2. Cara Sederhana Membentuk Tim yang Solid

2. Cara Sederhana Membentuk Tim yang Solid

“kita bisa menjadi pribadi yang hebat saat bekerja sendiri, tetapi bekerja secara tim akan membuat kita sadar bahwa kita adalah manusia yang membutuhkan orang lain”

Projek Mandiri Teknologi untuk Ayah

Langkah kedua 

Yess… bekerja sama dengan orang lain akan membuka mata bahwa kita tuh bukan siapa-siapa. Kita tuh ternyata butuh orang lain untuk melakukan sesuatu. Mengenal kerja tim itu mengingatkan saya bahwa manusia betul mahluk yang tak bisa hidup sendiri. Ya iyalaah…sekalipun kadang kita merasa bisa melakukan banyak hal sendiri, tak perlu bantuan orang lain. Tapi percayalah, akan bertemu satu titik bahwa kita tak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. 


Setelah kemarin saya belajar untuk mengidentifikasi tantangan atau masalah. Lalu dilanjut belajar untuk mencintai masalah yang sudah ditemukan itu. Namanya mencintai, jatuh cinta pada masalah, artinya masalah itu tuh kepikiran  mulu, bikin ga enak makan ga enak tidur. Pengen segera menyelesaikan masalah itu. Nah, saat ini tuh, ada satu tantangan yang bikin saya greget tingkat kayangan. Kadang suka kepikiran. Sudah pernah tak ceritakan di problem statment saya  ya. 


Bagaimana cara membentuk tim yang solid?

Nah, saatnya sekarang mencari tim yang bisa melengkapi apa yang saya butuhkan saat masalah dan tantangan sudah ditemukan. Yang namanya tim itu bukan penerima manfaat dari solusi masalah yang kita hadapi ya mak, bukan. Tapi mereka adalah orang-orang yang memiliki tantangan yang sama dengan kita kemudian bergabung, saling mengambil peran untuk menyelesaikan tantangan tersebut.


Tim saya kali ini adalah suami dan anak-anak. Saya ajak mereka main lagi untuk membuat projek keluarga dan menjadi a home team. Pandemi membuat pergerakan kami sedikit banyak berkurang dari pada biasanya. Namun itu tak membuat kami pening tanpa aktivitas produktif masing-masing di rumah.


Tantangan saat ini yang akan diselesaikan dan peran masing-masing dari kami, saya simpan di sini .


Jadi, bagaimana caranya biar tim kita solid dan kuat?


Ada beberapa element team work yang perlu kita perhatikan saat akan menguatkan sebuah tim.  Ini dia yang perlu kita perhatikan :


1. Open Communication

Yes, saat akan membentuk sebuah tim, komunikasi pembuka sangat membantu. Jangan belum mulai komunikasi, salah satu tim malah curhat masalahnya tanpa memberikan solusi. Jangan curhat dulu. Jangan, nanti lelah hayati tim belum kuat dibangun tapi ternyata malah banyak curhatnya dari pada solusi yang ingin didiskusikan. Maka ;


A. Berbagi mimpilah 

Saat sudah mendapatkan tim yang sefikroh-sepemikiran, ceritakan mimpi masing-masing anggota tim. Biasanya kalau sudah muncul satu mimpi dan harapan, akan muncul mimpi keren lainnya dari sudut pandang yang berbeda. Menarik kan?


Inilah mimpi saya saat membangun dan mencari tim.


img-1626955928.jpg


Nah, saat ini saya sudah memiliki tim sendiri. Yaitu anak-anak dan suami. Kami akan melakukan projek keluarga di liburan semester ini dengan tugas dan peran masing-masing. Kami bersepakat untuk menyelesaikan tantangan yang ada di rumah. Ini lah problem statement yang akan kami angkat.


img-1626954774.jpg


B. Catat. 

Yes, catat setiap mimpi dan harapan para anggota tim Anda. Apa yang meresahkan lalu apa keinginan dan kebutuhan mereka saat memiliki tim ini. Kami sepakat mencatat progress masing-masing di situs nation . Kami semua memiliki akses masuk untuk berbagi.


C. Fokus pada solusi

Bener banget, saat membuka komunikasi pada tim yang baru, jangan langsung buka curhatan ya, tapi curhat plus solusi yang ditawarkan juga. Menghabiskan waktu dan melelahkan kalau jadi ajang curhat. Apalagi kalau curhatnya di WAG, panjang kali lebar kali tinggi. Jadi males bacanya, kalau saya. Jadi kalau pun cerita, tanyakan, apa yang ingin kita fokuskan pada permasalahan A ini ya? Bagaimana solusinya menurut teman-teman?


Saya dan keluarga inti juga memiliki WAG. Walau isinya hanya kami berempat, tapi kami memanfaatkan wadah ini sebagai tempat sharing saat kami berjauhan. Kebetulan mas Azka kuliah di Surabaya. Jadi wadah komunikasi yang paling efektif adalah WAG. 


D. Belanja masalah

Ini menarik kalau buat saya. Biasanya kan kalau kita mau membangun tim, butuhnya belanja ide yekaan, tapi mengapa saat ini kita malah diminta untuk belanja masalah? Yup, karena dengan adanya masalah itu bisa menaikkan kompetensi kita dalam mengelola masalah yang datang. Kita dan tim akan makin kuat dan menguatkan satu sama lain. Lihat saja masalah atau tantangan yang ada di sekitar kita, di lingkungan terdekat kita. Kelompokkan kemudian akan memudahkan kita saat membutuhkan informasi masalah dan penanganannya itu kelak.


Sebelum menentukan projek keluarga apa yang akan diangkat, kami berempat ngobrol tentang rencana projek keluarga tahun ini. Ada masalah apa saja sampai projek tidak berjalan. Sederhananya, kami mulai belanja masalah.


2. Clear direction

Dalam sebuah tim, setiap anggota akan saling belajar menyampaikan informasi dengan lebih baik dan jelas. Sampaikan apa tujuan dari tanggung jawab masing-masing tim, petakan kemampuan masing-masing tim lalu berbagi peran lah. Ini tantangan juga buat saya nih. Karena minggu ini anak-anak lagi pada UAS, jadi waktu terbatas banget untuk ngobrol. Tapi alhamdulilah terselesaikan ngobrolnya di meja makan. Dan ini dia hasilnya. Kami belajar memetakan kemampuan masing-masing. Siapa jago dan siap di area apa.


img-1626956278.jpg


3.  Mendelegasikan peran

Saat semua tujuan sudah dicatatkan, sudah tahu kemampuan dan kekuatan masing-masing anggota tim, saatnya mendelegasikan peran. Siapa berperan dan bertugas sebagai apa yng disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Buat list kebutuhan peran dulu baru kemudian tawarkan pada tim, siapa akan berperan dan bertugas sebagai apa. 


Kami di rumah Azkail sudah membagi peran dan tugas kami masing-masing sesuai dengan problem statement yang akan kami usung di rumah. Ini  dia peran dan tugas kami masing-masing:


img-1626956368.jpg


4. Perasaan memiliki projek

Ini penting dalam setiap projek yang akan dilakukan bersama tim. Saat semua anggota telah bersuara menyampaikan apa mimpi dan apa yang akan dilakukan, menyamakan frekuensi. Maka setiap anggota akan memiliki rasa memiliki dan bertanggung jawab pada projek tim. Bukan pada diri masing-masing. Siapkan start to end nya apa. Sebuah tugas dikatakan tuntas bila apa? Tugas akan dimulai dan diakhiri dengan aktivitas apa. Tentukan dan sampaikan agar tuntas di peran masing-masing. Buatlah kesepakatan di awal.


img-1626956481.jpg

Ngobrol di meja makan itu seru


Saat sudah memiliki tim, tentu banyak sekali yang harus dipersiapkan, salah satunya adalah keterampilan.

Nah, keterampilan apa saja yang perlu kita kuasai sih ? Yuk kita cek satu per satu;


1. Keterampilan berkomunikasi

Kemampuan untuk mendengarkan dengan hati tentang pesan, emosi yang relevan


2. Keterampilan berkolaborasi

Dalam membentuk dan membangun tim, tidak ada struktur yang bersifat hirarki. Yang ada adalah team of team. Satu anggota tim akan berkolaborasi dengan tim lain. Masuk lagi anggota tim, berkolaborasi lagi dengan tim lain. Satu sama lain saling melengkapi.


3. Keterampilan menyelesaikan masalah

Dalam hubungan membangun tim, tentu selalu muncul tantangan dan masalah yang ada. Maka identifikasi masalah, gali hingga menemukan akar masalahnya. Lalu gunakan data saat menyelesaikan masalah dan fokus pada solusi. Sepertinya kok mudah ya, tapi pada pelaksanaannya tentu menantang banget. 


4. Keterampilan merencanakan dan mengorganisir

Yuhuu, ini bener banget. Saat banyak kepala berkumpul menjadi satu, akan banyak sekali irama dalam sebuah tim. Maka kemampuan merencanakan dan mengorganisir tim adalah keterampilan yang perlu dimiliki oleh setiap orang. Terutama leader tim ya. Belajar mengelola waktu hingga pengelolaan SDM itu sendiri perlu


5. Keterampilan mengelola konflik

Keterampilan ini sesuattu banget. Selalu ada saja muncul tantangan dan konflik yang muncul dalam berkelompok. Maka sebelum konflik itu terjadi, sebaiknya kita sudah mempunyai golden rules atau kesepakatan awal bila terjadi peselisihan atau ketidak sepahaman, apa yang akan dilakukan di tim. Semua anggota tim sepakat akan golden rues tersebut. 


Tulisan di atas adalah hasil catatan saya selama menyimak perkuliahan bunda salihah di institut ibu professional. Ini adalah jenjang perkuliahan akhir, namun bukan yang terakhir. Perkuliahan jenjang ini mengajak kita semua untuk berani memiliki tim, melibatkan orang lain, mau itu keluarga atau orang di luar lingkaran keluarga. Berharap kelak akan muncul para ibu pembaharu yang dimulai dari rumah untuk dunia.

Jurnal #2

Sumber : https://azkail.com/2-cara-sederhana-membentuk-tim-yang-solid-detail-436673