Home / Artikel Kungfu Boy Komik Legendaris

Kungfu Boy Komik Legendaris

Kungfu Boy Komik Legendaris

Review Buku Anak

Rabu, 08 April 2020

Suka baca komik kah, mak? Kenapa suka baca komik? Ada komik yang paling disukai sampai sekarang kah? 


Entah mengapa saya ga suka dengan yang namanya komik. Menurut saya, komik itu bikin pusing. Hahaha. Gambarnya di mana, tulisannya di mana. Trus kadang –sering deh kalau menurut saya- gambarnya ngacak. Misalnya di lembar kanan sudah berurut dari kiri ke kanan, lah di lembar berikutnya tau-tau ada kotak besar separuh halaman sendiri hanya untuk menggambarkan satu reka adegan gitu. Trus ada malahan ya, yang jadi di tengah dengan space kecil gitu. Jadi kadang, saya kudu baca lagi, mengulang gambar di lembar sebelumnya gitu. Itu saya. Suka malah jadi ngliatin goresan gambarnya dari pada isi ceritanya. Hihihi. Saya pernah coba beberapa kali membeli dan membaca komik bebek dan sailor moon (ya Allaaah, tahun berapa itu komik yaa.. hahaha). Tapi beneran, saya kok belum bisa menikmati. Apa lagi itu komik ga ada warna warninya blas. Ya iya laah, emangnya buku gambar anak TK!  Itu komik di mata saya, dulu.


Al kisah, adik laki-laki saya suka lama bet kalo saya panggil untuk mbantu ono ini. Dia tahu kayaknya kalau giliran saya yang manggil, pasti minta tolong sesuatu. Tapi ternyata ga juga, saya baru ngeh, setiap saya manggil dia tuh, dia lagi slonjoran di kamarnya bari baca komik. Kadang ngikik sendiri. Entahlah itu kesambet apa sampe bisa bikin dia ngekek ngikik gitu. Dan makin gemes saya tuh, di atas kasurnya bertebaran komik itu semua. Kalau mau berangkat sekolah, langsung ditutup sama bedcover, jadi tampak rapih. Jangan berani-beraninya buka itu bedcovernya ya. Berantakan sama buku komik. Sepet mata dah.


Akhirnya kadang saya suka gatel, jadi ngrapihin tempat tidurnya kalau dia udah berangkat sekolah. Dan lama kelamaan, bukannya ngeberesin kasurnya, saya malah keasyikan baca itu komik. Entah lah, saya lebih suka jalan ceritanya dari pada gambar acaknya. Hahaha. Ada lucunya, serunya, menegangkan dan banyak juga edukasi di dalamnya. Pantes aja adik saya suka ngikik sendiri kalau sudah baca ini. Isinya pun sesuai untuk anak SMP lah saat itu. Aman secara isi dan gambar kategori komik. Tahu komik tentang apa itu, mak?


Komik ini bercerita tentang seorang anak yang senang belajar dan berpetualang dari kota ke kota, desa ke desa. Setiap memasuki kota atau desa tertentu, ia selalu dipertemukan dengan kelompok master kung fu dan kadang terlibat tidak langsung untuk menyelesaikan masalah di desa itu. Setiap perjalanan yang dilalui anak laki-laki ini selalu ceria. Selain karena selalu ditemani seekor monyet pintar, ia juga ditemani guru yang selalu siap membantu. Ada yang bisa nebak kah siapa anak laki-laki kecil itu? Yup, dia adalah Chin mi, si kung fu boy legendaris itu.


Dan itulah kali pertama saya suka dan menikmati membaca buku komik.


Itu komik bener-bener legend banget. Sang penulisnya, Takeshi Maekawa, seorang mangaka yang meluncurkan komik kung fu Boy pada tahun 1983 di Jepang dengan sukses besar. Hingga diterjemahkan ke berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. Sampai mendapatkan penghargaan loh di tahun 1987. Keren.


Yang menariknya, cerita dalam komik ini berlanjut hingga Chin Mi dewasa, menjadi empat seri. Saya yang pernah baca dari adik saya itu ternyata seri pertama. Gini sederhananya :

1. Kung fu Boy 37 jilid

2. New Kung fu Boy 20 jilid

3. Kung Fu Boy legend (ga tau berapa jilid ini, kalau yang sulung saya punya, ada sampai jilid 20)

4. Chinmi  Other Story Kung fu Boy (ga tau sampai berapa jilid, sampai sekarang sepertinya masih tayang deh)


img-1586353774.jpg

Dari ujung kiri: yang oren itu seri 1, yang warna warni seri 3, yang putih seri 2, yang coklat edisi premium, chinmi remaja


Tau ga mak? Itu komik saya baca saat tahun 80 an, dan ternyata anak sulung saya pun suka. Si sulung juga kena racun adik saya. Komik itu diturunkan dan disuruh bawa ke rumah kami untuk dia baca. Dan bener aja, nagih untuk beli dan baca lanjutannya sampai sekarang. Saya baru ngeh kami memiliki 3 seri komiknya. Karena saya sempat berhenti di seri pertama, akhirnya saya jadi ikutan baca juga hingga seri ketiga bareng si sulung. Dia sampai hapal kapan seri terbaru keluar di toko buku. Pernah beberapa kali, kami ke toko buku hanya untuk beli komik itu dan langsung pulang. Aigooo....


Emang sih, setelah baca alur ceritanya, menarik, banyak juga sisi edukasinya. Tentang bagaimana Chinmi gigih saat belajar, tekun dan bertanggung jawab atas segala yang ia putuskan sendiri termasuk bagaimana menyelesaikan konflik akibat dari keputusan yang diambil. Satu lagi, adab belajar dan menghormati pada yang tua serta adab terhadap guru itu bagus sekali digambarkan dalam setiap petualangannya.  Pantas saja sang penulisnya mendapatkan penghargaan. Salah satu komik yang saya rekomendasikan untuk anak, ya kungfu boy ini. Tapi yang seri satu dan dua ya. Yang seri tiga nya Chinmi sudah remaja. Ada sedikit bumbu cinta monyetnya di situ. Hehehe 


Dan sampai sekarang, baru satu komik itu yang membuat saya bisa menikmati. Yang lain? belum tertarik untuk membaca. Ada yang punya referensi komik serupa yang bisa direkomendasikan untuk saya kah?


Komentar

  • yoice stefano

    Jum'at, 14 Agustus 2020

    Assalamu'alaikum Wr Wb Pagi Kak, saya Jo ....yoice stefano mau tanya utk seri2 kungfuboy yg terbaru itu keluar tahun berapa? Critanya mau kasih teman yg skr lg ke covid, stay di RS. mau kasih dia bacaan, katany suka kungfuboy, cm yang mana mau dikasih, pingin kasih yang terbaru saja yang kemungkinan besar dia belum baca. terima kasih infonya ya Kak, karena saya bukan pembaca kungfuboy jd ga tau mana2 terbarunya hehehee, makash

    • Admin

      Rabu, 19 Agustus 2020

      salam kenal kak jo. semoga sehat selalu untuk kita semua dan temennya kak jo yaa Mungkin baiknya tanya ke temen kak jo dulu deh, biar ga salah ngadoin. hihihi. Yang terbaru itu yang kung fu legends, Chinmi nya sudah dewasa. mungkin ditanya dulu yang temen kak jo belum punya, yang serial mana. jadi bisa dinikmati pecinta kungfu boynya. hihihi

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial