Home / Artikel 17 Cara berkomunikasi dengan remaja

17 Cara berkomunikasi dengan remaja

17 Cara berkomunikasi dengan remaja

Parenting

Kamis, 30 November 2017

Day-7 Kunci dengan Agama


Mak...

Saat berkomunikasi dengan anak remaja, tentu berbeda menghadapinya saat kita berkomunikasi dengan anak-anak usia SD apalagi TK. Mereka adalah orang dewasa dalam bentuk 'kecil'. Sedang belajar mempraktekkan langsung apa yang mereka tahu dari lingkungan sekitar. Banyak hal yang akhirnya mereka uji coba sendiri untuk mengetahui kebenaran akan sesuatu. Sejak hari pertama belajar mendengarkan dan berdiskusi dengan remaja kami, banyak sekali ditemukan hal-hal kecil namun besar. Hal kecil yang kadang terlihat sepele di mata kita, namun sangat berarti besar untuk kepentingan emosi dan harga diri mereka.


Saya memang tidak punya ilmu psikologi remaja atau lainnya, ini murni hanya hasil pengamatan dan pengalaman kami yang cetek semata. Contoh, saat si bungsu datang dari kegiatan luar rumah, belum sampai di pintu ia sudah nyerocos kesal dengan temannya karena kerja kelompok yang tidak sesuai dengan kesepakatan. Saat itu kondisi saya sedang di dapur, lagi nanggung masak, khawatir gosong.  Saat itu, si bungsu sudah memberikan kode bahwa ia mau didengarkan secara aktif oleh saya. Namun spontan saya minta waktu dua menit saja untuk membalik gorengan. Emak tahu apa yang terjadi? cerita langsung selesai tanpa ending saat itu juga! Saat ia ingin didengarkan, emosi sedang di titik puncaknya, saya minta time off dua menit, berapa lama sih mak kalau mbalik gorengan? hehehe. Dan itu ternyata membuat si bungsu langsung berhenti bercerita, males melanjutkan karena jeda yang saya minta. Buat kita mungkin, aiiih, gitu doang langsung keki, bentar aja kok mbalik gorengan biar ga gosong. Tapi untuk si remaja, itu makin menyiram bensin, mak, makin BT lah dia. Saya salah. Tidak peka melihat hal kecil seperti itu.


Malamnya, saat makan malam berkumpul di meja makan, saya mencoba masuk kembali dengan meminta maaf pada si bungsu. Alhamdulilah, ada ayahnya yang bisa tik tok dengan kepo ada kejadian apa sampai saya meminta maaf pada si bungsu. Episode berikutnya pun berlanjut, dan kami semua ikut mendengarkan, memberikan support dan pilihan jalan keluar untuk si bungsu. Satu yang tak pernah kami tinggalkan adalah, mengunci setiap diskusi dengan agama. Selalu mengambil sisi positif dari setiap kejadian. Betapa tak ada hal yang serba kebetulan di muka bumi ini. Daun jatuh pun telah Allah takdirkan, tertulis jelas. Maka penting buat kami untuk selalu mengunci dengan agama pada setiap akhir diskusi. Biasanya selalu ditutup dengan kalimat pamungkas; "Jadi, menurut adek, hikmahnya apa dari kejadian itu?"

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial