Home / Artikel Review Buku Start With Why

Review Buku Start With Why

Review Buku Start With Why

Review Buku lain-lain

Jum'at, 01 Januari 2021

2. Pemimpin

Dipenjelasan ini, saya banyak sekali kasih warna di buku dan sticky noted nya. Saya jadi banyak belajar dengan model kepemimpinan dari kacamata Simon terkait kepercayaan. Menurutnya seorang pemimpin itu butuh pengikut, dan semua orang bisa memimpin tapi tidak semua orang bisa menjadi pemimpin. Beda ya. Saat memimpin, semua orang bisa saja melakukannya, entah karena memang keharusan kenaikan jabatan atau karena kekuasaan turunan. Namun menjadi pemimpin itu butuh keterampilan, butuh kepercayaan orang lain yang akan dengan serta merta melakukan sesuatu tanpa tapi. 


Seorang pemimpin itu menginspirasi bukan hanya memotivasi. Ia mampu menciptakan lingkungan di mana ide-ide besar terjadi. Saya suka sekali dengan banyaknya contoh yang disajikan dalam buku ini tentang tokoh-tokoh yang telah melewati proses sebagai pemimpin yang bisa menginspirasi. Kita bisa banyak belajar bagaimana seorang kapten Lori  Robinson, perusahaan Southwest, sampai seorang Nick Leeson dalam memimpin. Siapa mereka dan apa yang mereka lakukan? Aiih, baca bukunya lebih dapet rasanya. Cek di bab 6 ya mak. Di bab ini mata saya terbuka lebar tentang bedanya pemimpin yang menginspirasi dan pemimpin yang memotivasi dan memanipulasi kepercayaan.


3. Perbesar sumber inspirasi

Konsep lingkaran emasnya Simon ini menarik. Karena selain ternyata sesuai dengan biologis struktur otak kita saat berpikir dan memutuskan sesuatu, juga akan berbentuk tiga dimensi. Dan dua dimensinya adalah tampak atas seperti mengkerucut. Yang bila dimiringkan kerucutnya, kita akan melihat nilainya secara utuh. Bingung? Ini ilustrasinya yang ada di halaman 207.


img-1609592251.jpg


Kerucut ini mewakili sebah perusahaan atau organisasi yang teratur dan hierarkis. Duduk di puncak sistem, mewakili mengapa adalah seorang pemimpin atau CEO. Tingkat berikutnya adalah tingkat bagaimana yang berisi para eksekutif senior yang terinspirasi oleh visi sang pemimpin dan mengetahui bagaimana cara menghidupkan visi itu. Dan yang paling bawah adalah tingkatan apa, di mana ban bertemu dengan aspal, tingkatan di mana sebagian besar pegawainya duduk dan semua hal yang kasat mata terkait kepercayaan terjadi.


MENGAPA hanyalah sebuah kepercayaan.

BAGAIMANA adalah tindakan yang kita lakukan untuk mewujudkan kepercayaan itu

APA adalah hasil dari tindakan itu sendiri.


Perluas sumber inspirasi, jangan berhenti hanya di titik puncak sebagai pemimpin, namun semua pegawai hingga level terendah pun harus tahu mengapa perusahaan itu ada di tengah masyarakat. 


Buku ini cocok jadi teman duduk yang paling setia. Ia akan menceritakan kepada kita, pembacanya, tentang bagaimana caranya agar kita bisa menjadi pemimpin yang menginspirasi. Cocok banget untuk Anda yang sedang berbisnis, Simon banyak sekali menceritakan kesuksesan para pebisnis ulung dunia dan perusahaan yang mampu bertahan hingga puluhan tahun yang ternyata menggunakan konsep lingkaran emas ini. 


Walau buku ini terbit tahun 2009 tapi selalu jadi best seller, dan tahun 2020 lalu sudah memasuki cetakan yang keempat. Di beberapa bagian bab saya mulai merasakan kebosanan karena lagi-lagi Simon memberikan contoh perusahaan atau tokoh secara berulang walau dari sudut pandang berbeda. Jadi bila penjelasan tentang tokoh itu muncul, sata jeda dan berhenti dulu bacanya. Namun saya salut banget dengan penelitiannya mengupas habis tentang perusahaan dan tokoh tersebut dari berbagai sisi. Ini memberikan gambaran utuh bagaimana konsep yang ia temukan memang benar adanya.


Kalau membaca catatan yang ia kumpulkan sebagai referensi bukunya sebanyak 12 halaman, membuktikan bahwa ia sungguh-sungguh  dalam kepenulisannya. Ya iya lah. Kalau kita terniat banget mau tahu itu referensinya, langsung googling aja, lengkap ia berikan link dan judul bukunya. Dimudahkan pula dengan membagi per bab untuk setiap referensinya. Buku setebal 358 halaman ini cukup bikin saya banyak menempelkan sticky noted di banyak halaman dan banyak warna kuning yang perlu saya butuhkan.


Sssttt... saran saya, jangan berhenti baca buku Start with Why, lanjutkan ke buku Simon berikutnya yang berjudul Find Your Why. Nampol banget bukunya. Tunggu review saya ya.

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Jejaring Sosial