Home / Artikel 7 Manfaat Memberi Hadiah Dalam Islam

7 Manfaat Memberi Hadiah Dalam Islam

7 Manfaat Memberi Hadiah Dalam Islam

Komunitas Ibu Profesional

Selasa, 25 Februari 2020

“Saling bertukar hadiah-lah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai” (HR Bukhori)

Siapa yang tak suka, siapa yang tak cinta saat seseorang memberikan kita hadiah? Siapa yang menolak saat orang lain memberikan kita kejutan berupa hadiah? Hadiah, berarti pemberian sesuatu kepada orang lain dan sebaiknya pemberian itu bermanfaat bagi si penerimanya. Apapun bentuknya, hadiah tentu yang akan membawa banyak manfaat bagi yang menerima hadiahnya. 


Banyak kisah yang diceritakan dalam beberapa hadits bagaimana baginda Rosulullah terbiasa memberi hadiah kepada sahabatnya. Sampai-sampai Rosulullah pun mengingatkan kita, kaum wanita untuk saling memberi hadiah. Berikut ini petikan hadistnya :


“Abu Huroiroh menyampaikan sabda Nabi SAW kepada kaum wanita: Wahai wanita-wanita muslimah, jangan sekali-kali seorang tetangga menganggap remeh untuk memberikan  hadiah kepada tetangganya walaupun hanya sepotong kaki kambing.” (HR Bukhori Muslim). 


Catet ye mak, walau hanya sepotong kaki kambing. Sederhananya tuh, udah mah sepotong, kaki kambing pulak yang dihadiahin ke tetangga. Artinya berbagilah, saling menghadiahilah walau hanya sedikit dan menurut kita tak seberapa itu. Karena dengan saling memberi hadiah, akan membangkitkan rasa sayang satu sama lain. Bukan besar kecil murah mahalnya sesuatu yang kita berikan, tapi perhatian kita lah yang kemudian manumbuhkan rasa kasih sayang terhadap sesama.


Nah, ngomongin soal hadiah, ada yang menarik dalam permainan di kelas bunda cekatan kali ini. Setelah kita harus menemukan apa yang  dibutuhkan dan sudah kita dapatkan tentang kebutuhan itu. Sekarang  saatnya untuk berbagi, saling memberi hadiah kepada teman sekelas lainnya. Hadiahnya bebas mau memberikan dalam bentuk apa saja. Dan baiknya, memberikan kepada teman sekelas yang sudah kita lakukan engagment di permainan sebelumnya. Ini membuat indeks kebahagiaan saya meningkat. Kenapa? Selain saya akan mendapatkan teman baru, saatnya saya harus pinter-pinter berbagi hadiah yang mereka butuhkan. Bukan sekedar menggugurkan tugas saja saat diminta untuk saling berbagi hadiah.


Kalau menggunakan bahasa Talents mapping, bakat individualization saya muncul ke permukaan kalau sudah urusannya dengan orang lain. Dan inilah yang saya lakukan sebelum dan saat memberikan hadiah kepada beberapa teman di kelas bunda cekatan:


1. Cek apa yang saya punya.

Saya membuka kumpulan reward yang pernah saya buat, baik berupa tulisan, ebook atau video. Atau yang pernah saya dapatkan dari beberapa tempat dan beberapa orang keren lainnya. Yang halal sebar ya, bagian dari adab berbagi ilmu. Selain harus mencantumkan dari dan punya siapa, juga yang memang diijinkan untuk disebar. 

img-1582555607.jpg


2. Cek kebutuhan friend list engagment

Saya melihat kembali kebutuhan belajar dan keingintahuan teman saya minggu lalu yang telah saya buat di excel. Apakah ada yang sesuai dengan apa yang saya miliki. Saya ingin memberikan sesuatu yang memang bisa membawa manfaat dan digunakan oleh yang menerima. Jadi sifatnya personal banget.


3. Cross check juga jurnal kedua mereka

Apa sudah sesuai dengan beberapa hadiah yang telah saya siapkan atau belum. Kalau ternyata dari friends list itu ga ada yang sesuai dengan apa yang saya punya, berarti saya harus mencari teman lain di luar itu untuk saya berikan hadiahnya. Tapi alhamdulilah, dari friends list itu ada beberapa yang memang sedang membutuhkan. Yeaay.


4. Hubungi secara personal

Kalau sesuai dengan kebutuhan mereka, baru saya inboks/wapri secara personal.


Tentu berbeda rasanya bila memberikan sesuatu yang memang dibutuhkannya. Tak hanya kebahagian yang akan muncul tapi kemudian tali silaturhami bisa makin memanjang satu sama lain.


Dari 33 orang minggu lalu yang tak sambangi satu persatu, ada 5 orang yang saya berikan sesuatu yang menurut saya, dibutuhkan. Yang saya berikan adalah beberapa form check list permainan anak yang bisa dilakukan bersama orang tua, tapi sesuai tumbuh kembang atau usianya dan beberapa tips konsisten dalam melakukan sesuatu.  Entah mengapa dari nama yang terpilih tuh, saya pernah ketemu secara offline, padahal, screening awal saya adalah kebutuhan ilmunya baru melihat nama penerimanya. Hihihi. Berikut ini beberapa nama teman sekelas yang saya berikan tentang itu:


1. Mba DK-Karawang

Seorang ibu dengan satu putra bernama Zhafran yang berusia 4 tahun. Tinggal di Karawang. Setelah menyambung obrolan via inboks, ternyata mba DK ini waktu akademi fasilitator IIP di Depok beberapa waktu lalu, hadir.  Tapi saya ga sempat ngobrol panjang dengan beliau. Keluarga atau grup belajar yang dipilh mba DeKa tentang keluarga bermain bersama anak. Jadi saya pikir, form check list yang saya berikan, bisa sedikit membantu. Dan betul saja, kalau dari yang saya baca balasannya  mba DK, sepertinya hepi deh. Betul ga ya? Hahahaha 


2. Mba KEJ-Jawa Tengah

Perempuan manis berkacamata ini, ternyata juga pernah saya kenal saat Konferensi Ibu Profesional Agustus 2019 lalu. Saat itu, saya datang telat, karena tiket kereta dari Jakarta ke Yogyakarta hanya ada di jam itu. Acara mulai jam 13.00 dan jam 15.00 wib saya baru sampai lokasi acara. Dan mba KEJ inilah yang menerima saya di bagian registrasi. Saat itu sambil menggendong si kecil menyapa saya. Masih ingat nih mba KEJ. :) Oia, saat ini mba Ken ada di keluarga bermain bersama anak. Maka pilihan pun jatuh ke beliau, berharap hadiah yang saya berikan bisa bermanfaat sebagai pegangan alternatif beliau bermain bersama dua anaknya. Si sulung yang berusia 4 tahun dan si bungsu yang berusia 2 tahun. Huhuhu... ternyata mba KEJ ga menyangka akan mendapatkan cinta yang dibutuhkan dari saya. Yeaaay, semoga bermanfaat ya mba.


Ga disangka, esok harinya, mba KEJ memberikan saya oleh-oleh berupa rangkuman materi  saat beliau ikut kegiatan bersama om Rhenald Kasali. Dan yang dibahas di materi itu adalah, tentang buku yang saya memang belum punya. Aiiih, ketjeh daaah. Makasih banyak ya mba. 


3. Cik gu YY -Sulawesi

Berangkat dari cek jurnal kedua dan menyusuri satu persatu anggota keluarga yang membutuhkan apa yang saya punya, saya menemukan nama cik gu YY. Beliau ada di keluarga Homeschooling, memiliki 3 anak sholihah dan sholih yang secara usia, sepertinya pas kalau saya berikan hadiah dari apa yang saya miliki. Mamaknya ga perlu bingung dengan ragam permainan dan tinggal cek lis aja. Semoga bermanfaat ya cik gu.


4. Mba EW-Lampung

Ternyata mba EW ini masuk di keluarga portofolio. Lihat saja jejak digitalnya di media sosialnya, penuh dengan aktivitas bermain bersama anak. Artinya ada kesungguhan awal untuk menjejak dalam bentuk digital. Berharap bisa bermanfaat untuk menemani 3Sya putri-putrinya, hadiah kecil dari saya ini bisa menemani mba EW saat mengobservasi 3 Sya nya. Buku referensi yang saya berikan ternyata juga telah dimiliki mba EW walau edisi lama yang beliau miliki. Hihiihi. Gpp ya mba, mudah-mudahan form nya bermanfaat.


5. Mba MAD-Kediri

Nah, saya ketemu mba MAD pun tanpa disengaja. Berawal dari obrolan biasa di WA saat memiliki kesukaan buku bacaan yang sama. Lalu berlanjut ngobrol seputar program bunda cekatan. Daan langsung saling berbagi hadiah deh. Saya tahu beliau itu masuk di keluarga manajemen waktu dari jurnal, sehingga saya memberanikan diri berbagi secuil pengalaman bagaimana saya pakuat-kuatan tentang menjaga konsisten dan komitmen. Mba MAD pun tak lupa memberikan saya sebuah tulisan yang memang sedang saya cari, yaitu tentang konseling. Wuuih... keren kaaan efek berbagi tuh yaa.


Nah, setelah melewati keseruan berproses saling memberi hadiah, saya pun merasakan 7 manfaatnya loh. Walau hanya lewat dunia maya, saya mampu merasakan manfaatnya. Ini dia yang saya rasakan dari saling menghadiahi ke sesama teman:


1. Makin akrab satu sama lain, bercerita jadi lebih lepas karena kita saling mengetahui apa kebutuhan masing-masing. Kita mau berusaha mencari tahu kebutuhan teman yang akan diberi hadiah. Ga hanya ngobrolin seputar tugas tapi jadi tentang keluarga dan sebagainya. Seru. Dan yang bikin saya takjub adalah  semua hadiah yang saya dapatkan itu adalah yang memang saya butuhkan dan saya suka.


Hadits dari Abu Hurairah RA Nabi SAW bersabda :


تَصَافَحُوْا يَذْهَبُ الغِلُّ ، وتَهَادَوْا تَحَابُّوا ، وَتَذْهَبُ الشَحْنَاءُ

"Saling bersalamanlah (berjabat tanganlah) kalian, maka kalian akan hilangkan kedengkian (dendam). Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai dan akan hilan kebencian." HR Malik

2. Berusaha memberikan yang terbaik dan bermanfaat untuk orang lain. Bayangkan saja kita ada di posisi yang menerima hadiah, apakah hadiah itu akan bermanfaat untuk kita? Maka berikan hadiah terbaik yang kita miliki. Rosulullah pernah mengingatkan kita agar memberi sesuatu itu diambil dari barang yang paling disukai atau dibutuhkan orang lain agar bermanfaat. 


Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهْمْ شَيْئًا


Barang siapa mengajak kepada petunjuk lurus, maka baginya pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya”. (HR. Muslim no.2674).


3. Kebahagian yang menular itu terpancar dari tulisan. Percayalah, emosi yang melatar belakangi tulisan itu akan terasa pada pembacanya. Sekalipun tak ada tatap muka. Tulisan itu mampu memancarkan isi hati penulisnya. Apalagi bila ada emot yang menemani. Tulisan akan semakin hidup.


4. Latihan berkomunikasi dalam bentuk tulisan. Berlatih menyapa dan mengolah diksi agar tak menyinggung orang lain atau terkesan basa basi saja. Ini latihan yang luar biasa buat saya. Belajar berhati-hati dalam menulis.  Allah sudah mengingatkan kita di QS Qaf [50]: 18 :


مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Artinya: "Tiada suatu kalimat pun yan diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."

5. Latihan bersabar. Mengapa? Karena obrolan dan kenalan melalui dunia maya, otomatis setiap pertanyaan atau diskusi kita itu kadang ga langsung dijawab. Bisa beberapa menit, beberapa jam bahkan beberapa hari kemudian baru terjawab. Maka sabar adalah kuncinya. Saat kita membutuhkan jawaban cepat, ternyata yang diajak ngobrol belum juga aktif di media sosialnya. Kalau sudah kek gini, ingat saja firmanNya:

وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُور


"Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya perbuatan yang demikian itu termasuk hal yang diutamakan." (QS Asy syu'ara:43)

6. Belajar caranya belajar. Ya! Saya merasakan harus mencari hadiah yang tepat untuk saya berikan kepada orang lain. Saya belajar membaca kebutuhan orang lain. Karena bisa jadi, hadiah itu adalah sesuatu yang saya tidak mengerti atau tidak saya sukai. Tapi saya harus memberikan yang terbaik yang saya bisa.


7. Berkahnya hidup. Keberkahan hidup itu tak hanya bertambahnya usia setiap hari, namun digunakan untuk kebaikan apa setiap harinya. Silaturahmi via online lah yang saya rasakan. Mendapatkan teman yang banyak, yang bisa mengingatkan saya akan banyak hal baik di setiap status yang mereka tuliskan.  Berharap bisa menjadi umat terbaiknya hingga akhir zaman, yang selalu saling mengingatkan kebaikan satu sama lain. Karena menurut ulama salaf, syarat berikut ini, kita bisa menjadi umat terbaiknya. Allah Ta’ala berfirman,


كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)


Saya teringat akan kisah Lukman yang termaktub di QS Lukman ayat 17


وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”

Jadi, gunakan media sosial sebaik mungkin. Manfaatkan untuk berbagi kebahagiaan yang berdasarkan fakta. Sharing informasi yang bisa dipertanggung-jawabkan. Karena kebaikan itu akan menular dan bertumbuh. Demikian juga dengan keburukan. Dan satu lagi, kata orang jawa tuh ya, pager mangkok luweh kuat tinimbang pager tembok. Artinya saling berbagi, menyebarkan kebaikan dan saling menghadiahi itu lebih kuat hubungannya dari apapun, walau cuma semangkok bakso. 

-semoga bermanfaat ya-


rujukan hadits diambil dari :
1. Rumaisho.com
2. Muslim.or.id
3. Dakwatuna.com

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial