di kunjungi, menghitung estimasi biaya, waktu tempuh perjalanan, mengecek kondisi cuaca dan angin serta mencari  tempat penginapan. 


Ssttt... tahu ga, kemarin lusa sempat terlontar untuk membatalkan perjalanannya karena biaya yang ia miliki belum terpenuhi. Namun sore tadi, cah ayu memberikan mind map-nya dan langsung mempresentasikan (keren banget namanya mempresentasikan, sebenernye menceritakan kok. hahaha) di hadapan kami semua. Ia memutuskan untuk mengambil uang tabungannya saja untuk melakukan perjalanan akhir bulan ini. Ok. Kami sepakat. Kami menghargai proses dan usaha yang sudah dijalani. Toh semua persyaratannya sudah dipenuhi dan ia pun bertanggung jawab akan itu.


Sebagai orang tua, hanya memberikan arahan, dukungan dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Karena dengan merasakan aktifitasnya sendiri, melakukan pengalaman langsung, adalah guru yang sesungguhnya.





Semoga bermanfaat ya, ceritain juga dong bagaimana teman-teman membersamai anak-anak tentang tanggang jawab. Pasti jauh lebih seru ya. Ditunggu yaa di kolom komentar.



#Harike6

#KuliahBunsayiip
#Tantangan10hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Sumber : https://azkail.com/membuat-mindmap-bersama-anak-detail-53288