Home / Artikel Sheila sang guru kehidupan Torey Hayden

Sheila sang guru kehidupan Torey Hayden

Sheila sang guru kehidupan Torey Hayden

Review Buku Parenting

Selasa, 02 Mei 2017

"Sudah ada delapan murid berusia tak lebih dari 10 tahun di kelas itu. Seorang anak pernah dua kali mencoba bunuh diri, seorang anak buta, seorang lagi agresif, dua orang anak menderita autisme, seorang skizofrenia (gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi dan perubahan perilaku), seorang pernah mengalami penganiayaan fisik dan seksual sedangkan yang terakhir menderita beragam fobia.


Lalu, bersediakah anda mengajar di kelas itu ? Seperti Torey Hayden, sang penulis dua buku seperti gambar di atas, yang kemudian menerima seorang murid lagi, seorang gadis berusia 6 tahun yang baru saja membakar anak lelaki berusia tiga tahun sampai nyaris mati?. Gadis itu ber-IQ di atas 180, tetapi menderita problem emosional parah. Dia tidak pernah menangis saat sedih, marah maupun kesakitan."



Dua buku ini menghiasi rak buku perpus mini saya di rumah. Saat membaca ulang buku ini, rasa penasaran selalu membuat saya enggan beranjak. Saya merekomendasikan, pake banget yaa, buku ini wajib dibaca bagi setiap pendidik dan orang tua. Walau mungkin saja anda tidak, atau belum mungkin, berhadapan dengan anak-anak seperti di dalam buku itu, namun, bagaimana keberhasilan Hayden dalam menangani perilaku siswanya satu demi satu dan kemudian bisa saling support, itu yang wajib dipelajari bukaan?. 



Buku ini diangkat dari kisah nyata seorang Hayden, Ia adalah seorang ibu satu putri yang lahir di Livingstone, Montana AS pada tanggal 21 Mei 1951. Sejak awal duduk di bangkku kuliah, Hayden pernah bekerja sebagai relawan dalam sebuah program  untuk anak-anak pra-sekolah yang lemah mental. Keinginan kuatnya untuk mendalami 'penyakit mental yang membingungkan' ini, membuatnya berhasil lulus  dengan meraih tiga gelar sekaligus. Pengalamannya berkecimpung di pusat-pusat penitipan anak, sekolah negeri, asisten guru, divisi psikiatri khusus, membuatnya kaya akan pemahaman tentang mental anak-anak. Dari pengalamannya itulah kemudian Hayden menuliskannya dalam buku pertama yang berjudul Sheila; Luka Hati seorang Gadis Kecil (dengan judul asli : The One Child). Buku yang pertama kali  terbit pada tahun 1980 ini langsung menjadi best seller dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa indonesia. 



Buku kedua yang sebagian besar masih berkisah tentang Sheila ini diluncurkan tahun 1995. Sheila yang sudah beranjak dewasa ternyata tidak megenali Hayden sebagai guru yang sudah banyak membantunye mengenalkan berbagai macam emosi. Kisah-kisah menegangkan, mengharukan dan usaha Hayden untuk mengeluarkan Sheila dari lingkaran trauma, banyak ditulis dalam buku ini. Cocok dibaca oleh anda yang memiliki anak remaja yang sedang mencari perhatian lebih pada lingkungan sekitarnya. Kejadian demi kejadian mampu di selesaikan dengan arif layaknya guru yang dikagumi anak dan orang tua. 



Sssttt..tahukah anda, kalau saat ini, sosok Sheila dan teman-temannya dalam buku itu sudah berusia sekitar 30-50 tahunan?. Banyak dari mereka yang menjadi orang berhasil di bidangnya masing-masing. Aahh..saya ga pernah bosen baca sekuel buku ini, mau buku  pertama atau buku kedua, masing-masing punya kisahnya tersendiri.


Yup, ketika seorang pendidik mempengaruhi hati dan perilaku seorang anak, ia tak akan bisa mengungkapkan sampai dimana pengaruhnya akan berhenti. Karena menjadi pendidik yang menginspirasi itu tahu bahwa selalu ada bebatuan di jalan yang menghadang. bebatuan itu bisa berupa batu penghalang atau batu bertingkat berundak menuju atas, tergantung bagaimana kita memanfaatkan batu tersebut. Dan Hayden tahu betul bagaimana cara menyusun bebatuan itu menjadi undakan tanpa batas.


Lalu, bagaimana dengan kita?

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial