Home / Artikel Mengkokohkan Pola Kebiasaan Membaca Pada Anak Remaja

Mengkokohkan Pola Kebiasaan Membaca Pada Anak Remaja

Mengkokohkan Pola Kebiasaan Membaca Pada Anak Remaja

Ailsa

Jum'at, 09 Juni 2017

Day 2-Persiapkan tools dengan baik

   

"Mas, hari ini apa rencana kebaikannya."

Setiap pagi saat sarapan, aku selalu membuka pertanyaan pada anak-anak di meja makan. Karena saat sarapan-lah semua anggota keluarga lengkap hadir dengan pikiran yang fresh dan enak diajak ngobrol santai.

    "Aku hari ini masih bantuin ngerjain projek SMANTi, bun, masih mau nge-burning-in CD. Kan mintanya mereka 300 keping CD, masih nyicil. Kemaren ada CD yang ga bisa diburning, jadi bikin lagi deh." Si sulung menjawab detil.

    "Kalau adik, hari ini apa rencananya?" Kulirik adik yang dari tadi seperti ingin bercerita sesuatu pada kami.

    "Bund, nanti sore setelah sekolah, aku mau jenguk ayahnya temenku yang kena stroke di rumah sakit, boleh ga? Kasian loh bund temenku itu, jadi sering ga masuk karena gantian nunggunin ayahnya di rumah sakit. Trus ya, ayahnya jatuh di kamar madi, pas lagi jatuh gitu, ga ada orang di rumah.  Temenku nangis mulu, kayak merasa bersalah gitu, karena pas ayahnya jatuh, dia lagi main di rumah temennya. Boleh ya aku jenguk ayahnya bareng temen-temen yang lain pas pulang sekolah." 

Ah...pagi yang indah. Anak-anak sudah terbiasa bercerita tentang apa rencana kebaikan setiap hari. Pola komunikasi pagi yang kuterapkan pada anak-anak mulai terlihat sedikit demi sedikit hasilnya. Untuk merubah sesuatu menjadi lebih baik dibutuhkan konsistensi yang baik, semua dimulai dari langkah pertama, yaitu lakukan sekarang.

    "Sudah jam 6 lewat nih, ayo berangkat. Ayah tunggu di mobil ya." Percakapan berakhir dengan ajakan suamiku pada anak-anak untuk segera berangkat. 

Seperti biasa, setelah semua berangkat, aku mulai merapihkan rumah. Biasanya pekerjaan domestik seperti ini selesai sekitar dua jam. Alhamdulilah urusan mencuci piring sudah selesai, anak-anak sudah terbiasa mencuci dan merapihkan bekas makanannya sendiri. Jadi selebihnya, aku yang merapihkan meja makan. 

Setelah semua urusan domestik selesai, aku mulai duduk di depan leptop kecintaan. Mulai mencari informasi terkait bafaimana menjadi konsisten akan sesuatu hal dalam senuah keluarga. Mencari informasi juga tentang model pohon literasi yang nanti malam akan kami diskusikan dengan anak-anak. Oh, ada banyak sekali model pohon literasi yang ada di internet. Bingung iya. Karena semua bagus-bagus dan mengena pada sasaran masing-masing pembuatnya. Beberapa gambar sudah kusimpan di leptop sebagai bahan masukan untuk diskusi nanti malam.

Ya, inilah yang selalu kulakukan sebelum projek keluarga kusampaikan pada anak-anak. Ide awal biasanya datang dari kebutuhan dan kebiasaan yang kami lakukan sehari-hari. Berangkat dari situ, ada hal yang ingin diperbaiki, maka aku akan menyampaikan itu terlebih dahulu pada suami. Diskusi panjang terjadi mengenai value keluarga yang ingin kami bangun bersama, lalu didetilkan dalam bentuk corat-coret tulisan. Nah, biasanya, ini jadi tanggung jawabku untuk urusan teknis dan mendetilkan menjadi sebuah projek keluarga. Seru. Jadi teringat saat bekerja dulu. Kita diwajibkan untuk membuat semacam action plan oleh atasan. Lalu di breakdown dalam bentuk aktifitas bulanan sampai harian. Dan ilmu itu ternyata bisa kugunakan untuk membuat projek keluarga si rumah.

    "Ahh... aku punya ide untuk pohon target kali ini."


-Bersambung-


Bunda Sayang

Ibu Profesional

IIP

For Things To Change, I Must Change First

Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial