Persiapan Backpacker Menuju Jepang-Membuat E-Passport

Persiapan Backpacker Menuju Jepang-Membuat E-Passport

"Saat anak siap belajar, maka orang tuanya pun belajar untuk belajar banyak hal baru"

Masih ingat keseruan saya yang naik turun tentang cerita ini? Saat mulai mengikuti beberapa aktfitas backpacker-annya si bungsu, saya mulai menikmati keseruan demi keseruannya. Sport jantung bak naik roller coaster selalu dirasakan menemani anak ini tumbuh. Mengapa demikian ? Bayangkan, mak.


Baru saja selesai BP ke Penang, daya jelajahnya belum selesai. Akhir bulan Oktober 2019 nanti, bulan depan, si bungsu akan belajar backpackeran (BP) lagi. Kali ini membawa 16 anak yang didalamnya juga ada emak-emak. Belum selesai saya sedikit bernapas lega, kali ini ada keseruan lain menuju BP nya ke negeri sakura. Apa itu?


BP yang dikenalkan ke si bungsu adalah bukan sekedar jalan-jalan bak turis mancanegara yang sudah tinggal berangkat dan datang ke tempat yang dituju dengan bis khusus, bukan mak, bukan. Karena namanya belajar BP maka, si bungsu harus dikenalkan manajemen perjalanan sebelum memutuskan dan hendak berangkat kemana. Saya ga ngerti secara keilmuannya. Hanya yang ada dibenak saya saat itu, anak perlu menemukan strong why nya dari rumah, mengapa mau mengunjungi ke tempat tertentu. Mulai mencari tahu ada apa saja di tempat yang akan dituju itu, penginapan dan makanan halalnya, bagaimana transportasinya hingga urusan visa dan paspor masuk ke negara orang.


Si bungsu sebagai BP agent harus mengurus itenerarynya dengan baik. Semakin detil semakin baik. Mulai dari hari pertama hingga hari terakhir, dibuat alur perjalanan yang jelas. Naik apa, berangkat jam berapa, bagaimana tiket transportasinya, makan di mana dan seterusnya. Karena namanya BP, maka kami tidak membekali si bungsu dengan no HP negara yang dituju, hanya bermodalkan WiFi hostel atau public area saja. Termasuk mengurus visa para peserta yang ikut BP bersamanya. Ini pengalaman baru juga untuk saya sebagai mamaknya. Termasuk informasi menggunakan passport bebas kunjungan selama sekian tahun untuk negara-negara tertentu.


Nah, yang akan saya simpan memorinya di tulisan ini adalah saat saya ikutan deg-deg-an untuk urusan paspor. Emang ada apa? Kebetulan paspor si bungsu baru akan berakhir tiga tahun ke depan. Saat pertama kali mengajukan proposal BP kepada saya beberapa bulan yang lalu, Jepang adalah tujuan BP nya kali ini dan akan open trip BP. Owh, ok, presentasi BP ke Jepangnya dengan penjabaran pengelolaan perjalanan sudah ok menurut saya. Namun bulan lalu tetiba si bungsu mengajak saya untuk mengganti paspornya menjadi E-Passport. Saya yang ga ada pengalaman mengganti E-Passport sempet deg-degan. Apa bisa yaa paspor lama yang belum habis masanya lalu diganti.


Saya mulai browsing dan menghubungi imigrasi terdekat. Dan dari sebagian besar info yang saya dapatkan, mengatakan bahwa kalau paspor lama belum habis masanya, ga bisa ganti menjadi E-Passport. Uwow yekaan sayaa... Si bungsu keukeuh pengen coba. Baiklah, emakpun akhirnya ikut dalam pusaran percobaannya. Apakah kemudian bisa mengganti paspor biasa dengan yang E-passport? Ini dia prosesnya:


1. Daftar online

Sekarang lebih baik dan lebih enak loh alur pendaftarannya kalau mau punya paspor. Daftarnya bisa dari dapur rumah kita melalui aplikasi di play store. Buat akun, lalu masukkan biodata yang mau bikin paspor sesuai dengan KTP. Mudah banget kok pengisiannya. Diujung proses daftar online, akan ada pilihan lokasi imigrasi mana yang akan dikunjungi dan mau tanggal berapa. Setelah dipilih, akan ada jawaban di WA dan email kita. Yang isinya, barcode untuk ditunjukkan saat datang ke imigrasi nanti, nama lengkap kita, hari, tanggal dan jam diterimanya kita di imigrasi yang dipilih. Plus seluruh berkas yang harus dibawa. Karena si bungsu ingin merubah menjadi E-Passport, maka cukup membawa paspor lama, KTP saya dan ayahnya saja. Kalau belum 17 tahun, maka KTP ayah ibu harus disertakan. Tapi tetap saja, saya membawa seluruh dokumen asli dan di foto kopi di kertas A4. Khawatir diperlukan. Karena lokasi imigrasi yang dipilih di jakarta selatan, kami tinggal di Bogor. Ga mungkin balik lagi untuk daftar online hanya karena kurang selembar dokumen bukaan?


img-1567642014.jpg      img-1567642058.jpg


2. Perhatikan hal teknis dibawah ini.

Datang satu jam sebelum jadwal yang ditetapkan. Kalau bawa kendaraan pribadi terutama mobil, parkir di gedung setelah kantor imigrasi aja . Kantor imigrasi jaksel itu sangat amat terbatas lahan parkirnya. Kecuali mau ditunggu ngantri berjejer gitu mobilnya. Atau gunakan transportasi umum. Jangan lupa, gunakan pakaian rapih, siap di foto cantik bin ganteng yekaan?.


Untuk pengurusan paspor ada di lantai satu, jadi cukup naik tangga aja. Nah di kantor ini, sangat informatif. Banyak papan informasi dan petunjuk, jadi  nyaris ga perlu nyari satpam untuk tanya-tinyi. Lihat saja, mulai dari pintu masuk hingga tangga. Semua dimanfaatkan dengan infografis keren.


img-1567642816.jpg img-1567643873.jpg  img-1567643896.jpg


3. Ambil no antrian dan nikmati alurnya

Di loket ini dibagi 2 baris. Untuk yang mengambil paspor dan yang mau bikin paspor, baik sudah mendaftar online (memasukkan berkas secara online) atau berkas dibawa secara mandiri ke loket antrian.

img-1567645742.jpg

Oleh petugas, berkas akan dicek, kalau ada yang kurang, akan diminta dilengkapi saat itu juga. Tenang, ga perlu keluar gedung kalau kurang foto kopi, karena di sudut ruangan di lantai 1, ada foto kopi yang siap bantu kok. Siapkan saja uang pas. Dan doa yang banyak biar dimudahkan prosesnya.

Semua berkas yang sudah oke akan dimasukkan ke  dalam satu map kuning setelah barcode kita di scan petugas dan ditempel di map itu.


Satu yang saya suka dari imigrasi jakarta Selatan adalah, banyaknya petugas yang mengelola pembuatan paspor baru. Jadi sekalipun kita dapat no antrian sampai selang 20 nomor, itu bisa ga sampe satu jam antri.

img-1567646403.jpg

Ruang tunggunya sangat nyaman, ramah anak dan ibu menyusui. Di sudut ruang tunggu dekat kantin, tersedia pojok bermain untuk anak-anak dengan alat permainan indoor dan ragam mainannya. Sebelah kantin yang merangkap jasa foto kopian, tersedia ruang menyusui. Jadi, buat emak-emak yang ngajak balitanya bikin paspor, tenaang yekaan. Setiap sudut terdapat papan informasi. Ruang kaca di belakang papan informasi itulah ruang untuk wawancara dan pembuatan paspor ada sekitar 20 meja yang siap melayani kita. Biasanya akan ditanya mau kemana, sama siapa dan ngapain ke sana. Lalu kita akan mendapatkan semacam slip tagihan pembayaran.Untuk pembayaran, bisa langsung dibayarkan di ATM yang terdapat di lantai dasar. Simpan struk pembayaran dan bukti selesai proses setelah wawancara tadi untuk pengambilan paspor kemudian. Biaya untuk pembuatan paspor biasa itu Rp 355.000. Sedangkan untuk E-Passport Rp 655.000.


Pastikan nama yang didaftarkan sama dengan akte lahir, kartu keluarga dan kartu tanda penduduk ya. Kalau ada yang beda satu huruf saja, ga akan diterima. Disuruh diperbaiki. Pembuatan paspor sampai di sini selesai. Yup, selesai, tinggal ambil paspor 5-10 hari ke depan.


4. Cek secara berkala kapan paspor selesai

Ada no WA imigrasi Jakarta Selatan yang wajib kita simpan untuk mengetahui kapan paspor bisa diambil. No 0813-8171-0123. Tinggal masukkan no permohonan yang tertulis di lembar serah terima berkas, ada 15 digit no. Tinggal WA ke no itu, nanti akan ada informasi seperti gambar di kiri kalau belum selesai. Gambar di kanan kalau sudah selesai dan siap diambil.

img-1567647882.jpg    img-1567647930.jpg


Saat pengambilan paspor pun sangat mudah. Tinggal ambil no antrian, tunggu dipanggil, bawa bukti bayar dan berkas yang diserahkan saat wawancara bikin paspor waktu itu, lalu akan diserahkan paspornya (cek dulu ya mak, khawatir salah nama dan pengejaannya), selesai deh.


     img-1567648289.jpg         img-1567648379.jpg


Ga sampai 5 menit saya menunggu dipanggil no antrian. Cepet kok. Minum belum sampai selesai ngabisin segelas lah pokoknya.

Jaaadi, inilah hasilnya :

img-1567649366.jpg

Ki-Ka: E-Passport, Paspor lama

Perubahan paspor biasa yang masa berlakunya belum habis, ternyata bisa dilakukan untuk pindah ke E-Passport. Lalu apa yang membedakan paspor biasa dengan E-passport?

1.Pembuatan paspor biasa bisa dilakukan di seluruh layanan imigrasi di Indonesia. Kalau E-Passport hanya di Jakarta, Surabaya dan Batam saja.

2. Lebih cepat layanannya saat pemeriksaan di imigrasi bandara, karena punya loket sendiri yang langsung di scan secara mandiri.

3. Chip yang tertanam dalam E-passport mencakup seluruh data lengkap kita yang sulit untuk dipalsukan dibandingkan paspor biasa. Mulai dari data lengkap, sidik jari hingga bentuk wajah.

4. Lebih mudah dan cepat penyetujuan visa di banyak negara karena lengkapnya informasi dalam chip itu. Bisa juga hingga fasilitas bebas visa, seperti Jepang yang membebaskan kunjungan 15 hari tanpa visa di negaranya.


Bagi pemegang E-Passport ada hal penting yang perlu diperhatikan

1. Paspor dijaga baik-baik. Jangan terlipat apa lagi dilipat. Baiknya disimpan dalam dompet tertentu biar aman.

2. Jangan distreples. Karena bagian covernya itu tebal, ada chip yang berisi data lengkap kita.


Mau menggunakan paspor biasa atau yang elektronik, tergantung kebutuhan Anda.Dan deg-deg an bisa tidaknya mengganti paspor biasa ke E-Passport yang belum habis masanya pun usai. Dan emak belajar banyak tentang banyak hal, termasuk belajar deg-deg an mengikuti kecepatan larinya anak milenial.


Karena tak berhenti tentang E-Passport saja, ada hal lain yang lebih seru dari ini. Tunggu cerita tentang BP nya Ailsa selanjutnya ya.

Jadi, mau rencana travelling kemana, mak?

Sumber : https://azkail.com/persiapan-backpacker-menuju-jepang-membuat-e-passport-detail-417430