Pengaruh Wabah Ini Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pengaruh Wabah Ini Dalam Kehidupan Sehari-Hari

“Tanpa kegelapan, kita tidak bisa melihat bintang”

Saat kondisi pandemi covid-19 ini menjadi wabah global, kita merasakan betul perbedaan yang signifikan efek baik dan buruknya dalam kehidupan sehari-hari. Pandemi yang telah membuat kita di rumah saja ini sudah memasuki minggu ke empat. Bahkan sudah masuk bulan ke empat sejak virus mematikan ini ditemukan di Wuhan, China pada bulan Januari lalu.


Pemberitaan yang tiada henti tentang penyebaran virus hingga kehidupan bermasyarakat, terus menghujani kita. Tak hanya media elektronik dan media cetak, platform komunikasi seperti whatsapp, we chat hingga media sosial pun ikut membunyikan keras  tentang covid-19. Bayangkan bagaimana rasanya bila kita terus dihujani informasi tentang sesuatu yang kita khawatirkan. Maka wajar kemudian banyak warga yang reaktif dalam menyikapi wabah ini. Mulai dari panic buyying hingga memborong alat pelindung lengkap untuk kepentingan keluarga. Dan ini juga diberitakan oleh banyak media sehingga efek dominonya luar biasa mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.


Kita bukan sekali dua kali menghadapi wabah seperti ini. Ingatkah. mak, saat flu burung, hingga virus sapi gila mengguncang dunia? Virus yang akhirnya menjadi wabah internasional ini sempat hadir ke Indonesia. Pun mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Dan buat saya sendiri, dari pada lelah hayati dengan dampak buruk yang dihadapi, kemudian berusaha melihat sisi positifnya saat wabah sudah mendunia. Saya tak ingin memenuhi otak lagi dengan informasi apa dan bagaimana virus covid-19 yang banyak beredar yang belum bisa dipertanggung-jawabkan. Maka kemudian saya belajar menyaring informasi dimulai dengan pembatasan penggunaan media sosial setiap harinya. Satu lagi, saya mulai membuat daftar baik efek dari wabah ini yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.


Dengan #dirumahaja tentu membuat hidup saya makin berwarna. Warna yang saya sadari, berbeda dengan sebelumnya. Dan ini adalah beberapa diantaranya :


1. Kualitas dan kuantitas beribadah

Entahlah, saat di rumah aja tuh ya, waktu untuk refleksi diri semakin luas dan dalam. Mungkin karena merasa akhirnya bahwa waktu 24 jam itu ternyata luar biasa. Saat bekerja di ranah publik, biasanya waktu berjalan cepat. Tapi saat semua pekerjaan domestik selesai, maka terasa sekali ada banyak ruang dan waktu yang bisa digunakan untuk berpikir. Dan ini adalah hal pertama yang saya rasakan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari selama wabah ini berlangsung. Semoga Allah mengampuni dosa saya, dosa keluarga dan dosa kita semua. 


img-1587438640.jpg

foto : pixabay

2. Jauh lebih produktif menulis

Sudah berlembar-lembar tulisan yang saya hasilkan selama di rumah aja. Semua isi hati dan pikiran tertuang bebas lepas di atas kertas. Free writing itu bikin plong di hati. Blog terisi setiap hari satu tulisan. Ada kesempatan memperbaiki ondol-ondol blog. Melakukan self editing beberapa tulisan yang sempat mangkrak atau sesekali re-write beberapa tulisan yang ada. Ini prestasi luar biasa buat saya loh. Belum lagi berbarengan dengan tantangan yang sedang saya ikuti di sebuah komunitas, dan saya menantang diri untuk menulis 1000 kata per hari. Ya walaupun kadang ga sampai target, tapi minimal saya menulis dengan rutin setiap hari. Ini aja sudah bikin indeks kebahagiaan saya meningkat.


img-1587438997.jpg

photo by unsplash


3. Menemukan ritme membaca setiap hari

Ya, saya jadi bisa mengelola waktu lebih leluasa lagi. Terutama waktu membaca buku. Betapa banyak buku-buku yang masih bersampul yang belum saya sentuh apalagi saya baca. Beberapa bulan lalu saat saya ke BBW-bazar buku murah, ternyata saya menemukan bahwa kecepatan membeli tidak sama dengan kecepatan membaca bukunya. Gawat yekaan. Akhirnya saya menambahkan to do list dan menantang diri sendiri untuk membaca maksimal tiga hari satu buku selama dua minggu dan ini berhasil. Gilak ya. Macem ketemu dengan pujaan hati, tenggelam dalam lorong waktu. Bisa tak berkutik bila sudah bersamanya #eeaaa. Kalau sudah membaca, paksu dan nak gadis, sudah tahu untuk tidak mengganggu. Ini tentunya saya lakukan setelah aktivitas prioritas urusan domestik di rumah, selesai. Tapi beneran, 24 jam di rumah itu membuat waktu membaca saya jadi jauh lebih panjang dari biasanya.


img-1587439567.jpg


4. Decluttering

Kenapa demikian? Ya karena semua anggota keluarga ada di rumah, saatnya kami melakukan sesuatu yang kami lakukan 6 bulan atau satu tahun sekali, yaitu decluttering room by room. Ini yang seru. Karena melibatkan energi, waktu dan hati, mak. Yang pernah beberes barang, tentu tahu capeknya, seru dan mengobrak-abrik hati. #eeaa . Memilah barang mana yang akan diberikan ke orang lain, disimpan dan dibuang itu sesuatu.


img-1587439750.jpg

5. Melatih ujung jari dan lidah –memasak

Saya terbiasa memasak untuk satu kali masak langsung habis atau maksimal untuk dua kali dikonsumsi. Capek? Ga juga sih, saya memandangnya seru. Karena dengan memasak untuk satu kali makan habis itu membutuhkan ketepatan dan kecepatan. Tepat memperhitungkan waktu mulai dari persiapan sampai dapur beres kembali. Dan kecepatan tangan dalam mengolah masakan. Berlama-lama di dapur juga ga membuat saya bahagia kok. Saya hanya menyukai prosesnya aja dengan waktu sesingkat-singkatnya tapi makanan sehat dan semua suka. Dapur buat saya masih kalah pamor dengan buku. Hahaha. Maka untuk mensiasatinya, saya menyiapkan masakan yang tak memerlukan waktu lama untuk penyajian. Kalau pun butuh waktu lama, bumbu dan bahan sudah disiapkan malamnya. Jadi saat akan eksekusi, sudah tinggal cemplang cemplung saja. Selesai deh. Capeknya pada saat pulang dari pasar sebetulnya. Saat semua bahan disiapkan untuk cemplang cemplung tadi. Kalau bahasa kerennya tuh, food preparation. Ini banyak sekali informasinya yang beredar d iinternet. Saya adopsi yang sesuai dengan kebutuhan saya aja. 


img-1587440395.jpg


6. Makin dekat sedekat-dekatnya dengan keluarga

Ya, me time kami jadi lebih produktif. Banyak momen yang bisa menjadikan itu obrolan berkualitas. Karena kan di rumah aja itu 4L, alias lu lagi lu lagi. Tak hanya dengan anak-anak. Kami jadi sering video call an dengan keluarga besar, menggunakan berbagai macam kecanggihan teknologi. Bercerita ini itu selama di rumah aja.


7. Lebih kreatif dan inovatif

Kondisi di rumah saja, yang betul-betul mengurangi aktivitas di luar rumah. Mendorong saya menjadi lebih kreatif memanfaatkan teknologi. Kebutuhan saya akan bertemu orang, terfasilitasi dengan ragam teknologi meeting yang ada di dunia maya. Saya memanfaatkan sedikit yang saya tahu dengan ikut berbagi kepada banyak orang saat sekolah ‘diliburkan’. Saat guru-guru harus tetap mengajar namun secara online. Dan ternyata banyak sekolah atau guru, yang belum siap menghadapi perubahan cara belajar. Baik terkendala ketidak tahuan akan ilmu pembelajran onlinenya, sinyal yang sulit di dapat hingga gawai yang tidak mendukung fasilitas belajar online. Maka ini menjadi kesempatan baik untuk saya berbagi di saat yang seperti ini.


img-1587440494.jpg


Tak hanya soal pembelajaran online, pasar tradisional di kota saya pun akhirnya melakukan inovasi untuk berjualan online. Kita cukup menghubungi no WA yang tertera untuk memesan sayur hingga sembako lalu mereka akan antar ke rumah kita. Dan itu berlaku di semua pasar besar di kota Bogor. Termasuk pasar Jambu Dua dekat rumah saya. Pemerintah betul-betul membantu masyarakat dengan tidak banyak melakukan kegiatan di luar rumah.


img-1587441058.jpg


Saya percaya, selalu ada sisi baik dari setiap ujian yang datang kepada kita. Semua tergantung dari sudut pandang mana yang akan kita gunakan untuk teru bergerak maju. Kaca spion digunakan hanya untuk  sesekali melihat ke arah belakang saja, bukan? Maka seberapa besar pengaruh wabah covid-19 ini pada kehidupan kita sehari-hari. 


Ingatlah, selalu ada pelangi setelah hujan turun.

Selalu ada bintang saat gelap datang.

day2/30

Sumber : https://azkail.com/pengaruh-wabah-ini-dalam-kehidupan-sehari-hari-detail-425572