Saya belajar mempertajam ini selama karantina covid-19

Saya belajar mempertajam ini selama karantina covid-19

Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan.

Hari ini sudah masuk minggu ke empat kami di rumah saja efek karantina mandiri covid 19 yang kian menggila. Sudah dua atau tiga kali dalam satu bulan ini, surat edaran dari pemerintah atau dinas pendidikan keluar. Isinya menginformasikan bahwa belajar di rumahnya diperpanjang. Walau setiap surat itu keluar, selalu menetapkan tanggal kapan masuknya ke sekolah. Namun belum sampai masa itu datang, surat edaran berikutnya keluar. Meralat surat sebelumnya dan menambahkan, lagi, waktu belajar di rumahnya. 


Namanya juga wabah, tentu saja kita tidak bisa main-main. Sudah ratusan orang yang meninggal dunia di Indonesia. Ini hal yang sudah sangat amat serius untuk segera dilakukan penanganan yang masiv. Dan kewajiban selalu berada di rumah, jangan keluar rumah sudah tepat. Maka wajar bila kemudian pemerintah memperpanjang belajar di rumah hingga awal Juni 2020. Yang kalau kata anak saya, libur kali ini bersejarah. Begitu 'libur' selesai, masuk-masuk aku sudah jadi mahasiswa. Karena selain tidak ada UN, UTBK diundur, tes UTBK hanya ada TPS atau Tes Potensi Skolastik saja dengan menggunakan cara yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ada juga cara belajar yang kekinian, orang tua dan guru mulai coba cibi aplikasi daring.


Karena si bungsu memang sudah Home Learning, Home Education, Home Schooling, ‘Sekolah Rumah’, (apapun namanya) bersama kami sejak SMA, maka tidak ada yang jauh berbeda dalam keseharian di rumah. Study From Home (SFH) yang pemerintah gulirkan selama virus corona merebak, berusaha betul-betul kami maksimalkan. Karena saat ini memang waktunya banyak dihabiskan di rumah dengan porsi akademik yang jauh lebih banyak dari sebelumnya. Tantangan mengasah kepekaan kami sebagai orang tua, tentu lebih menggemaskan karena sedang mempersiapkan melaju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.


Bagian dari mempersiapkan hal tersebut, rencana pembelajaran harian yang telah dibuat saat awal bulan, sudah ditempel nak gadis di sudut meja kerja saya yang sekarang jadi meja belajarnya. (Saya jadi bertukar posisi duduk). 


Alhamdulilah masuk minggu ke empat ini, tak banyak rencana pembelajaran yang berubah. Mungkin karena sejak awal memang dilakukan di rumah dan terkontrol kami berdua. Sehingga tidak terdistrak dengan kegiatan luar ruang, projek pribadi dan aktivitas HS di PKBMnya.


Dari caranya nak gadis menjalani keseharian selama SFH ini, ada beberapa catatan positif yang saya amati selama benar-benar belajar di dalam rumah ya, mak. Kepekaan untuk mempertajam caranya belajar dan belajar caranya belajar itu menarik diamati. Ini adalah salah satunya.


1.Mengasah telinga dan hati untuk menjadi pendengar aktif

Buat nak gadis yang memegang konsistensinya cukup tinggi atas apa yang telah dibuat, perubahan waktu mendadak baginya bisa merubah banyak hal yang telah dipersiapkan sejak awal. Cara bergeraknya yang terbiasa terstruktur, terencana dan tahu apa yang akan dituju nanti, membuatnya perlu waktu untuk menyesuaikan perubahan mendadak dengan time linenya. Waktu online buat nak gadis itu adalah saatnya pegang hp, belajar online, nonton youtube, vidcall-an dan baca infa info online seputar hobinya.


Saya melihat beberapa kali di awal minggu, nak gadis kelihatan gemes dengan bentroknya beberapa jam belajar onlinenya. Karena itu artinya ia harus mengkoordinasikan jadwal sebelumnya yang telah terlebih dahulu disepakati dengan pembuat jadwal yang baru hadir. Dan itu butuh pengendalian emosi yang luar biasa karena terkait sesuatu yang sedang ia kejar.  Sempat mengeluh pusing sebelah, leher sakit sebelah, kaku gitu katanya. Karena kebanyakan mantengin HP dan leptop yang nyaris bersambung dari pembelajaran online satu ke yang lainnya. Ia tidak nyaman dengan kondisi yang harus selalu online depan gadget.


Bersyukur setiap malam, pillow talk selalu jalan. Sehingga semua tantangan bisa dikeluarkan dengan baik. Saya berusaha mendengarkan saja kalau lagi gemesnya keluar.  Saya belajar menjadi pendengar aktif. Ternyata solusi itu bisa datang dari dirinya sendiri setelah apa yang ada di kepala dikeluarkan, lalu diurai satu-satu. Kata-kata ajaib saya saat mendengar aktif tuh seperti : 


“Oh, gitu, Ade ga suka ya?” (berusaha empati critanya)

“Trus....” (Biar terus bercerita, mengeluarkan kegemesannya)

“Oalah, pasti sebel banget ya kalau digituin.” (konfirmasi perasaannya)

“Jadi gimana rencananya de kalau udah kayak gitu?” (baru pancing dengan problem solving yang akan dia lakukan)

“Sepertinya aku akan bla bla bla deh sama mentornya, mau tak gambarkan kesulitannya kita saat belajar online yang nyambung-nyambung gitu waktunya.”

“Oh gitu, kapan rencana ngomong ke kakak mentornya?” (giring ke solutif)

“Mungkin besok siang, sebelum belajar dimulai.”

“Keren, solusinya sudah ketemu ya, de.”


2. Belajar menahan diri

Tahun ini, efek dari pandemi global virus corona, UN (Ujian Negara) ditiadakan, diganti dengan nilai akumulasi nilai rapor semesteran. UTBK (Ujian Tertulis Berbasis Komputer) pun yang seyogyanya diadakan di awal April, jadi diundur ke bulan Juli 2020. Karena UN hanya mengambil nilai rapor semester maka nak gadis merubah fokus ke arah persiapan UTBKnya. Nilai rapor menurutnya sudah di atas rata-rata semua. Aman katanya. Kami manut saja atas keputusannya untuk tidak melakukan perbaikan angka rapornya. 


Setiap perubahan tentu membawa positif negatifnya. Baginya, diundurnya waktu pelaksanaan, artinya sama saja memperpanjang masa belajar akademik. Dan ini menjadi nilai positif buat anak yang tekun dan terstruktur macam nak gadis. Kemudian, saya melihat tempelan di meja belajar dan papan tulis kecilnya terjadi perubahan time line aktivitasnya, terutama yang berkaitan dengan persiapan UTBK. Ini kelihatan sekali dari warna-warni sticker notesnya. Jadi saya bisa pastikan itu berbeda isi dengan sticker notes sebelumnya. Segala logo universitas impian pun ada di bagian tempelan itu. Aamiin.


Yang menarik adalah ia memutuskan untuk mengikuti TPS online yang diikuti puluhan ribu anak SMA dari seluruh Indonesia. Ia bercerita bahwa ia perlu mengukur diri, perlu tahu kualitas proses belajarnya selama ini dengan mengikuti TPS secara nasional. Dan kemarin hasil TPS onlinenya sudah diumumkan. Ia menyimpulkan untuk sementara ia harus memperbaiki di sisi AB dan C. Mengapa demikian? Karena ternyata ia berhasil masuk di 1/3 peserta. Walau katanya server saat TPS nya sempat down dan ia tak bisa menyelesaikan beberapa belas soal karena ga bisa di klik. 


Apa artinya buat kami? Ia sudah tahu kebutuhan dirinya sendiri, ia mampu mengukur sampai mana kebutuhan itu dan apa yang kemudian harus dilakukan. Ini proses yang membahagiakan buat saya pribadi. Ga perlu adanya tarik urat saat berdiskusi soal penjurusan kuliah, soal ngudak-ngudak untuk belajar. Ga, kami tak pernah melakukan itu. Belajar saat ini menjadi kebutuhan dan fokus utamanya. ya mungkin karena ia sudah faham apa yang dibutuhkan kali ya.


Saya kemudian diingatkan kembali akan apa yang dulu pernah saya lakukan pada nak gadis. Keseruan menemukan caranya belajar dan saya belajar caranya belajar bersama nak gadis itu yang seru. Saat ini saya baru menyadari bahwa komunikasi dan memberikan anak kepercayaan itu menjadi kunci utamanya selain dukungan doa. Mungkin ada banyak faktor yang mempengaruhi, tapi saya rasa, mengalirnya saluran komunikasi yang dibangun membantu anak untuk percaya akan kemampuan dan kebutuhannya. Selama masa belajar di rumah, beneran 24 jam 7 hari seminggu kami bertemu. jadi makin rekat dan merekatkan, asah mengasah banyak keterampilan, termasuk mengasah bagaimana meluaskan hati dan melebarkan telinga.


img-1586844175.jpg


Jadi, bener juga kata nak gadis, kalau hidup tanpa rencana dan arah yang jelas untuk meraihnya, seperti naik kapal yang berlayar tanpa tujuan. Saya memaknai setiap to do list dan oret-oretan yang ditempel di kamarnya sebagai bagian motivasi dan afirmasi dirinya. Terima kasih selalu jadii guru terbaik mamak yaa.


Satu lagi, selalu ada sisi positif yang bisa didapatkan selama kita melihatnya positif.


Stay safe and healty ya mak.

Sumber : https://azkail.com/saya-belajar-mempertajam-ini-selama-karantina-covid-19-detail-425286