Home / Artikel Resensi Novel Origin-nya Dan Brown

Resensi Novel Origin-nya Dan Brown

Resensi Novel Origin-nya Dan Brown

Review Buku lain-lain

Jum'at, 02 November 2018


"Love is a private thing; the world does not need to know every detail." - Dan Brown.


Ini dia buku paling keren yang pernah saya baca tahun lalu, Origin by Dan Brwon


Buku buat saya adalah sahabat sejati yang tak pernah marah apalagi nyinyir. Ia selalu siap kapanpun saya butuhkan. Buku juga menjadi teman duduk di kala BT nunggu antrian atau menghabiskan waktu pagi selonjoran di teras rumah ditemani suara burung dan wangi kemuning. Ketika mendapatkan tantangan untuk rutin menulis selama 30 hari ke depan, saya memilih sesuatu yang saya suka dan saya enjoy melakukannya, yaitu yang berbau-bau buku. Jadi, ketika ditanya, apa buku terkeren yang pernah dibaca tahun lalu, maka akan dengan cepat saya jawab bukunya om Dan Brown yang berjudul Origin. 


Sebagai penikmat tulisan-tulisan kerennya, buku ini memang sudah saya nantikan jauh-jauh bulan. Bayangkan saja mak, untuk menuliskan kisah tentang sebuah penemuan teknologi tergila abad ini, sang penulis membutuhkan 5 tahun untuk riset. Yang bikin tambah greget adalah proses saya mendapatkan buku itu. Ini penting saya ceritakan. Hahaha. Karena, sebelum hadir di toko-toko buku, saya sudah berselancar dan nyiapin hati plus dompet untuk beli online dengan waktu terbatas. Situs-situs resmi yang menawarkan buku ini habis diburu penggemar karya Dan Brown. Dan saya pun cukup hepi dengan soft covernya Origin tanpa tanda tangan. Hahaha. Untuk mengobati kesedihan, akhirnya tak ganti pake tanda tanganku aja. Ehh, tapi tenaaang, sekarang di toko buku sudah banyak beredar kok. Ga perlu effort besar untuk mendapatkan karya kerennya. Buku-buku om Dan Brown tuh selalu nangkring di rak best seller. Jadi ga perlu diragukan lagi tentang isinya.


Dan betul saja, Origin menyihir saya untuk tetap anteng duduk cantik selama hampir dua jam-an membaca setiap halamannya. Lembar demi lembar membuat rasa penasaran, emosi naik turun, deg-degan dalam setiap adegan itu selalu muncul. Kepiawaiannya mengolah dan memilh diksi membuat saya ikut larut seolah-olah ada di cerita itu . Dalamnya riset terasa dan tampak nyata. Pembaca bisa dibuat bingung antara kenyataan dan bumbu cerita dalam setiap babnya. Buku cetakan pertama di bulan November tahun lalu ini begitu menyedot perhatian saya untuk belajar bagaimana seharusnya konten buku itu diciptakan. Di halaman pertama, sang penulis sudah menginformasikan bahwa semua karya seni, arsitektur, lokasi, sains dan organisasi keagamaan dalam novelnya itu adalah nyata. Uwow kaan. Betapa beliau tuh niat banget untuk menulis. Sttt... tau ga? novel ini menggunakan latar cerita yang unik loh di 4 kota yang ada di Spanyol. Masing-masing dibumbui dengan kisah menegangkan lagi menarik. Mulai dari Museum  Guggenheim di Bilbao, tempatnya Langdon sang tokoh utama menghadiri sebuah acara pengumuman teknologi baru yang keren. Lalu bergerak ke Sevilla, Barcelona dan ibu kota negara itu, Madrid.


Buku setebal 511 halaman itu menjadi lautan ilmu pengetahuan buat pembaca. Ilmu-ilmu sains saat ini telah berkembang pesat. Ragam penemuan yang ditulis dalam cerita seru di buku ini memperkaya khazanah ilmu pengetahuan kita. #eeaaaa. Tak hanya itu, beberapa organisasi yang ada juga diceritakan dalam buku ini. Dialog dalam adegannya di Origin, membuat adrenalin terpacu dengan cepat dibungkus dengan rasa penasaran akan kelanjutan cerita setiap halamannya. Buat yang ga suka buku setebel bantal ini, ga usah khawatir, karya-karya om Dan Brown tuh sudah beberapa kali dibuat menjadi cerita di layar lebar loh. Sebut saja The Da Vinci Code, Angel and Demon, dan yang terakhir Inferno. Dan ga tanggung-tanggung, diperankan oleh artis papan atasnya Hollywood macem Tom Hank dan Felicity Jones.


Tapi yaaaa, buat saya, membaca, menyentuh lembar demi lembar dan mencium bau buku itu tetap tak sebanding dengan nonton film layar lebarnya. Karena imajinasi di kepala saya sebagai pembaca kadang lebih gila dan sulit diterjemahkan ke dalam kenyataan. Nikmatnya membaca itu adalah dengan memiliki penggambaran sendiri akan isi bacaan. Ga percaya, baca deh karya-karyanya. Dijamin, nagih. Terutama para pecinta thriller-sci.

#day2
Tulisan in menjadi bagian belajar komitmen menulis tanpa beban selama 30 hari berturut-turut.

img-1541129891.jpg
Ada yang tertarik mau ikut bareng saya? yuuuk.

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial