Home / Artikel Torey Hayden-Kevin

Torey Hayden-Kevin

Torey Hayden-Kevin

Review Buku Parenting

Senin, 29 Oktober 2018

"Dia memandangku. Air mata terkumpul di sudut matanya jatuh membasahi pipinya."



Lagi, buku ini membuat saya ga berhenti membacanya dari halaman ke halaman. Selalu ada kisah yang membuat saya penasaran tentang bagaimana kondisi dan cara seorang Hayden menyelesaikan keunikan-keunikan yang ada pada murid-murid specialnya. Ya, Torey Hayden adalah seorang guru sekaligus psikolog yang mengkhususkan menangani anak-anak berkebutuhan dengan latar belakang yang luar biasa. Mulai dari korban pelecehan, korban bullying sampai pada akhirnya datang seorang anak laki-laki berusia jelang 15 tahun ke kliniknya. Si anak kandang, begitu orang-orang menyebutnya, memiliki postur tubuh sebagaimana anak remaja lainnya. Hanya saja terlihat sedikit lebih kurus. Pandangan lurus ke depan tanpa melihat kanan dan kiri bila diajak bicara. Badannya selalu digoyang-goyangkan bila merasa tak nyaman dengan sekelilingnya. 


Kevin, tak banyak keterangan yang bisa didapatkan dari rekam akademiknya saat ia datang menemui Hayden. Hanya tertulis beberapa kalimat dari terapi dan guru sebelumnya yang menyatakan bahwa ia sudah tak berbicara atau bahkan terisak sekalipun sejak usianya 9 tahun, ini artinya sudah enam tahun ia tak mengeluarkan suara sedikitpun. Tak suka dengan suara bising, takut di jalan raya, suara engsel pintu pun sangat ditakuti. Bahkan terlalu takut  dan ngeri akan air untuk mandi dan telanjang untuk berganti baju. Ini yang kemudian ia lebih menyukai duduk di bawah meja yang sekelilingnya ditutupi oleh deretan kursi sebagai penghalangnya. Begitulah mengapa ia dikenal dengan si anak kandang.


Banyak cara unik lagi menarik yang dilakukan oleh Hayden saat menghadapi Kevin yang tenggelam karena keheningannya. Salah satunya adalah dengan duduk berdampingan sambil dibacakan buku setiap harinya. Mengajaknya untuk sekedar bersuara sedikit saja membutuhkan waktu yang tak sebentar. Cara uniknya ini berhasil membuat Kevin berbicara. Banyak cara unik yang perlu diketahui oleh para pendidik bahkan orang tua sekalipun saat Torey Hayden menyelesaikan masalah demi masalah yang timbul. Namun muncul ketegangan lain saat Kevin mulai bersuara. Ternyata Hayden membangunkan sisi Kevin yang lain. Rencana untuk membunuh ayah tirinya lalu berlanjut dengan kejadian mematahkan lengan seorang wanita pembimbingnya bahkan mengancam keselamatan Hayden. Bayangkan bila Anda menjadi Hayden saat itu. Maka wajar bila Kevin selalu berpindah klinik berganti sekolah yang satu ke sekolah lainnya. 


Torey Hayden mulai gamang, ditambah tak banyak catatan masa lalu Kevin yang bisa membantu. Mengapa orangtua Kevin dengan 'sukarela' menyerahkan anaknya kepada pengasuhan negara? Mengapa dengan kemarahannya yang besar, ia sangat takut dengan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya? 


Buku ini memang terbit pertama kali tahun 1983, baru kemudian masuk ke Indonesia tahun 2004, diterjemahkan  oleh Melati Adhi Damayanti dan ijin penerbitannya dipegang oleh Qanita mizan. Sekalipun buku setebal 610 ini tak sebooming buku sebelumnya yang menceritakan tentang Sheila, tapi cerita tentang Kevin ini menarik untuk dipelajari. Anak-anak seperti Kevin bukan ditakuti apalagi dijauhi. Banyak hikmah dan cerita hebat dibalik keberhasilan Torey Hayden mendampingi Kevin. Karena terasa sekali kasih sayang yang diceritakan melalui tulisannya. Cek deh websitenya di  http://www.torey-hayden.com/  banyak kisah menarik yang Torey Hayden bagi untuk penggemarnya. Kevin yang sudah berusia 30 tahunan pun diceritakan loh di website itu. Betapa bahwa apa yang ditulis itu memang nyata adanya.


Caranya Torey Hayden yang menuliskan sedikit demi sedikit pengalamannya selama mendampingi dengan berbagai karakter anak didik ternyata memberikan manfaat besar untuk orang lain. Buku ini disajikan dengan bahasa yang sederhana mudah difahami, ga perlu mikir untuk menerjemahkan kata kalau baca buku ini. Cocok untuk Anda yang suka dengan kepenulisan macam novel.  Cerita yang disampaikan mengalir, saya membacanya pun ikut hanyut, membayangkan seolah-olah saya ada di dalam buku itu. Buku ini saya rekomendasikan banget untuk para pendidik dan orang tua. Banyak cara dan trik sederhana yang kadang ga  kepikiran, tapi dilakukan oleh Torey Hayden.


Jadi, kapan mau baca bukunya, mak?

Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial