Home / Artikel 17 Cara berkomunikasi dengan remaja

17 Cara berkomunikasi dengan remaja

17 Cara berkomunikasi dengan remaja

Parenting

Kamis, 30 November 2017

Day 1 - Ajak makan di luar


Mak, ngobrol bareng anak remaja itu seru-seru seddep. Sesekali saya bingung menerjemahkan satu rangkaian kalimat yang telah saya sampaikan, lain waktu saya kepo dengan beberapa keinginan yang terbingkai dari bahasa tubuh. Memancing anak untuk mau bercerita kepada kita itu juga gampang-gampang susah. Komunikasi produktif tak hanya berlaku bagi pasangan, namun pada anak remaja juga sangat-sangat  berpengaruh.  Memilih waktu yang tepat akan membantu cara kita berkomunikasi dengan mereka.


Nah, salah satu yang saya lakukan adalah dengan mengajaknya makan di luar, meminta merekalah yang menentukan rumah makannya. Kalau sudah seperti ini, bersiap merogoh kocek agak dalam ya maak. Tapi alhamdulilah, selama ini anak-anak cukup perngertian kok. Mereka sangat mengerti kalau lidah ayahnya tidak bisa dibawa kemana-mana. maka saat memang tidak terlalu lapar, model pujasera atau jajanan pinggir jalan, bisa menjadi pilihan.


Makan di luar adalah sesuatu yang paling menyenangkan untuk saya dan keluarga. Karena dari situ, semua cerita bisa mengalir deras. Entah kenapa, kalau ngobrol dengan anak-anak di luar itu, kok ya menjadi obrolan yang ga ada habisnya, beda kalau di rumah walau sambil tidur-tiduran atau ngemil bareng. Bosen apa ya..hehehe. Butuh suasana baru sepertinya. Biasanya, sebelum menawarkan anak-anak makan di luar, saya dan ayahnya sudah punya bahan diskusi yang akan menjadi tema kami malam itu.  Nah, malam kemarin kebetulan yang sedang in kami bahas semingguan ini adalah kekuatan kami masing-masing akan sesuatu. Kami semua menceritakan apa sisi kelebihan kita, dan apa yang bisa kita lakukan untuk kebermanfaatan orang banyak dengan kelebihan itu. Obrolan yang asyik.


Mulai dari cah lanang, satu per satu kelebihannya ia kupas, detil. Sudah faham betul apa kekuatannya berdasarkan bahasa talent mapping yang ia dalami di HS nya. Mengenal kekuatan diri sendiri itu penting untuk membantu belajar memutuskan apa yang ia butuhkan. Kepercayaan diri akan muncul saat anak berbicara tentang sesuatu yang memang ia kenal dan kuasai. Demikian juga cah ayu, saya dan ayahnya bergantian bercerita. Obrolan  makin seru, karena kebetulan malam kemarin, eyang utinya juga ikut bersama kami. Jadi makin semarak lah cerita malam itu. Obrolan malam ini fokus pada kelebihan masing-masing diri kita. Sering-sering lah melibatkan anak untuk menemukan kelebihan yang ia miliki. Lihat binar matanya saat menceritakan betapa hebatnya mereka. Kita jarang sekali membicarakan kelebihan yang kita miliki karena selalu tertutupi dengan kekurangan yang selalu nampak besar di kejauhan.


Mengutip perkataan abah rama, mengasah pisau yang tepat itu adalah pada bagian yang tajamnya, bukan pada bagian yang tumpul. Butuh effort lebih saat mengasah sisi tumpulnya. Sama seperti kalau anak ga pintar matematika tapi suka dengan melukis, bukan kemudian di les kan matematika agar bisa mengerjakan soal matematika. Asah kemampuannya dalam melukis. Itu jauh lebih cepat berkembang dibandingkan mengasah sesuatu yang sudah jelas tidak disukainya.

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial