Home / Artikel Persiapan Umroh

Persiapan Umroh

Persiapan Umroh

Cerita Emak

Jum'at, 03 Mei 2019

Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, ‘Aisyah berkata: “Aku bertutur: ‘Ya Rasulullah, apakah ada kewajiban berjihad bagi kaum wanita?’ Beliau berkata: ‘Bagi wanita adalah jihad yang tidak ada peperangan padanya, yaitu haji dan umrah.” (HR Ibdu Majah, Dishahihkan oleh al-Albani)


Siapa yang tak ingin menjadi tamu Allah di rumah-Nya? Aneh aja kalau sebagai muslim, tak pernah terbesit pun keinginan untuk hadir ke tanah suci. Hehehe. Banyak sekali warga muslim yang sangat merindukan untuk bisa ke tempat suci. Berapa banyak umat muslim yang melakukan usaha luar biasa untuk berangkat ke tanah suci. Berapa banyak juga pengalaman di luar nalar kita ternyata 'tiba-tiba' mendapatkan hadiah berangkat umroh. Ini baru jalan menuju ibadah umroh, belum lagi pengalaman saat dan setelah umroh ditunaikan.


Pun saya, mak. Saat kuliah pernah nulis di buku ngayal dan sampe ditempel di tembok, bahwa, stempel pertama saya di passport adalah Makkah atau Madinah. Dan 20 tahun kemudian, Allah kabulkan. Beberapa puluh tahun kemudian, iya, beberapa puluh tahun saya perlu menunggu dengan terus berusaha berfikir apakah ini bagian dari kesempatan untuk memantaskan diri datang ke rumahNya. Saya percaya bahwa dikabulkannya doa atau permintaan kita itu ada tiga macam.

Yang pertama Allah langsung berikan saat itu juga atas doa kita.

Yang kedua Allah tangguhkan untuk beberapa waktu ke depan

Yang ketiga Allah akan berikan dan rapel di akhirat nanti

Saat berdoa ingin dimudahkan untuk berangkat ke tanah suci juga saya banyak berkaca pada diri sendiri. Dan banyak sekali insight yang didapat.


Perlu puluhan tahun saya perlu bersabar menanti saatnya tiba. Dan kesempatan itu hadir dua bulan yang lalu. Bagian dari reward yang tidak disangka-sangka. Masya Allah. Jangan tanya rasanya menuju tanggal keberangkatan ya.... Baiklah, saya mengikatnya dalam 7 hikmah yang saya peroleh dalam perjalanan ibadah ini. Mudah-mudahan jadi penyemangat buat diri sendiri untuk selalu memperbaiki diri dan makin dekat denganNya.


1. Makin memperbaiki niat

Hari-hari menjelang datangnya tanggal keberangkatan, hati saya ra karuan rasanya , mak. Doa terus saya panjatkan agar diberikan usia hingga berkesempatan untuk umroh dan haji. Niat pun makin ditajamkan, diluruskan. Karena jangan sampai datang ke sana hanya ingin 'wisata religi'. Big no. Macem mau ketemu apa gitu, karena makin dekat tanggalnya, beneran deg-degan. Ga tau bagaimana membahasakannya. Mungkin saya aja yang norak kali ya. Hahaha.


2. Fokus

Ya, saya berusaha fokus pada apa yang akan saya perbaiki satu-satu ibadah saya. Banyak cerita berseliweran yekan, mak. Kalau selama kita di tanah suci tuh jangan ngomong gini nanti kejadian loh. Mbatin juga jangan. Duh, 'seseram' itukah tanah haram itu? Saya hanya percaya bahwa apa yang biasa kita lakukan di sini pun tentu akan sama halnya saat kita di tanah haram. Entah lah, saya berusaha menjauhkan diri dari cerita dan informasi yang bisa bikin saya berkurang euforianya. Saya ingin menikmati detik demi detik proses perjalanannya dengan cara saya. 


3. Gemuruh dalam dada

Saat kaki ini menginjak bandara Kin Abdul Aziz, ada rasa gemuruh di dalam dada yang sulit diungkapkan. Padahal saat itu saya dan rombongan sampai jeddahnya jam 23.00 waktu setempat. Dan masih harus melakukan perjalanan ke Makkah dulu sekitar satu jam lebih. Selama perjalanan di pesawat sampai tiba di hotel, mulut saya terus ndreemimil berdoa dan talbiyah. Makin dekat Makkah, makin ga bisa tidur saya. Seolah-olah tak mau melewatkan barang sedetik pun perjalanan ini.


4. Air mata tak terbendung

Hotel yang letaknya persiiiis depan masjdil haram, membuat mata saya berkaca-kaca, jantung berdegub kencang, berasa mau lari aja ke masjidil haram. Langkah kaki ini kemudian mulai meninggalkan hotel setelah menyimpan koper kecil, dan mulai bergerak ke masjidil haram. Langkah besar, cepat tapi pasti, saya dan rombongan memasuki pintu besar berukir indah. Masya Allah, saya sudah berada di pelataran masjidil haram. Makin melangkah ke dalam, makin berdegup kencang jantung ini. Dan tanpa aba-aba, air mata tumpah tak terbendung saat melihat bangunan  kubus ditutupi kain hitam nan wangi itu. bangunan yang selama puluhan tahun ke belakang hanya bisa saya lihat di sajadah, televisi atau di gambar-gambar lainnya. Masya Allah. 


5. Fisik menjadi makin kuat

Masya Allah, Allah Maha Hebat. Luasnya masjidil haram itu tak menyulutkan jama'ahnya sedikitpun untuk tidak beribadah di sana. Memanfaatkan sebanyak mungkin ibadah di sana seperti sholat 5 waktu. Beribadah di tanah tak hanya bicara soal kesiapan ruhiyyah namun juga persiapan jasadiyyah. Semua jama'ah ingin sholat di shaf terdepan, dekat dengan ka'bah tentu saja. Namun buat jama'ah perempuan, tentu ini tidak bisa. Namun ada area-area tertentu di mana shaf perempuan bisa dekat dengan ka'bah tanpa halangan.


6. Makin memperbanyak ibadah dan berbagi

Namanya juga perjalanan ibadah, tentu saja kita harus makin mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Belum tentu juga kita bisa ke tanah suci setahun sekali bila menggunakan matematika kita sendiri. Maka memanfaatkan kesempatan yang Allah beri adalah segalanya saat kita di sana. Targetkan satu ibadah yang memang ingin ditingkatkan dari hari ke hari. Misalnya sehari bisa menyelesaikan 3 juz minimal. Karena di sana itu , kita ga mikirin dunia sama sekali. Ga mikirin kerjaan (ya iyalaah), ga inget cucian kotor, udah masak apa belum. Duh, ga ada itu mak.


7. Allah sesuai dengan prasangka hambaNya

Saya yakin betul dengan ungkapan itu. Allah itu Maha Mendengar, baik yang di dalam hati apa lagi yang diucapkan. Itulah kenapa kita harus mengucapkan kalimat dan perkataan yang baik. Baik di dalam hati atau tidak. Bahasa kerennya selalu berdzikir. Ada kawan yang pernah bercerita saat di tanah air. Bahwa terbesit saja rasa sombong sedikit, saat itu juga balasan akan kita terima saat di tanah suci. Namun saya kembali berpikir bahwa sebetulnya hal seperti itu pun bisa saja terjadi di mana pun. Hanya kadang kita yang tak peka bahwa ada kejadian atau peringatan dari Allah atas perbuatan yang telah kita lakukan. 


Wallahua'lam. 

dua kota suci itu selalu menjadi kota yang paling dirindukan. Semoga kita semua berkesempatan dan pantas untuk hadir di sana seutuhnya. Amiin

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial