Home / Artikel Belajar Mengurangi Satu Kebiasaan Yang Mengganggu

Belajar Mengurangi Satu Kebiasaan Yang Mengganggu

Belajar Mengurangi Satu Kebiasaan Yang Mengganggu

Komunitas Ibu Profesional

Jum'at, 27 Maret 2020

“Diantara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (Tarmidzi-al Hadist)


Hadist di atas selalu menjadi pengingat saya manakala semangat mulai turun, hati dan pikiran mulai oleng. Ada saja godaan dan tantangan datang. Tiba-tiba terpikir, ini ada yang salah, ada yang harus diperbaiki, ada yang ga bener. Entah berapa banyak hal yang ga sesuai dengan yang direncanakan, hal yang mengganggu fokus dan target minggu itu yang harus diperbaiki. Maka kebiasaan mikir tiap mau tidur itu menjadi bagian untuk refleksi diri harian. 


Bersyukur sekali kebiasaan ini mendapat dukungan dari semesta. Kelas belajar di Bunda Cekatan kali ini mengajak mahasiswanya untuk berpuasa. Berpuasa pada hal-hal yang mengganggu tujuan hidup, atau kalau kejauhan minimal mengganggu target harian atau mingguan lah. Belum lagi dibantu dengan kalender pengingatnya, kalender reward mingguan. Menarik. Kalau biasanya saya cukup tulisan di papan tulis dan bunyikan alarm di google calender, kali ini tersedia contoh kalender rewardnya yang bisa saya manfaatkan.


Semenjak mengambil peran di institut ibu profesional di tingkat yang lebih luas, dan menjadi teman ngobrol beberapa lembaga lain baik daring atau pun luring, teman saya jadi jauh lebih banyak. Silaturahmi makin luas, pengalaman makin berwarna aneka rupa. Allah sedang menguji saya dengan waktu. Saya mulai oleng. Atau lebih tepatnya terlena. Yang saya rasakan sekarang ini adalah waktu saya nyaris banyak bergelut dengan gawai dan facebook. Mulai dari diskusi hingga ruang belajar semua menggunakan gawai.


Saya tahu konsekuensinya saat mengambil peran tertentu di beberapa tempat, di mana pun lokasi dan keadaannya. Namun saya merasa ada yang ga beres terkait jadwal online yang ngawur ra karuan. Saya lupa dengan ceu KOKOM yang sudah saya buat dan sepakati. Saya pernah mojok sedih luar biasa karena merasa sepertinya kok makin  menjauh dari-Nya. Kesibukan dunia mulai menggerogoti. Saya ingat sekali Imam Hasan Bashri-semoga Allah merahmatinya, berkata tentang ini "Diantara tanda-tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah Allah menjadikan kesibukannya dalam perkara-perkara yang tidak berguna bagi dirinya."


Saya sedih karena saya merasa malah jauh lebih banyak pegang gawai yang tak karuan, sekedar scroll facebook tak bertujuan, haha hihi di WA. Saya mulai oleng, nyaris hilang kendali. Di satu sisi saya bersyukur ada yang mengingatkan kembali  karena saat ini bertepatan dengan kelas bunda cekatan yang sedang saya ikuti, memberikan kejutan untuk berpuasa. Ya, puasa untuk melakukan sesuatu yang dirasa mengganggu tujuan atau target yang telah ditetapkan. Masya allah yekaaan.


Sejak awal bulan ini sebetulnya, saya sudah buat ritme baru menyesuaikan kebutuhan jam online saya di gawai. Saya perlu mengatur itu agar tak melulu dekat dengan gawai. Saya menetapkan dalam sehari hanya 1.5 jam saja untuk pegang gawai. Gilak emang, tapi kalau ga gini, habis waktu saya untuk sesuatu yang sering sulit saya kendalikan tanpa batas. Saya harus berkomitmen dan belajar konsisten mengatur diri sendiri dulu biar ga sering rungsing.


Saat diminta untuk berpuasa, maka saya melanjutkan  dan menetapkan untuk puasa gawai dan facebook. Maka inilah yang saya lakukan dengan ritme yang saya atur sesuai kebutuhan rata-rata harian.

Jam gawai dalam sehari di luar jam berbagi dan jam kuliah online:

jam 05.00-05.15 (15’)

jam 12.00-12.30 (30’)

jam 17.00-17.15 (15’)

jam 20.00-20.30 (30’)

Total 1,5 jam sehari.


Jam gawai adalah 

1.   Saatnya saya menjawab tiga pin chat teratas,

2. Membaca dan atau menjawab chat grup lembaga dan komunitas lalu grup belajar.

3. Berkomentar di facebook hanya yang nge tag saya saja. Untuk facebook, saya membuat keputusan sehari hanya satu kali nulis status dan itu pun hanya untuk review buku bacaan yang saya baca di hari itu atau satu hari sebelumnya. Kalau baca buku belum selesai, maka ga boleh nulis status kecuali status belajar terkait tugas.


Lalu apa yang bisa saya lakukan di sisa waktu gawainya biar ga gabut? Selain menambah halaman tilawah, saya paksakan untuk membaca buku satu hari satu buku. Saya percaya, kebiasaan dulu yang pernah kita lakukan kemudian pernah terkubur dan tidak dilakukan lagi. Tapi kemudian kita mulai kembali melakukan kebiasaan yang terpendam, tubuh kita akan dengan mudah me recall aktivitas itu. Yup ini yang saya rasakan dua mingguan ini, mak.


Gila memang, sehari satu buku emang bisa? Bisa! Tahun lalu saya pernah dalam kondisi seperti ini.  Di mana saya nyaris ketemunya dengan leptop, PC, Ms Word, leptop, PC Ms Word lagi. Kayak dikejar soang yang lehernya manjang gitu. Hari-hari saya ngerjain itu aja. Dan hectic pun saya rasakan kembali, namun kali ini dengan gawai dan facebook. Dan buku menjadi pelampiasan penggantinya.  Kebiasaan ini sudah saya jalankan selama dua minggu-an, memang waktu minggu pertama, tiga-empat hari satu buku. Tapi lama kelamaan dua hari satu buku, hingga minggu kemarin saya berhasil satu hari satu buku.


Ga buka facebok sama sekali juga ga bener, kaget otak saya. Kalau langsung dihilangkan juga belum bisa. Karena banyak kerjaan saya berhubungan dengan fasilitas facebook. Saya hanya cukup mengatur dan mengurangi jamnya saja. Cara saya mengurangi tapi masih menulis di facebook adalah dengan menulis review buku yang telah saya baca. Saya ceritakan di status facebook. Menulis review buku sehari satu buku atau paling tidak, tiga hari satu review buku yang telah dibaca.  


Karena ritme membaca saya sudah sedemikian cepat (menurut saya dalam per menitnya), saya masih tersisa waktu. Saya pernah kembali oleng dengan pegang gawai lagi di minggu lalu saat berpuasa. Maka saya kembali ke strong why yang saya tempel di cermin kamar.  Maka mulai minggu lalu, saat membaca, saya menambahkan aktivitas baru, yaitu menuliskan kalimat inti dari setiap bab di post it. Ini sudah berjalan tiga hari. 


Tantangannya betul-betul luar biasa. Setan ganggunya kuat banget. Apalagi kemarin saat beberapa kali saya harus mengisi online. Sempat juga untuk membuka beberapa grup lain selain grup ngisi kelas online itu. Aiiih, gemes. Seolah-olah apa yang sudah saya bangun dari awal, runtuh seketika saat itu. 


Maka, saatnya saya memberikan reward dan merayakannya hari ini. Inilah hasil yang tertulis dengan reward berdasarkan kelas buncek yang sedang saya ikuti. Pergulatan dan kebiasaan satu minggu sebelum kelas ini, jelas saja tidak saya masukkan dalam kalender ini ya.


img-1585386575.jpg

Ini penjelasan reward ala saya :

img-1585386744.jpg  : Pemakaian gawai dan facebook lebih dari 3 jam sehari 

img-1585386842.jpg  : Pemakaian gawai dan facebook lebih dari 2 jam kurang dari 3 jam

img-1585387013.jpg : Pemakaian gawai dan facebook lebih dari 1,5 jam kurang dari 2 jam

img-1585387109.jpg :  Pemakaian gawai dan facebook kurang dari 1.5 jam sampai 1,5 jam sehari


Dan saya masih lanjutkan hingga hari ini saya menulis. Karena merasa ada yang aneh gitu kalau tetiba pegang gawai buka facebook di jam yang saya off kan. Doakan saya bisa berpegangan dengan ceu KOKOM ya, mak.

#jurnalminggu1tahapkepompong



Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial